6. Bertemu lagi

575 34 6
                                    

Panas nya kota Jakarta membuat lelaki berambut coklat dengan mengenakan cardigan berwarna putih tulang itu menyipitkan mata. Berdiri di antara banyaknya orang berlalu lalang di depan stasiun kereta. Sesekali mencuri pandang ke arah pergelangan tanganya dimana bertengger sebuah arloji guna melihat waktu.

"Harsha dimana ya? jam segini kok belum kelihatan juga" Nakula bergerak gusar.

Laki-laki manis itu resah karena sahabat yang di tunggunya tak kunjung datang untuk menjemput. Nakula baru pertama kali menginjakkan kaki di kota Jakarta, dan itu membuatnya gelisah karena takut tersesat atau bertemu dengan orang jahat.

Ia pun memilih untuk membuka ponsel nya, berusaha menghubungi Harsha. Namun, nihil karena ternyata tidak ada jangkauan sinyal. Nakula semakin gelisah, ia terus menggoyang-goyangkan ponsel nya ke atas sembari berjalan pelan guna mendapatkan sinyal.

Sementara itu, Harsha yang juga kebingungan mencari sahabat nya itu beberapa kali mencoba menghubunginya akan tetapi tak ada jawaban sama sekali. Lelaki berkulit manis itu berjalan dengan langkah panjang menyusuri stasiun sembari menempelkan ponsel nya di telinga.

"Nakula lo kemana sih?" resah nya.

Ia tolah toleh kan kepala ke kanan dan kiri melihat sekeliling, barang kali menemukan sahabatnya itu. Dan bodohnya, Harsha baru menyadari jika dirinya tidak mengenal sosok dewasa dari sahabat masa kecil nya itu. Lama tidak bertemu pasti membawa perubahan besar kan pada masing-masing nya. Harsha merutuki kebodohannya karena tak meminta foto sahabatnya terlebih dahulu.

'Brukk!

Tiba-tiba saja ia menabrak seorang laki-laki yang tengah berjalan sambil berkutat dengan ponsel nya. Harsha yang juga tak fokus memperhatikan jalan mendesah sebal. "Gimana sih? kalau jalan lihat-lihat dong!" sungutnya.

"Loh kamu juga kalo jalan lihat-lihat!" Nakula yang tak terima pun menyangkal. Enak saja, padahal orang itu juga berjalan tanpa fokus, kenapa hanya ia yang di salahkan.

Harsha merasa bahwa ia pernah melihat wajah itu. Terasa tidak asing dan sangat mirip dengan sosok anak kecil yang pernah menjadi temannya. Bedanya, wajah itu terlihat lebih tegas.

Tak butuh waktu lama untuk Harsha menyadari bahwa seseorang yang berada dihadapanya ini adalah Nakula, sahabat masa kecil nya. "Kamu—  Nakula kan?!" tanya nya.

"Kok kamu tau nama ku?" Nakula keheranan.

"Ck, gue Harsha!"

Nakula melongo di tempat, bodoh sekali ia tidak mengenali sahabat nya sendiri. Apakah Harsha benar-benar sangat berbeda dengan Harsha di masa kecil nya?

"Harsha!!!" lelaki manis itu pun menubruk tubuh Harsha, memeluknya dengan sangat erat.

"Aku kangen banget sama kamu!"

"Gue juga kangen banget sama lo Na!"

Keduanya saling memeluk erat tanpa malu sebab disaksikan oleh orang-orang yang berlalu lalang, menatap mereka dengan heran.

"Kamu berubah banget tau, aku lho ga bisa ngenalin kamu!" ujar Nakula yang kini memperhatikan sahabatnya itu dari atas sampai bawah.

Harsha terkekeh dengan wajah haru. Betapa ia merindukan Nakula. Sudah banyak perubahan yang ia lihat dari Nakula. Semakin manis dan juga tampan, mungkin jika boleh jujur Nakula juga memiliki sedikit paras cantik.

"Gimana kabar kamu?" tanya Nakula.

"Gue baik-baik aja kok, lo sama orang rumah gimana?"

"Sama, kita semua baik-baik aja" jawab nya. Harsha anggukan kepala mengerti.

ABIMANYU || NominWhere stories live. Discover now