10. Kamu Yang Kulupakan

467 35 3
                                    


7 tahun di Beijing. . .

Langkah kaki seroang anak kecil memenuhi sepanjang lorong rumah mewah ini. Dengan pakaian sekolah yang tertata rapi di tubuh kecil nya. Seorang anak kecil berusia tujuh tahun, dengan rambut panjang dan wajah yang sangat cantik.

"Papa!" teriak nya sembari mengetuk pintu.

"Papa buka pintu nya!" ia terus saja memukul pintu kayu itu dengan keras, meneriakkan sang papa dari luar.

Pintu pun terbuka, seorang pria tampan berdiri dengan pakaian kantor yang sedikit kurang rapi.

"Ada apa Jiao? kenapa berteriak seperti itu?" tanya nya.

"Papa ayo turun, mami menyuruh kita untuk sarapan" ujar nya dengan wajah yang sangat lucu. Abimanyu terkekeh ringan, kemudian mencubit pipi tembam itu dengan gemas.

"Sebentar ya, papa pakai dasi dulu" ia mengusap pelan surai si kecil, dan anak itu mengangguk lalu pergi terlebih dulu.

Abimanyu Satria Anggara—  masih ingatkah kalian dengan dirinya? pria yang mendapatkan keberuntungannya di negri tirai bambu ini. Selama tujuh tahun ia jalani kehidupannya di sini bersama dengan keluarganya. Ia sudah sukses sekarang, berhasil mendirikan perusahaanya sendiri. Abimanyu berkuliah disini, yang awalnya menolak itu, ternyata sekarang sudah lulus S3 Manajemen Bisnis di Universitas Tsinghua— Beijing.

Dengan usaha nya sendiri ia mendirikan perusahaan emas. Tentunya dengan ilmu yang pernah di ajarkan Xiaojun atau bahkan Ningning ia bisa berhasil seperti sekarang.

Abimanyu dengan setelan kantor nya turun ke lantai bawah, menuju ruang makan. Ia lihat wanita itu tengah sibuk menyiapkan sarapan dan putri kecil nya dengan anggun duduk sembari memegang sendok dan garpu.

"Papa!" sapa Jiao dengan gembira. Mendengar itu Ningning menolehkan kepala, melihat pria tampan itu berjalan menghampiri keduanya.

Abimanyu berjalan mendekati Ningning, memeluk tubuh wanita itu di hadapan putri nya. "Papa dan mama selalu saja bermesraan di hadapan ku, tapi tidak pernah tidur satu kamar" anak itu memberengut sebal.

Sedangkan Abimanyu dan Ningning terkekeh ringan. Keduanya duduk berhadap-hadapan, siap dengan sarapan mereka.

"Kamu anak kecil tau apa, hm?" tanya Abimanyu tersenyum kecil.

"Jiao sudah besar, papa tidak lihat sekarang Jiao sudah kelas satu!" anak itu menunjukan jari telunjuknya di hadapan Abimanyu.

"Iya, kau sudah besar tapi tubuh mu itu masih kecil" Abimanyu tertawa kecil dan Jiao semakin cemberut di buatnya. Ningning yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya saja.

Mereka makan dengan nikmat, sesekali bercerita hal hal kecil yang membuat mereka tertawa karena tingkah Jiao.

"Papa. . . mami, Jiao akan tampil di acara sekolah. Kalian berdua datang ya untuk lihat Jiao" Abimanyu dan Ningning salin pandang sejenak.

"Papa akan usahakan" ujar nya.

"Kamu berdua akan melihat Jiao tampil" timpal Ningning dengan senyuman membuat Jiao juga merasa senang.

"Jiao sudah selesai, papa aku ke mobil dulu ya. Mama Jiao berangkat dulu" Anak itu membawa tas nya dan berlalu begitu saja menuju mobil.

Kedua orang dewasa itu hanya memandang kepergian putri mereka. "Lihatlah, dia sudah mengerti banyak hal" tukas Ningning pada Abimanyu.

"Saya tau, Jiao memang cepat menangkap sesuatu hingga tingkah nya seperti itu" kekeh nya.

Ningning termenung sejenak, "Sampai kapan kamu harus menggunakan kata saya? Jiao sudah besar Abimanyu, dia akan mengira jika kita tidak sedekat itu".

ABIMANYU || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang