Chapter 31 : Hold You

696 58 3
                                    

Jaemin membuka pintu apartemen, saat masuk ke dalam dia bertemu dengan Jeno yang kini sudah berdiri tepat dihadapannya.

Dengan kedua tangan yang dimasukan ke dalam celana tak lupa sambil menunjukkan raut muka penuh tanya lelaki itu menatap tajam pada Jaemin.

Jaemin berjalan mendekatinya dengan wajah tertekuk, dia tahu bahwa Jeno saat ini pasti sedang marah padanya alasannya pasti karena dirinya yang tak pulang dari selamam.

Jeno pasti tengah khawatir karena terus menunggunya, pada awalnya Jaemin kira lelaki itu tidak akan peduli padanya.

"Kenapa tak menjawab teleponku?" Jeno bertanya, nada bicaranya masih terdengar biasa dan tak ada sedikitpun kemarahan disana.

Tapi Jaemin agak was-was dia sedikit mendongak dan melihat Jeno yang kini masih tampak tenang justru membuat rasa ketakutannya malah bertambah dua kali lipat.

"Kau tidak sedang menguji emosiku kan Na?" tangan Jeno sengaja mengangkat dagu Jaemin agar bisa bertatapan dengannya.

Jaemin malah terdiam, sorot matanya semakin kelam dan sayu. Tangan Jeno malah bergetar tak sanggup menatap Jaemin yang selalu terlihat lemah dimatanya.

Jaemin dengan segala ketidakberdayaannya selalu tampak rapuh di mata Jeno. Entah kenapa Jeno  selalu memandang Jaemin seperti itu.

"A-aku semalam pulang kerumahku." Jaemin menjawab cepat sambil memejamkan kedua matanya karena tak ingin melihat raut muka Jeno yang tampak marah.

"Aku lupa belum membayar sisa sewaan  apartemen di bulan kemarin, jadi aku datang untuk melunasinya. Dan maaf aku tidak mengabarimu karena batrai ponselku habis."

Jaemin menunjukkan ponselnya yang mati pada Jeno. Lelaki itu lantas mengambil ponsel Jaemin dan mengangguk. Jaemin sepertinya tidak berbohong padanya.

"Baiklah, aku tidak jadi marah padamu. Lain kali jangan seperti itu lagi ya."

Ujungnya Jeno mengusap pucuk kepala Jaemin kemudian berlalu meninggalkan Jaemin.

Tentu Jaemin terhenyak ditempat, Jeno dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba selalu membuat dada Jaemin berdebar. Namun di samping itu juga Jaemin selalu menunjukkan wajah sedihnya ketika menerima sikap lembut dari Jeno.

Entah kenapa Jaemin selalu memikirkan akhir dari hubungan yang mereka jalani saat ini.

"Pada akhirnya apakah kita akan bisa bersama seperti ini selamanya sampai akhir Jen?" Jaemin berseru di dalam hati. "Iya, Aku harap begitu."  Jaemin kemudian mengikuti langkah Jeno untuk duduk di sofa.

"Semalam apa kamu langsung pulang kerumah?" Kali ini Jaemin yang memulai pembicaraan diantara mereka.

Jeno tampak menimbang, seingatnya dari sejak pertemuan terakhirnya semalam dengan Mark di Club Jeno langsung pulang ke rumah.

"Iya, semalam aku langsung pulang ke rumah." Jawabnya singkat.

Ada rasa kecewa yang timbul di dalam hati Jaemin, benar sepertinya bahwa Jeno lupa untuk menjemputnya semalam. Mencium bau alkohol dari samping tepatnya dari arah Lee Jeno membuat Jaemin kembali berasumsi. Apakah Jeno tak datang menjemputnya karena lelaki itu tengah mabuk lantas kemudian lupa? Dan kemungkinan besar jawabannya memang iya jadi Jaemin mencoba untuk memakluminya.

Jaemin beranjak ke dapur untuk mengupas beberapa buah yang dia ambil dari kulkas untuk mereka makan sebagai cemilan. Dibelakang Jeno berseru kembali.

"Tapi kau melakukan pembayaran yang terakhir untuk sewanya kan? kau tidak akan tinggal di tempat kecil dan kumuh itu lagi."

Rainbow in the Rain : NoMinOnde as histórias ganham vida. Descobre agora