Diecinueve

6.8K 781 61
                                    

•••

Donghyuck menyetir dengan ugal ugalan. Mendesak pengendara lain yg mencoba menghalangi jalannya.

Ternyata perasaan tak enak yg sejak tadi menggerogoti pikiran dan hatinya bukanlah semata mata perasaannya saja, melainkan sebuah pertanda buruk yg akan terjadi.

Seharusnya donghyuck tidak meninggalkan renjun, seharusnya donghyuck seret saja pemuda itu dan membawanya pergi dengannya. Tidak membiarkan renjun tinggal bersama bocah tengik tersebut. Hah, donghyuck mengutuk segala emosi miliknya.

Selepas menerima panggilan telfon dari renjun, otaknya seakan kacau balau. Donghyuck tidak tuli untuk mendengar isak tangis renjun diseberang sana. Pemuda itu terus mengeluh sakit diperutnya, membuat donghyuck dengan segera tancap gas untuk kesana sekarang juga.

“Bertahanlah renjun.”

Tiba tiba lampu jalan berkedip merah. Semua berhenti menunggu bertukarnya tanda lalu lintas. Donghyuck memukul setir, dan berteriak.

Kembali mengklakson brutal, mengundang pengendara lain ikut marah melihat aksi tak tahu aturan pria itu. Ia sendiri tak peduli.

“Minggir!”

“Heii, kau tidak lihat tanda lampu merah?! Sabarlah sedikit.”

“Aku bilang singkirkan mobilmu, bangsat!” Donghyuck memaki. Berhasil membuatnya mendapatkan jalan meski harus menjadi bahan omongan pengendara lain. Tanpa peduli pada apapun pria tersebut langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Bahkan mobil polisi yg sudah mulai mengejar sama sekali tidak ia hiraukan. Donghyuck menggila.

Mengusap kening yg mendadak pusing, pria kelahiran juni tidak berhenti mengumpat.

“Ohh hell..”

Donghyuck memasuki mansion megahnya dengan cemas. Berlari menaiki tangga menuju kamar.

“Renjun..”

Didalam kamar, yg dapat donghyuck lihat hanya renjun yg sudah berlinang cairan kental berwarna merah pekat. Tergeletak tak sadarkan diri diatas ranjang.

Donghyuck dengan segera menghampiri si manis. Menepuk pipi renjun yg pucat pasi. “Renjun. Hei, bangunlah. Aku sudah datang..”

“Ugghh...hyung”

“Aku bersamamu dear. Kita kerumah sakit ya?”

Keadaan renjun yg seperti ini menambah ketakutan donghyuck. Tanpa membuang waktu lagi, donghyuck angkat renjun menuju gendongannya dan membawanya keluar.

Diruang tamu ternyata sudah berdatangan para maid, donghyuck menggeram tertahan. Air mukanya sangat tidak dapat ditebak.

Kemana mereka saat renjun berteriak kesakitan?!

“KALIAN SEMUA AKU PECAT. KELUAR DARI MANSIONKU!”

Semua tertegun kaget. Donghyuck tidak pernah bercanda bisa sudah berucap Apapun yg ia putuskan bersifat mutlak.

Tanpa memperdulikan mereka semua, donghyuck langsung membawa renjun ke mobil, meletakkannya dikursi tengah. Mengusap sebentar dahi yg betah berkeringat.

EMEIS || HYUCKRENWhere stories live. Discover now