7. Tinggal bersama

374 19 5
                                    

Setelah mengalami kejadian yang cukup tragis, kini Abimanyu malah merasa beruntung karena di pertemukan oleh orang yang menurut nya sangat baik. Bagaimana tidak, ia dirawat dirumah sakit mahal tanpa mengeluarkan biaya, dan sekarang ia di ajak tinggal di sebuah istana yang sangat megah.

Kediaman wanita china yang telah suka rela menolongnya. Ah entahlah, entah itu suka rela atau bentuk dari tanggung jawab nya pada Abimanyu sebagai korban kecelakaan malam itu.

Pria tampan itu kini duduk di atas kursi roda, Abimanyu menatap sekeliling bangunan megah ini dengan mata berbinar. Ia takjub melihat rumah semewah ini, karena merasa belum pernah masuk ke sebuah bangunan yang nampak seperti istana yang ia pijaki saat ini.

"Mulai sekarang anda akan tinggal disini tuan" ujar seorang pria yang sedari tadi membantunya.

"Mari saya antar anda ke kamar" Xiaojun mendorong kursi roda untuk mengantar Abimanyu menuju lantai dua.

Sesampainya di kamar, pria Jawa itu kembali dibuat takjub melihat pemandangan sebuah ruangan yang tak kalah megah. Ruangan bernuansa emas. Kalian tau bahwa pemilik rumah ini adalah seorang direktur perusahaan emas, jadi tak heran jika semua interior di rumah ini berbahan dasar emas.

Xiaojun tersenyum tipis melihat pria di hadapannya kini hanya bisa menganga dan berbinar melihat kamar yang telah disediakan untuk nya.

"Ini kamar anda tuan, anda bisa beristirahat disini dan melakukan apa saja. Nyonya Ningning meminta anda untuk tidak sungkan jika membutuhkan sesuatu karena sekarang ini juga rumah anda" jelas nya dengan sopan. Abimanyu hanya mengangguk mengiyakan dan pria China itu langsung pamit meninggalkan Abimanyu sendiri di ruangan super megah ini.

Sepeninggalan Xiaojun— ia kini hanya diam termenung. Berbaring di atas ranjang king size yang super lembut dan juga empuk. Menikmati bagaimana nyaman nya tempat tidur yang semula tak pernah ia rasakan sensasinya.

Ia terpikirkan untuk membuka tas ransel nya yang tergeletak tak jauh dari jangkaunya. Masih dengan tenaga yang sedikit lemah ia meraih tas besar itu untuk ia cek isinya. Semuanya masih utuh, tak ada yang hilang atau bahkan rusak. Namun, ia sadar bahwa ponsel nya tak bisa diselematkan karena saat itu ia menyimpan nya di saku jaket.

Tanganya mengambil sebuah dompet kulit berwarna coklat. Ia buka dompet nya itu dengan perlahan dan hasil nya sama, semuanya masih utuh bahkan uang, paspor dan semua kartu identitas nya masih ada.

Bukan maksudnya untuk menuduh atau berpikir buruk tentang wanita yang membantunya. Ia hanya merasa tersanjung karena semua barang milik nya terjaga dengan baik.

Abimanyu mengamati sebuah foto berukuran 4x6 yang ia simpan apik di salah satu saku nya. Foto dirinya jaman SMA dan beberapa foto yang tersalip di bawahnya.

Abimanyu lamat-lamat mengingat sebuah memori besar yang tetiba muncul di otak nya setelah melihat foto kedua orang tuanya. Foto yang nampak sangat usang yang ia ingat selalu membawa nya kemana pun ia pergi.

"Bapak. . . Ibuk. . . " dahi tampannya mengerut dalam. Kemudian menggenang air mata di pelupuk nya.

Telah berdosa ia melupakan orang yang begitu berarti dalam hidup nya. Orang tua yang selalu ia junjung tinggi martabatnya dan ia cintai setengah mati. Meskipun Abimanyu tau bahwa kebenaranya ia mengalami amnesia tapi ia sungguh menyesal karena melupakan dua orang tuanya.

"Maafkan Abim pak buk— " suaranya hampir tercekat karena menahan Isak. Ia cium dalam foto itu untuk menyalurkan rindu yang mendalam.

Kemudian, ia tak langsung mengakhiri semuanya begitu saja. Pria itu kembali mengeluarkan barang²nya dari dalam tas, mencoba mengingat sesuatu yang mungkin telah ia lupakan. Akan tetapi— nihil, ia tidak mengingat apa-apa lagi selain kedua orang tuanya dan juga tujuanya datang kesini.

ABIMANYU || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang