Veintiuno

6.5K 639 42
                                    

•••

Pemuda aries termangu dalam pikirannya sendiri.

Lambaian anak rambut yg diterbangkan semilir angin buat matanya memejam nyaman, sembari menghirup aroma bunga bunga dihalaman belakang rumah. Senja telah menyambut, namun pemuda itu tidak segera beranjak. Memilih menekuk wajah lesu dengan pandangan bosan.

Renjun terjun dalam pemikiran rumitnya. 

Jemari tertuju pada tonjolan yg sedikit tampak. Bulatannya sudah mulai terasa, renjun sering merasakan perutnya kembung macam kekenyangan. Ia mengelusnya penuh sayang. Usia kandungan renjun sudah menginjak awal trimester kedua, yaitu empat bulan. Membuatnya semakin merasakan perubahan lain setelah mengalami masa morning sickness hingga beberapa minggu. Ditambah lagi hormonnya yg kian hari makin tidak karuan.

Sebentar bentar marah, sebentar bentar membentak, renjun selalu merasa menyusahkan donghyuck sejak masa hamil. Memaksa jika menginginkan sesuatu, bila tidak dituruti ia akan berujung mengamuk tidak jelas. Melampiaskan ketidak puasannya kepada pria itu. Renjun sadar. Ulahnya sudah keterlaluan.

Sejak seminggu terakhir, donghyuck meminta renjun untuk tetap dirumah. Tidak menyarankannya berangkat kuliah karena beralasan khawatir kepada renjun. Untungnya kekuasaan donghyuck dapat memudahkan izin renjun untuk absen mata kuliah, meski harus renjun akui berada dirumah amat sangat membosankan. Jenuh, belum lagi hanya begitu begitu saja yg bisa dirinya lihat.

Taman, ruang tamu, kamar, taman, ruang tamu, kamar. Membuat renjun kepalang jenuh terus terusan bolak balik entah mencari suasana baru. Ia ingin jalan jalan. Tetapi donghyuck melarang. Bila diajak, dia justru mengatakan sibuk.

Lantas kata mutiara apa lagi yg harus renjun tujukan untuk pria tua itu?

Pemuda aries mendengus. “Hahh...bosan.”

“Apa yg harus kita lakukan baby?? Mommy ingin mencoba Corndog, Kkultarae, Chicken garlic, Hotteok, Sushii...” Gumamnya lesu. Sudah penuh dalam bayangannya betapa lezatnya kudapan kudapan tersebut. Air liurnya sampai ingin menetes kalau bisa.

“Ukhh..Aku mau jalan jalan keluarrr!!”

“Kemana? Hari sudah malam, tidak baik keluar rumah.” Donghyuck datang dari arah belakang. Tangannya dengan apik menyodorkan segelas susu kepada si manis.

Renjun memutuskan tidak berkata lagi. Memilih meneguk susu hamil rasa pisangnya dengan santai. Mood anak itu semakin berantakan begitu donghyuck ada disini.

“Masuk, renjun. Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu.”

Gelas kosong segera diambil alih oleh pria yg lebih tua. Donghyuck membawa irisnya mengamati renjun yg selalu menampilkan muka suram ketika bersamanya. Apa ia melakukan kesalahan lagi?

“Renjunnie, kau menginginkan sesuatu?”

“Untuk apa repot repot bertanya kalau hanya basa basi saja.”

Renjun spontan memutar bola matanya tidak santai. Dengan begitu donghyuck menggaruk tengkuk merasa canggung.

“Arraseo. Kau ingin jalan jalan bukan? Baiklah, mari turuti keinginan ibu hamil agar hidup kita tenang.”

Renjun menoleh cepat. Menunjukkan ekspresi tidak percaya. Namun donghyuck mengangguk tanpa membalas lebih lanjut.

Inginnya langsung tidur sih, karena tubuhnya lumayan lelah setelah bekerja. Tetapi mendapati renjun selalu merungut didepannya, belum lagi bibir yg terus komat kamit layaknya sedang merapal rumus baru justru malah menambah pikiran runyamnya, donghyuck akhirnya menyerah.

EMEIS || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang