Bab 1: Kenapa Aku?

29.2K 924 42
                                    

Seorang perempuan nampak melipat bibirnya kencang hingga memutih, menahan gemuruh didada. Dirinya baru saja pulang dari perantauan, namun keluarganya, malah memberikan kejutan yang luar biasa. Ia menggeleng-gelengkan kepala, tidak bisa menyangka hal ini dapat terjadi kepadanya.

Perempuan itu berdiri, menatap bapaknya dengan pandangan keheranan, pun kedua alisnya sampai menyatu. Ia berdecak.

"Apa maksudnya, Pak?" tanya anak perempuannya. Suaranya tercekat bahkan hampir hilang karena tak habis pikir dengan jalan pikir bapaknya.

"Maafin Bapak, Nduk. Iki dalan satu-satune ben kita bisa terbebas dari utang," ucap Pak Wira lemah. Pria tua itu menunduk malu tak ingin menampakkan wajahnya di hadapan sang putri.

Perempuan itu, lantas menarik napasnya dengan dalam kemudian diembuskan. Ia mengalihkan pandangan, memperhatikan satu anggota keluarga lainnya yang sepertinya biasa saja akan permasalahan yang sedang mereka alami. Sang kakak bahkan memainkan kukunya dengan santai.

Sialan sekali kakaknya itu. Pasti dia yang merayu Bapak agar dirinya saja yang dijodohkan, padahal dia sendiri biang masalahnya. "Ya tapikan ada Mbak Anjani, kenapa harus aku? Ini juga salah Mbak, bukan aku, Pak!" Mata perempuan itu menghunus tajam ke arah sang kakak.

Kakaknya langsung melotot tidak terima. Ia menatap sang bapak untuk meminta perlindungan.

"Mbakmu ngancem akan bunuh diri—"

"Biarkan saja bunuh diri, toh dia tidak ada gunanya untuk hidup!" tekan perempuan itu kejam, namun ia masa bodo. Ini sudah kelewat batas.

Ia lelah, apa-apa harus dirinya yang mengalah. Kakaknya melakukan apapun seenaknya, Bapak tak pernah mempermasalahkan. Kakaknya selalu meminta uang kepada dirinya, Bapak pun tak ingin tahu. Dari kecil, sebagian besar kasih sayang Bapak diberikan untuk Mbak Anjani, sehingga menjadikan ia sebagai perempuan manja hingga saat ini. Berbeda sekali dengan dirinya yang dipaksa mandiri sedari kecil.

Bapak menatap tegas si bungsu, ia tak menyangka putrinya bisa berucap seperti itu. "ALMIRA! jaga ucapanmu! de'e iki Mbakmu, ojo sekali-kali kowe berucap ora apik, Nduk!"

Anjani, mendongak dengan arogan karena mendapatkan pembelaan dari Bapak. Ia bahkan berani menunjuk-nunjuk sang adik. "Heh, Mira denger ya, kamu tuh harus membayar semua rasa kehilanganku pada ibuku! Karena kamu, ibuku meninggal. Gara-gara kamu, aku ndak punya kasih sayang ibuku lagi. Dia pergi karena kamu, Mira!" ujarnya dengan kabut emosi yang entah nyata atau hanya akting.

Ya, lagi dan lagi kakaknya mengungkit masa lalu. Mana bisa Almira merubah takdir.

"Mbak, aku pun juga sama! Ibuk meninggal karena sudah takdirnya, bukan karena melahirkan aku!" bantah Almira tidak terima.

"Ndak! Kamu pembunuh! Kamu harus membayar rasa yang sudah kamu renggut, Mira. Iya kan, Pak?"

Almira menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis pikir. "Gila kamu, Mbak! Bapak pun nggak pernah sekali saja membela aku. Kalian semua sama saja!" Ia berbalik arah masuk ke dalam kamarnya. Dirinya tidak kuat.

Almira meninggalkan kedua orang yang membuat kepalanya ingin pecah. Anjani adalah sesosok perempuan manja yang apa-apa selalu berada di ketiak ayahnya. Dan bapak adalah orang yang selalu berada digarda terdepan untuk sang sulung, namun tidak untuk dirinya.

Ia duduk di atas kasur dipan. Pikirannya melayang akan keputusan yang bapaknya ambil.

Almira menatap jendela yang memperlihatkan jalanan rindang dengan beberapa anak kecil yang berlarian sedang bermain.

Gara-gara Anjani, Bapak jadi terlilit utang. Perempuan itu dengan berani meminjam modal usaha kepada rentenir. Anjani dan temannya berencana akan membuka toko baju, namun malangnya, uang yang sudah ada digenggaman tangan harus raib karena kakaknya yang bodoh itu ditipu calo. Anjani selalu melakukan hal tanpa pikir panjang. Dan bukan hanya itu saja pokok masalah utangnya. Mantan suami Anjani, dengan tidak tahu dirinya meminjam uang dalam jumlah yang besar atas nama kakaknya dan sekarang kabur entah ke mana. Almira pun mengutuk pria itu.

Nyonya Bhagawan (Milikku, Satu dan Selamanya)Where stories live. Discover now