Treinta y dos

4.8K 362 38
                                    

•••

Dokter dan perawat memasuki ruangan, memberi isyarat agar Donghyuck memberi ruang untuk melanjutkan proses perawatan Renjun. Renjun sudah tidak sadarkan diri karena obat bius, dan Donghyuck terus menggenggam erat jemarinya.

“Baik, bisa kita mulai?”

Donghyuck mengangguk sembari mempersilahkan petugas untuk menangani Renjun. “Harap mengenakan masker yg telah disediakan, Tuan.” Tanpa membalas Donghyuck dengan segera melakukan peemintaan sang Dokter.

Dengan bunyi mesin dan alat medis yang terus berputar, dokter mulai bekerja pada Renjun. Meskipun Donghyuck merasa tidak tahan dengan darah, dia tetap berdiri di sampingnya, menahan rasa pusing dan rasa mualnya. Phobia tidak berarti saat ini, karena yang terpenting adalah Renjun dan bayinya.

Donghyuck terus memandangi wajah tenang Renjun, mencoba memberikan kekuatan melalui sentuhan dan doanya. Dia bisa melihat betapa pucat wajah pemuda itu, dan hatinya terasa berdebar-debar. Namun, tekadnya untuk menjadi pendamping yang kuat bagi Renjun tidak pernah goyah. “Mereka akan baik baik saja...kau harus percaya pada dokter, Hyuck.” Gumam Donghyuck dalam hati.

Dokter mulai melakukan sayatan kecil di perut lelaki Huang, dan Donghyuck merasa jantungnya berdegup lebih kencang. Air mata terasa menekan di sudut matanya, namun dia berusaha menahan emosi. Melihat proses operasi membuatnya sadar akan keberanian yang harus dimiliki Renjun.

Setiap gerakan dokter diikuti oleh perasaan campur aduk dalam hati Donghyuck. Di saat yang sama, dia merasa bersyukur kepada tim medis yang sedang berusaha keras menyelamatkan nyawa Renjun dan bayinya. Sentuhan dingin alat bedah dan bau khas rumah sakit semakin mengukir kenangan mendalam di dalam benak Donghyuck.

“Huhuuweeeee!!! hiks..huuweee”

Tiba-tiba, suasana menjadi hening saat tangisan bayi yang baru lahir memecah keheningan. Donghyuck menoleh, terkejut melihat momen pertama bayinya yang diarak dokter. Mata Donghyuck berkaca-kaca.

Sang Dokter dengan segera memotong tali pusar si bayi merah, kemudian sedikit menepuk bokong sang bayi hingga tangisan super kencang itu kembali menyentak semua orang. Lalu meletakkan makhluk merah tersebut di timbangan khusus, barulah dokter secara tiba tiba menyodorkan sang bayi kearah Donghyuck yg masih terdiam tak mampu bergerak. “Selamat Tuan, bayimu perempuan. Dia sehat dengan bobot 3,9 kilogram.”

Donghyuck lagi lagi bergeming tak tau harus apa. Dia tidak pernah mengalami peristiwa seperti ini sebelumnya, dimana makhluk mungil itu ternyata ialah buah cinta hasil dari dirinya dan Renjun. Donghyuck merasakan nafasnya berhembus buru buru. Matanya terpaku pada makhluk kecil itu yang kini menangis dengan penuh semangat. Donghyuck merasa detak jantungnya berdegup lebih cepat, menciptakan kebahagiaan yang sulit untuk diungkapkan.

“Saya tidak pernah membayangkan perasaan ini,” Ujar sang gemini dengan suara yang gemetar, memandangi bayinya dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih, terima kasih banyak.”

Donghyuck mengucap syukur dalam hati. Sebagaimana anaknya yg terlihat sehat dengan tangisan yg kencang. Donghyuck langsung mengecupi seluruh wajah Renjun, menyalurkan rasa haru yg mendalam dari lubuk hatinya. Dia kembali menangis haru.

“Injunnie, kamu luar biasa. Baby kita telah lahir. Dia perempuan, cantik seperti ibunya.” Bisik Donghyuck dengan suara lembut.

“Tidak ada kata yg bisa mendefinisikan kebahagiaanku saat ini, injunnie. Aku sangat sangat senang, hingga bahkan sulit menerima oksigen barang sebentar saja. Aku terlalu bahagia. Kamu sudah berhasil. Kamu ibu terbaik untuk baby kita. Segeralah bangun injunnie, aku sangat merindukanmu. Sangat.” Tidak lupa memberi kecupan sayang dipunggung tangan sang kekasih.
.
.
.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

EMEIS || HYUCKRENWhere stories live. Discover now