05. She Is

12 3 4
                                    

Yoo In termenung di kelas, ia masih berusaha mencerna semua. Sangat masuk akal jika semua ini adalah mimpi tapi yang aneh mengapa semakin lama moment ini terasa semakin nyata?

Jun menoel pundak Yoo In, gadis itu memandangnya penuh arti, memperhaatikan gerak bibir Jun yang bertanya "Ada apa." tanpa suara takut terdengar guru dan akan buat mereka berakhir dihukum. Namun Yoo In hanya menggeleng tanpa arti, dalam dunia gadis itu, detik ini terasa lebih lambat. Pikir saja sendiri, tanpa pernah diduga bisa bertemu orang yang sangat kau rindukan dan jelas-jelas tak ada di dunia lagi, diberi anugrah mimpi seindah ini tentu sangatlah luar biasa, bukan?

Jun menyanggah kepala menatap Yoo In lalu menggeleng tuk kesekian kalinya. "Kau sedang sakit, Yoo In. sudah jelas, mau kuantar ke UKS?" tutur pria itu berbisik di telinga Yoo In. Gadis itu mengangguk. Sebab ia pun merasakan hal yang sama, tubuhnya aneh, kepalanya sedang pusing sekali, keadaannya memang benar sedang tak baik saja. Tak buang waktu Jun lekas mengangkat tangan dan meminta izin sang guru untuk mengantar Yoo ke UKS.

Yoo in duduk diatas brangkar, dan santainya Jun malah tertidur di brangkar sampingnya. Si gadis menghembus nafas sudah menduga, Jun memang selalu sesantai itu. "Tidak mau kembali ke kelas? kau akan ketinggalan pelajara loh."

"Memangnya kau berani sendirian disini? Bu Hyo Rin sedang keluar loh."
Yoo In melongokan kepala melihat meja penjagaan, tempat penjaga rungan kesehatan sekola Bu Hyo Rin biasa duduk disana.

"Kau benar, tidak ada orang disini."

"Ku lihat sejak tadi kau menatapiku terus, apa kau habis memimpikanku semalam yah? semacam, memimpikan hal yang-" Yoo In langsung melempar bantal ke wajah Jun tanpa permisi.

"Yang apa, hah! yang menggelikan begitu? tidak yah! Justru lebih dari itu."

Jun melotot, sama sekali tak menduga gurauan konyolnya akan di jawab Yoo In lebih serius. Pria itu reflek duduk dan menyilangkan dua tangannya di depan dada. "Kau tidak memimpikan yang tidak-tidak, bukan?

Kini giliran Yoo In ternganga tak percaya, dan melihat Jun dengan tatapan dingin."Mesum... maksudku sama sekali bukan itu, tau!"

Ingin rasanya Yoo In menggebuk pria itu tapi saat matanya teralih keluar jendela ia melihat seseorang. "Oh, dia..."

"Siapa?"

Yoo In melihat serius pada seorang wanita di halaman sekolah yang sedang memukul-mukul pohon sambil berbicara entah degan siapa.

Namun mengingat jam pelajaran seharusnya masih berlangsung tampaknya gadis itu sendirian disana.

Tapi apa yang ia lakukan? Sekarang ia menendang pohon itu, lalu berjongkok seperti tengah menangis.

"Dia kenapa?" Umam Yoo in bingung sendiri.

"Mana?" entah sejak kapan Jun sudah ada disamping tubuhnya Yoo in tak ingin tahu saking seriusnya ia melihat tingkah laku gadis aneh diluar sana itu.

Kekehan renyah teralun di bibir Jun, Yoo in menoleh padanya dan memerhatkan wajah yang selalu tampan dengan tawanya itu. kemudian Yoo In beralih kembali pda si gadis Aneh di luar.

"Oh, dia, anak kelas kita bukan? siapa namanya, Ae Rin?"

"Da RIN, Lee Da Rin."

"Ah benar, Lee Da Rin..."

"Jun, Kau menyulainya?"

"Hah?"
















Bersambung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bersambung...

Turn BackWhere stories live. Discover now