30. Patah

321 27 6
                                    

"Papa bukanlah Papa kandungmu, nak."

Bagi gadis itu, kata-kata itu adalah sebuah senjata yang di rancang oleh Abimanyu untuk melukai hati nya. Jiao tidak mau mempercayai hal itu, ia berharap jika Abimanyu berbohong pada nya dan sekedar bercanda.

"Papa kenapa bicara seperti itu? Jiao anak Papa, Jiao sangat menyayangi Papa. . . " di peluk lah tubuh Abimanyu yang tengah berjongkok itu dengan erat.

"Jiao akan me-maafkan apa yang Papa ucapkan, tapi Papa harus janji jangan katakan hal itu lagi ya?" pinta gadis itu dengan senyuman manis.

Tetapi, itu semua bukan lah candaan atau sebuah kebohongan yang dibuat-buat. Kenyataan nya memang kedua Ayah dan Anak itu tidak memiliki hubungan darah. Abimanyu kelu lidahnya, tidak sanggup untuk berbicara lebih banyak lagi. Ia hanya bisa menitikan air mata nya.

Merasakan bahu sang Papa bergetar di dekapannya membuat Jiao heran. Ia regangkan pelukan itu untuk melihat wajah sang Papa yang sudah basah. "Papa kenapa menangis?" tanya nya.

"Apa Jiao menyakiti hati Papa? maafkan Jiao Papa." pria itu menggelengkan kepalanya.

"Ini bukan kesalahan Jiao. Ini kesalahan orang dewasa seperti kami, nak." ujar Abimanyu.

"Apa yang Papa katakan tadi bukanlah kebohongan. Jiao memang bukan putri kandung Papa."

Kernyitan tajam timbul di kening gadis cilik itu. Langkah nya perlahan mundur, ia ingin mencari letak kebohongan dari raut kedua orang tua nya. Namun, apa yang dia dapatkan hanyalah ekspresi penuh rasa bersalah.

"Kalau Jiao bukan anak Papa, lalu Jiao anak siapa?" tanya anak itu dengan mata berkaca-kaca.

"Tentu Jiao anak Mama!" timpal Ningning sembari meyakinkan putri nya itu agar tidak terlalu panik.

"Jiao anak Mama, tapi dengan siapa Mama?" pertanyaan yang begitu polos membuat Ningning terdiam dan tak dapat berkata.

"Siapa Papa kandung Jiao?"

Kedua orang dewasa itu terdiam. Tidak ada yang berani menatap mata anak kecil di hadapan mereka. Abimanyu yang menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah dan Ningning yang mencoba mengalihkan pandangannya guna menutupi air mata nya yang hampir terjatuh.

"Siapa Mama?!" teriak anak itu.

"Jika Mama tidak bisa menjawab nya, maka Jiao tidak bisa memaafkan Mama."

Ningning tersentak mendengarnya, ia bahkan terkejut ketika melihat Jiao berlari keluar kamar tanpa berkata apapun lagi. Sembari menangis Ningning mencoba memanggil Jiao yang sudah menghilang di balik pintu.

Sedangkan diluar sana, Nakula yang terdiam dibalik tembok dibuat tersentak karena pintu yang tiba-tiba terbuka bersamaan dengan anak kecil yang berlari keluar. Pria manis itu menatap heran, dan tanpa berpikir panjang ia berlari guna mengejar gadis cilik itu.

Jiao berlari menuruni tangga ke lantai satu. Anak itu hanya terus menangis dan tidak tahu harus menyembunyikan diri dimana. Karena ia tidak ingin bertemu dengan Ayah juga Ibu nya. Jiao merasa ingin sendirian, ia tidak ingin seorang pun mengganggunya yang tengah berada dalam perasaan hati yang buruk.

Sampailah ia pada sebuah air mancur yang berada di taman yang tak jauh dari pelataran hotel. Ia duduk di lingkaran air mancur itu sembari menangis tersedu-sedu. Jiao tidak pernah menyangka jika Ayah yang begitu ia sayangi dan ia cintai mengakui sebuah pernyataan yang tak bisa ia bayangkan sebelum nya.

Hal yang paling menyakitkan dalam hidup anak itu adalah kenyataan jika Ayah nya bukan Ayah kandung nya. Kenapa hal ini baru terungkap saat ia merasa sangat bahagia bersama dengan Abimanyu. Kenapa sesuatu yang berharga yang ia miliki harus terungkap identitas nya saat hati nya jatuh dalam kubangan kebahagiaan. Jika itu adalah kenyataan yang baik, maka akan semakin bahagia hidup nya. Tapi, jika kenyataannya seburuk ini untuk dirinya maka Jiao hanya bisa menangis karena terlalu menyakitkan untuknya.

Ketika ia tengah menangis sesenggukan di balik air mancur, datanglah seseorang pria dewasa yang duduk di sebelahnya. Pria itu adalah Nakula yang sedari tadi mengejar anak itu. Nakula tahu apa yang dirasakan hati kecil Jiao ketika mengetahui hal sebesar ini.

"Jiao. . . " panggil nya dengan pelan.

