Ocho

8.6K 835 38
                                    

•••

Sesosok pria dewasa terlihat memutar mutar bolpoin dengan tenang, sedangkan arah perhatian tertuju tajam pada objek didepannya.

Bibirnya terangkat keatas, bersamaan sorot dingin yg terpancar.

“Berani sekali datang kemari hanya seorang diri. Kau yakin masih dapat menghirup udara setelah ini, tuan Choi?”

Donghyuck terkekeh, membuat pria yg kini memandangnya sedikit memundurkan langkah. Choi Boegum, orang yg pernah menjalin kerja sama dengan Lee's company beberapa tahun lalu, dan kemudian menjadi pelaku utama terhadap gagal totalnya donghyuck menerima sekitar 280 juta won pengeksporan puluhan juta reaktor nuklir dari china dan juga jepang.

Donghyuck marah. Tentu saja. Berapa banyak kerugian yg harus Lee's company dapatkan karena ulah satu kotoran anjing ini. Dan sekarang dengan beraninya Choi Boegum datang padanya dengan memohon untuk menjadikannya lagi rekan dalam perekapan beberapa mesin listrik ke luar negeri yg akan perusahaannya lakukan bulan depan.

Pria kelahiran juni mengetatkan rahangnya, hembusan udara yg keluar menjadi satu satunya suara yg terdengar. Untuk sesaat donghyuck dapat mengendalikan dirinya, namun berbeda lagi begitu Pria choi tersebut mencoba mempermainkan donghyuck dengan kalimat kalimat menjijikkannya.

“Alanglah baiknya sesuatu dimasa lalu dapat dilupakan untuk bisa menjalani masa depan yg lebih baik lagi, Donghyuck-ssi. Kita sama sama tahu bahwa Lee's company maupun perusahaanku ialah satu satunya perusahaan yg bergerak dibidang yg sama. Untuk itu, aku sedikit meminta perhatianmu untuk kembali berhubungan dalam bisnis ini.” Choi boegum tersenyum formal dengan tidak tahu malunya. Membuat donghyuck yg juga satu ruangan dengan pria itu menggertakkan rahangnya kuat.

“Aku amat tersanjung dapat melihat satu lagi sifat asli mu tuan choi.” Donghyuck menaikkan alisnya ketika Boegum tampak mengernyit kebingungan.

Si pria tan bangkit, melangkah menuju boegum dengan tangan masing masing berada dikantung celana. Ia berdeham. Memberi boegum seringaian tipis yg berhasil membuat pria tersebut bergerak tak nyaman. Ia mundur, donghyuck justru maju. Mendesak pria itu hingga dia sendiri membuka suara karena tak tahan.

“D..donghyuck-ssi? A–apa maksud ucapanmu? Sifat asli apa yg kau katakan? Bukankah yg aku katakan tadi memang benar, perusahaan kita sedari dulu selalu sejalan bukan? Bagaimana kau—”

“Seorang penjilat rendahan tidak akan pernah bersinggungan denganku. Pernahkah kau mendengar satu kalimat ini tuan choi? Jika lari bisa menyelamatkan dirimu, maka tidakkah gunakan kesempatan itu selagi waktu berpihak padamu.”

“Kau menusukku, kau mengkhianati kepercayaanku. Kau bersikap layaknya sebuah sampah yg bersiap aku 'lenyapkan'. Dirimu tidak lupa bukan berapa harga yg harus aku bayar karena ulah menjijikkanmu? Kau menerima dana gelap dari apa yg telah perusahaanku dapatkan. Menciptakan rumor sialan dengan tujuan membenamkan habis perusahaanku. Kau tahu seberapa senangnya diriku ketika melihatmu berdiri dengan percaya diri seperti ini?” Donghyuck tertawa keras.

Manik tajamnya berkilat dalam hitungan detik, begitu juga terhentinya tawa yg menggelegar dengan lantang.

Tuan choi menelan ludahnya gugup, wajah tegang pria itu sudah dialiri keringat basah. Matanya tak fokus. Hingga sepasang kakinya bergerak hendak pergi menuju pintu, dua orang berbadan besar dengan setelan gelap tiba tiba hadir begitu saja. Membuat tawa donghyuck makin memekakkan telinga.

EMEIS || HYUCKRENWhere stories live. Discover now