How They Met - 2

2 0 0
                                    

Sejak kelas IX, Jona sesekali merokok jika sedang bosan atau galau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejak kelas IX, Jona sesekali merokok jika sedang bosan atau galau. Karena frustrasi soal Keisha, frekuensi mengisapnya jadi meningkat. Sambil nongkrong bersama teman-teman volinya sepulang sekolah dekat gerobak sempol Mas Mun, Jona akan mengudap, lalu menyalakan sebatang Mild dan melamun. Sumber keputusasaannya bukan karena tak berpacaran dengan Keisha—oke, itu berkontribusi sedikit. Namun, yang lebih mengusik adalah bagaimana usaha Keisha mencari teman di kelas tak pernah berbuah. Masih banyak siswa IIS-1 selain trionya, geng cewek-cewek nyinyir, dan cowok-cowok yang Keisha tolak; mengapa mereka tampak enggan didekati Keisha, bahkan sekadar untuk mengerjakan tugas?

Asap rokok Jona melayang lemah. Keisha gadis santun, suka menolong, dan nyaris selalu tersenyum kepada lawan bicaranya. Dia hanya pemalu, juga menyukai hal-hal yang tak lazim disukai anak-anak SMA pada umumnya: memasak, merajut, dan belajar. Bagi Jona, itu malah menjadi kelebihan Keisha.

"Opoo kon? Ngelu?"

"Nggak, Mas," jawab Jona; pasti kakak kelas di sebelahnya melihatnya mengusap wajah tadi. Ia nyaris mengisap kembali rokoknya yang tinggal separuh ketika menangkap sosok Keisha di ujung mata. Keningnya kontan berkerut.

Lapo dheke ambek Mas Wahyu?

Kakak kelas yang dimaksud merupakan staf divisi kesenian OSIS; Jona sering bertemu kalau iseng bantu-bantu di organisasi. Masih di atas motornya, Mas Wahyu berbicara dengan Keisha di belokan menuju halte Kertanegara, agak jauh dari sekolah. Keisha berkali-kali menggeleng cepat, berusaha mengakhiri percakapan dengan berjalan pergi, tetapi pasti motor si kakak kelas akan maju lagi untuk mencegat.

Jona sebenarnya ingin langsung menolong Keisha, tetapi dia malah diajak mengobrol. Entah mengapa, ia memilih untuk tetap menjaga percakapan dengan seniornya ketimbang menyelesaikan situasi genting di seberang. Meskipun tampak santai, ia tak dapat berhenti waswas, apalagi ia tahu kalau Mas Wahyu itu—

"Mas, sampeyan lapo ambek Keisha?!"

—adalah pacar Fay, salah satu anak IIS-1.

Ribut-ribut itu menarik perhatian cowok-cowok yang nongkrong dekat gerobak sempol dan beberapa pejalan. Jona mau tidak mau kembali fokus ke sana, tetapi bingung harus bagaimana ketika matanya bersitatap dengan Keisha. Ketakutan di wajah gadis itu membuat hatinya mencelus. Sudah begitu, Keisha langsung memalingkan muka, menunduk-nunduk minta maaf kepada Mas Wahyu dan Fay, lalu berjalan cepat ke halte. Jona segera mematikan rokok dan menyusul gadis itu.

Keisha yang semula hendak berhenti di halte meneruskan perjalanan begitu sadar sedang dibuntuti. Langkahnya sangat cepat sampai Jona yang berkaki panjang pun kesulitan menyusul. Akhirnya, Jona berlari—dan Keisha ikut berlari.

"Sha! Keisha! Sik!"

Dapat! Jona mencekal pergelangan Keisha sekarang, tetapi gadis yang terkejut itu segera mengentaknya hingga lepas.

Happy Hypoxia ✅Where stories live. Discover now