16

11.6K 1.4K 80
                                    

"Hey, Luke."

Luke Horan yang ada di depan layar laptop nya tersenyum ketika mendapati sosok kekasih hati nya yang ada di seberang sana.

"Hey, baby girl." Sapa Luke sembari terus menatap sosok Darcy yang ada di layar laptop nya. "Bagaimana hasil try out mu hari ini?" Tanya Luke pada Darcy.

Mendengar pertanyaan Luke, Darcy yang ada di seberang benua itu langsung tersenyum lebar.

"I made it, Babe!" Ucap Darcy riang. "Dan bagian terhebat nya adalah.... aku masuk team lelaki! Woo, I'm so badass." ucapan Darcy membuat Luke merasa sangat bangga pada gadisnya itu.

Dari awal, Luke memang sudah memiliki perasaan bahwa Darcy malah akan di rekrut kedalam team lelaki, karena kemampuan Darcy dan kekuatan nya memang sangat bagus, setara--bahkan melebihi lelaki. Luke saja menyerah dan kalah jika berhadapan dengan Darcy dalam hal olahraga.

"Wicked. I'm so proud of you, babe." ucap Luke sungguh-sungguh. "Tapi berjanjilah padaku, kau akan berhati-hati ketika kau ada di lapangan nanti. Maksudku, kau berhadapan dengan team yang penuh dengan lelaki,D. dan seberapa pun kekuatan mu, jika melawan sebelas orang lelaki sekaligus kau juga bisa babak belur." ucapan Luke hanya di sambut oleh Darcy yang memutar bola mata nya.

"Aku akan baik-baik saja, Luke. jangan khawatir." ucap nya mantap.

Luke mengangguk, memutuskan untuk mengalah saja. "Lalu, bagaimana tanggapan teman satu team mu? Apa mereka menerima keputusan itu begitu saja?"

Pertanyaan Luke membuat Darcy tersenyum miring.

"Tentu saja mereka tidak menyetujui keputusan Coach. Bahkan mereka masih tetap mengolok aku dan mengatakan bahwa aku tidak pantas di team. But I don't care. I made it to the team and they can kiss my ass." ucap Darcy sembari menyibakkan rambut coklat nya, membuat Luke terkikik geli.

"Jadi kau saat ini memiliki musuh dalam team yang sama denganmu." Ucap Luke sambil tertawa kecil.

Dia tertawa karena selama ini, Luke tidak pernah melihat Darcy memiliki musuh lelaki. kebanyakan musih Darcy adalah perempuan. Ini pertama kalinya Darcy tidak akur dengan lelaki.

"Bisa di bilang begitu." jawab Darcy sambil mengangkat bahu nya cuek.

Luke tersenyum. "Kau gadis super, sayang. Aku yakin kau bisa membuat orang-orang yang mengejekmu itu berubah menjadi teman mu." ucap Luke.

Mendengar penghiburan Luke itu, Darcy jadi tertawa. "Yup. I can make the table turn." ucap Darcy sambil kembali menyibakkan rambutnya.

Melihat ulah gadis nya, Luke tersenyum.

Rasanya, ia ingin sekali mengusap rambut Darcy itu,

Ia ingin sekali memeluk Darcy dan mencium nya.

Ia ingin sekali berada di dekat Darcy..

Menyaksikan seleksi nya,

Menyaksikan pertandingan Darcy yang akan datang nanti,

Menemani nya belajar,

Menjadi supir nya dan menemani dia ke Mcd di tengah malam,

Luke ingin berada di samping Darcy, gadis yang sangat ia cinta.

"Aku merindukan mu, Darcy bear." ucap Luke pelan. Darcy tersenyum lemah.

"Aku juga merindukan mu, Luke." jawab Darcy pelan.

Mereka terdiam, dan saling menatap dari layar laptop mereka masing-masing.

"I hate it, Darcy. I hate this distance." ucap Luke dengan suara nya yang tiba-tiba serak.

Melihat wajah Luke yang terlihat sangat sedih membuat Darcy ingin sekali memeluk kekasih nya itu.

Darcy ingin menangkup pipi Luke, mengusap nya, dan mengatakan kepada Luke betapa besar rasa rindu dan rasa cinta Darcy padanya.

"Distance fucking suck." ucap Luke lagi. Luke menatap Darcy lekat-lekat."Aku tidak tau bagaimana bisa kau bertahan dan menunggu ku selama aku pergi, Darcy. Aku menunggumu disini sudah seperti orang gila." ucap Luke dengan suara serak nya.

Luke berada di ujung pertahanan diri nya untuk tidak menangis.

Dan melihat Luke yang seperti ini, membuat Darcy juga ingin menangis.

"Luke..." Darcy terdiam sejenak.

Dia tidak tau harus berkata apa,

Dia tidak tau harus menghibur Luke seperti apa,

Dia tidak tau,

Karena Darcy sendiri juga merasa bahwa jarak yang memisahkan mereka ini benar-benar payah.

"Yes,Luke. The distance suck. but this is worth it. you are worth it." ucap Darcy pelan. "Rasa cintaku tidak akan bisa dikalahkan oleh jarak antara London dan Cambridge, Luke. Rasa cintaku lebih besar daripada angka yang memisahkan kita." ucap Darcy lembut.

Luke menghela napas dan menatap gadis nya.

"Promise you will remember that you are mine?" Ucap Luke sambil menatap Darcy lekat-lekat.

Darcy tersenyum manis. "I promise, Luke."

Luke melihat Darcy yang mengulurkan tangan nya kearah kamera, seakan saat ini Darcy tengah menyentuh wajah Luke. Melihatnya, Luke tersenyum dan ikut mengulurkan tangan nya ke kamera.

"these times are hard, baby. they're making us crazy. but please don't give up on me baby." He said.

Sekali lagi Darcy tersenyum. "Bukankah aku sudah berjanji, Luke? Aku tidak akan menyerah sampai kau sendiri yang memintaku menyerah." ucapnya.

Luke tersenyum manis. "Not going to happen." ucapnya.

Darcy tertawa. "Baguslah." jawab Darcy. Sekali lagi Darcy tersenyum. "We will survive through this distance,Luke." ucap Darcy mantap dan yakin.

Luke tersenyum. "Aku mencintaimu, Darcy."

"Aku juga mencintaimu, Luke."

Mereka pun kemudian membicarakan pengalaman mereka hari itu, mereka bercanda tawa, dan melupakan kesedihan mereka.

Dan ketika Luke harus pergi karena ia akan rekaman album barunya,

Luke dan Darcy pun mengakhiri skype mereka dengan berat hati.

Dan ketika sambungan benar-benar terputus,

Luke Robert Horan yang ada di benua Eropa memejamkan matanya. "I hate you, distance. you are fucking suck."

Sementara itu,

Darcy Capella Styles yang ada di benua Amerika juga memejamkan matanya,

"Distance, please don't broke us." Ucap Darcy pelan.

Karena Darcy tau, jarak bukan hanya bisa memisahkan mereka,

Tapi jarak juga bisa menimbulkan suatu perasaan yang bisa membuat hubungan mereka lebih kacau lagi,

Yaitu perasaan ragu dan perasaan tidak percaya.


*****

Buntu -.- tapi semoga kalian suka yaa

Jangan lupa vote comment nyaaaa :D

Little Fairy: Wherever You AreWo Geschichten leben. Entdecke jetzt