27. Hari Spesial

380 26 2
                                    

Tidak ada yang tahu apa yang dilakukan Harsha saat ini. Pria itu tengah menunggu seseorang di dalam mobil nya, sembari menatap sekeliling dengan tatapan mencurigakan. Ia bergerak gusar melalui netra nya yang terus melirik sekitar. Tak lama kemudian, datang seseorang yang mengetuk pintu hitam itu.

Harsha pun dengan cepat mengambil sebuah kotak yang sudah di bungkus dengan rapi dan sedikit indah. Entah apa isi dari kotak tersebut. Sang pria yang menerima kotak tersebut merendahkan tubuhnya, sedikit melongok kan kepalanya kedalam mobil.

"Buruan anjir, ntar ketahuan Nakula!" desis Harsha pada Abimanyu.

"Kamu kenapa khawatir seperti itu? Nakula kan ga ada disini Sha." ujar Abimanyu yang merasa heran akan sikap Harsha.

"Yeu. . . ga tau aja lo, dia kan suka tiba-tiba muncul kayak setan." decak Harsha sembari melengoskan mata dengan julid.

"Kamu jangan suka ngatain temen mu yang enggak-enggak yo Sha, tak tinju kamu nanti!" ancam Abimanyu dengan kepalan tangannya.

"Iya-iya yang udah balikan mah, bucin nya setengah mampus." sindir Harsha pasal hubungan kedua teman nya yang sudah membaik.

"Udah lah, sana kamu pergi. Makasih yo titipannya." dengan mulut terbuka, Harsha melotot pada Abimanyu.

"Orang polos yang ga tau diri itu cuman lo doang Bim!" ucap Harsha sebelum menarik kemudi nya untuk pergi dari sana.

"Gue cabut!" Abimanyu mengacungkan jempol nya sembari menahan tawa karena melihat Harsha.

Sebelumnya, Abimanyu dari jauh-jauh hari sudah membuat rencana bersama dengan Harsha menyinggung hari ulang tahun kekasih nya- Nakula. Pria Jawa itu berpesan pada Harsha yang kebetulan se arah dengan kantor perusahaannya untuk mengambil barang milik nya yang tertinggal, yang ternyata sebuah kotak berisikan hadiah untuk Nakula.

Harsha tahu apa isi dari kotak itu, karena ia lah yang membantu Abimanyu menyiapkan itu semua. Tapi, mereka tidak ingin memberitahu siapapun soal hal ini. Biar mereka yang tahu, sebelum diketahui oleh Nakula.

Kini Abimanyu masuk kedalam apartemen nya dengan perasaan gembira, merasa tidak sabar karena besok akan menghabiskan waktu bersama dengan kekasih nya di hari yang begitu istimewa. Tanpa memikirkan hal-hal yang lainnya.

Sementara itu, di sebuah kamar hotel- Ningning tengah duduk berdua bersama dengan putri nya. "Mama, kapan kita akan bertemu dengan Papa?"

Jiao duduk di sofa dan bersandar pada bahu Ibu nya yang kini tengah menonton TV di hotel. Kemarin sore mereka telah mendarat di Jakarta, dan sekarang adalah hari pertama mereka di Jakarta.

Semenjak datang, Ningning terus saja berusaha menghubungi nomor Abimanyu yang entah kenapa sulit sekali untuk di hubungi. Bahkan ia meminta Xiaojun untuk mencari tahu atau menghubungi Abimanyu. Hingga sampai sekarang, mereka belum juga bisa berbicara dengan Abimanyu karena sulit nya komunikasi.

Jika bisa Ningning akan langsung pergi ke kantor pria itu, mengingat bahwa Abimanyu memberitahu dirinya detail kantor perusahaan milik nya yang berdiri di Ibu Kota. Namun, wanita itu sangat menghormati Abimanyu dan tidak ingin mengganggu tanpa izin.

"Jiao, bersabarlah sayang. Besok kita akan pergi menemui Papa."

"Kapan, Mama? kita sudah sampai disini, lalu kenapa kita tidak langsung saja menemui Papa?" tanya Jiao dengan sedikit menuntut.

"Tidak semudah itu Jiao. Papa bekerja, kita harus mendapat izin dari nya jika ingin bertemu. Tolong mengertilah sayang. . . " ujar Ningning dengan begitu lembut kepada sang anak.

ABIMANYU || NominWhere stories live. Discover now