Cuatro

8.7K 1K 39
                                    

•••

“Ku tanya sekali lagi. Kau serius ingin memiliki anak dari pemuda itu?”

Donghyuck memutar matanya menahan kesal. Jengah mendengar pertanyaan jeno yg hanya berputar putar disitu situ terus.

Sekarang keduanya tengah bersantai diruangan sang atasan. Donghyuck yg memintanya sendiri karena memang tidak sembarang orang bisa memasuki ruangannya. Donghyuck hanya akan mengizinkan jika ada sesuatu yg penting seperti membahas dokumen atau yg berbau pekerjaan. Sebaliknya ia tidak akan membiarkan siapapun menyentuh kawasan miliknya.

Pria dengan wajah datar tersebut termasuk sangat menjaga wilayah privasi. Berbeda lagi dengan jeno.

“Apa alasanmu, hyuck?”

Ck, panggil aku sajangnim! Kau lupa di perusahaan kita tidak diperbolehkan nonformal huh?!”

Jeno berdecak. “Maafkan saya sajangnim. Dimohon untuk menjawab pertanyaan saya.”

Donghyuck melipat kakinya menyilang. Netranya menerawang jauh. “Tidak butuh alasan jika ternyata aku memang menginginkannya bukan? Pemuda itu tidak buruk juga. Dia masih muda. Cantik dan manis secara bersamaan. Bila eomma punya cucu darinya itu akan menjadikan penerus Lee berkualitas. Perpaduan antara wajah kami berdua. Bukankah menarik?” Donghyuck melirik jeno dengan seringaian tampan.

Jeno mengangguk setuju. Benar juga.

“Lalu apa yg akan sajangnim lakukan padanya?”

“Apalagi kalau bukan membuatnya hamil anakku.”

“Yakk! Tidak bisakah kau berpikir sedikit kearah lain selain hal hal seperti itu?! Maksudku, kau memiliki rencana apa selanjutnya?!”

Donghyuck mengusap dagu sembari berpikir. Tidak benar benar serius juga sebab hanya ingin tampak sebagai pemikir keras didepan jeno.

“Aku hanya butuh anak darinya.” Donghyuck beralih menatap jeno dingin. “Kau tahu pasti bagaimana kelanjutannya jeno-ssi.”

Jeno hanya mengangkat sebelah alisnya sebagai reaksi. Ia tidak perlu terkejut mendengar perkataan bedebah satu ini. Lee Donghyuck beserta watak arogannya ialah satu kesatuan yg sangat memuakkan. Seakan akan memang sangat match bila digabung.

“Kembalilah keruanganmu jeno-ssi.”

“Tanpa anda suruh sekalipun saya tak berniat berdiam disini lebih lama lagi, Lee sajangnim..”

Donghyuck tak peduli, lebih mementingkan pekerjaannya yg sedari awal meminta atensi untuk disentuh.

.
.
.
.

Dua hari berlalu, renjun mendapat pesan dari jeno untuk segera ke perusahaan. Orang yg akan menerima 'Jasanya' ingin bertemu dengannya.

Dilingkupi perasaan gugup, renjun berjalan mengikuti pegawai yg mengantarkannya ke sofa khusus yg telah disediakan untuk tamu perusahaan.

“Anda bisa menunggu disini tuan. Kalau begitu saya permisi dulu.” Renjun duduk dengan tegang. Ia memikirkan segala kemungkinan yg terjadi sebentar lagi.

Apa renjun akan langsung diantar ke hotel atau bagaimana? Apa pria yg sempat ia temui dan ia ketahui adalah boss nya jeno itu kasar atau tidak? Apa pria itu kejam?Apa dia seorang Maso? Semua pikiran pikiran tersebut membayang bayangi renjun. Ia jadi takut sendiri. 

EMEIS || HYUCKRENWhere stories live. Discover now