Chapter 30 : Behind You

579 46 5
                                    

Mengejutkan! Semudah itu ternyata bisa menaklukan Na Jaemin. Pada akhirnya anak itu kini berada dalam bawah kendaliku, satu hal yang bagus karena bisa secepat itu dia datang ke dalam pelukanku. "Mulai detik ini kau akan berada dalam kuasaku Na Jaemin!"

"Dan tidak ada siapapun yang bisa mengambilmu dariku, termasuk kau sendiri yang tak akan pernah bisa pergi lagi dengan mudah." 

"Hidup juga matimu, kini ada padaku — dan hanya aku yang bisa menentukan itu."

Seringai dibibirku muncul sembari menatap Na Jaemin yang masih tertidur pulas disampingku. Akhirnya kita benar-benar melakukannya secara sadar semalam, terpaksa kulakukan hal itu demi menjaga kepercayaannya padaku.

Dan segampang itu dia terlena. "Kau itu bodoh dan polos Na Jaemin, itulah kenapa orang-orang bisa jahat padamu.

"Kau itu rapuh dan juga mudah patah."

Ketika mengeluarkan kata-kata itu tiba-tiba saja aku terdiam. Bayangan Jaemin ketika di masa lalu membuat tubuhku bergetar. Ingatan tentang bagaimana pertama kali aku mengulurkan tanganku padanya muncul kembali dalam memori.

Genggaman tangannya yang lemah ketika menerima uluran tanganku saat itu—seakan benar-benar akan patah, dan itu membuatku terkejut.

Aku tahu sejak itu bahwa Jaemin adalah manusia yang rapuh.

Tanpa sadar kutarik setitik air mata yang hampir saja lolos keluar dari kelopak mataku. Tak mungkin aku menangisi hal bodoh seperti itu.

Pandanganku masih tertuju pada Jaemin yang kini menggeliat merubah posisi tidurnya membelakangiku. Lantas aku mendekat padanya dan mencium kecil pipinya.

Naif dan lugu, itulah sebuah kata yang dapat menggambarkan dari diri seorang Na Jaemin, dulu bahkan saat ini.

"Tak ada yang berbuah dari dirimu sejak dulu, itulah kenapa aku terus membencimu sampai saat ini Na—" bisikku, aku menarik kembali tubuhnya masuk ke dalam pelukanku.

Tapi untuk saat ini, aku tahu bahwa Na Jaemin akan baik-baik saja— Iya, Selama dia berada disampingku.

"Mari kita mulai hidup bersama mulai detik ini."

Namun dibalik itu, Tanpa Lee Jeno ketahui Na Jaemin sudah terbangun dengan kedua mata yang sudah basah karena air mata.

Jaemin dengan satu keahliannnya, selalu menangis dalam diam.

"Dan mulai detik ini sepertinya hidup kita tidak akan pernah berjalan dengan mudah, Jen."

"Karena kamu belum sepenuhnya mengenaliku"

_______

"Yakin kamu bakal balas dendam ke dia Jen?"

Mark berseru tepat disamping Lee Jeno, mereka berdua tengah bertemu di tempat hiburan malam langganan mereka.

"Jaemin, kurasa dia anak yang baik."

Jeno menggelengkan kepalanya pelan, Mark persis tahu, lelaki itu tengah terbelenggu dengan pikirannya sendiri.

"Hey." Mark mencoba mengalihkan perhatiannya lagi. "Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan?" ucapnya penasaran.

"Apa kamu masih memikirkan apakah Na Jaemin pantas untuk dibenci?"

Lee Jeno terdiam sembari pandangannya beralih pada sahabatnya, Mark. Dugaan Mark sepertinya memang benar.

Mark tersenyum miring di depannya.

"Apapun yang sudah terjadi dimasa lalu, kurasa Na Jaemin tidak melakukan kesalahan apapun. dia hanya mengikuti arah hidupnya saja dan takdir membawanya untuk bertemu denganmu"

Rainbow in the Rain : NoMinWhere stories live. Discover now