Nakula memang memiliki skill berbahasa yang bagus, selain bisa berbahasa inggris ia juga sempat belajar bahasa mandarin meskipun aksen dan cara bicaranya masih sedikit buruk.

Di usaplah rambut anak itu dengan sayang, meskipun perasaan ragu dan pikiran berkecamuk merasuki dirinya. "Kakak tahu jika semua ini berat untuk Jiao, tapi. . . " ucapannya yang menggantung berhasil membuat gadis itu menoleh guna melihat Nakula.

Mata sayu dan bibir yang mencebik membuat senyuman kecil terukir di bibir Nakula. "Jiao. . . kau terlahir dengan perasaan cinta dari kedua orang tua mu. Tapi, Papa Abimanyu datang juga bukan tanpa alasan."

"Ketika Mama Ningning tengah terpuruk dan berduka atas hidup nya yang penuh rintangan, di pertemukan lah Mama Ningning dengan Papa Abimanyu yang saat itu juga tengah kehilangan arah. Kedua nya mengenal baik satu sama lain seiring berjalannya waktu, hingga disaat kabar dimana kau hadir di tengah-tengah kedua orang yang baru saja mengenal baik. Keduanya memilih untuk merawat mu Jiao, karena seiring berjalannya waktu mereka juga semakin menyayangi mu. . . " anak itu tertegun dan terdiam mendengarkan Nakula.

"Meskipun kau bukan darah daging Abimanyu, meskipun kehadiran mu hanya di inginkan dalam waktu sesaat. Semua peristiwa ini seharus nya menjadi kesalahan pria yang menodai Mama mu saat itu. Tapi Jiao juga harus tahu, kita tidak boleh membenci sesuatu meskipun itu membuat kita sakit karena kita wajib untuk saling memaafkan." ujar Nakula perlahan-lahan, ia ambil jari kelingking gadis itu perlahan dan menautkan jari kelingking nya dengan milik gadis itu.

"Wajib untuk me-maafkan." tegas nya kembali.

Jiao yang mendengar hal itu hati nya mulai kembali tenang. Memang kenyataan ini membuat nya sakit, tapi ia harus mengingat semua momentum kebahagiaan ketika ia bersama dengan kedua orang tua nya waktu dulu.

"Kakak ini. . . siapa nya Papa?" tanya Jiao dengan polos nya.

Nakula terlihat berpikir sejenak, kemudian tersenyum kecil di hadapan gadis itu. "Kakak bukan siapa-siapa nya Papa Abimanyu, Kakak ini hanya teman Papa mu." ungkap nya.

"Kakak sangat baik, Jiao ingin berterima kasih karena sudah memberitahu Jiao hal-hal baik." tukas sang gadis dengan senyuman lebar.

Nakula juga ikut tersenyum ketika melihat gigi kecil milik anak itu nampak, dan wajah berseri nya yang membuat Nakula ikut terharu. Meskipun hati kecil nya menjerit karena ungkapan yang tidak seharusnya nya ia katakan pada Jiao. Apa yang ia pilih adalah tanggung jawab nya di akhir nanti. Karena Nakula tidak bisa melihat anak kecil di hadapannya ini tersiksa ataupun merasa sedih.

"Jiao harus mengingat apa yang Kakak ucapkan tadi ya?" gadis itu tentu mengangguk dengan cepat.

"Baik Kakak!" dan selanjutnya Nakula hanya mengusap rambut gadis itu dengan lembut, dan berharap jika semua nya baik-baik saja.

"Jiao!"

Suara seruan dari dua orang yang baru saja tiba disana mengejutkan Nakula juga anak kecil bersama nya. Abimanyu dan Ningning yang sedari tadi kebingungan mencari kemana putri mereka pergi pun akhirnya merasa lega ketika melihat Jiao bersama dengan Nakula.

"Papa, Mama!" Jiao turun dari lingkaran dan berlari memeluk kedua orang tua nya.

"Papa, Mama. . . maaf kan Jiao ya. Tidak seharus nya Jiao bersikap kasar seperti tadi. Jiao juga tidak ingin memikirkan hal itu lebih lama lagi, karena Jiao hanya ingin bersama dengan Papa dan juga Mama." ujar Jiao.

Abimanyu dan Ningning tentu saja merasa lega mendengar hal itu, karena ia khawatir jika Jiao masih merasa marah dan tidak bisa menerima kenyataan ini. "Maafkan Papa juga Nak." keduanya saling berpelukan bersama dengan Ningning yang ikut tersenyum haru.

Disisi lain, pria manis yang menatap keluarga itu hanya bisa tersenyum getir. Hati nya sungguh terluka dan sakit ketika pemandangan yang ia harapkan bersama dengan Abimanyu takkan bisa menjadi kenyataan untuk nya. Nakula ingin mengikhlas kan Abimanyu untuk gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang Ayah nya. Ia tidak ingin menjadi egois, karena ia tak bisa membayangkan jika apa yang terjadi pada Jiao terjadi pula pada anak nya kelak. Nakula rela jika hati nya terluka tapi ia tidak bisa melihat anak kecil bersedih karena dirinya.


.
.
.
.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya temen-temen! Thankyou and I love you!

ABIMANYU || NominWhere stories live. Discover now