PROLOG

170 15 27
                                    

Mall Indonesia.

Gadis itu melangkah perlahan memasuki pusat perbelanjaan, seakan menari-nari di atas lantai marmer yang mengkilap. Rambut panjangnya berkilauan seiring langkahnya, mencuri perhatian semua orang yang ada di sekitarnya. Mata gadis itu begitu indah dan menawan, membuat siapa saja yang menatapnya terpaku.

Seiring berjalannya waktu, kerumunan orang mulai mengelilingi gadis itu. Beberapa orang mencoba berbicara dengannya, mengajaknya mengobrol atau bahkan menawarkan bantuan untuk membawakan tas belanjaannya. Namun, gadis itu hanya tersenyum lembut dan menolak dengan sopan.

Sementara itu, di seberang pusat perbelanjaan, ada sekelompok remaja yang terpesona oleh kecantikan gadis tersebut. Mereka saling berbisik, berdiskusi tentang siapa gadis itu, dari mana asalnya, dan mengapa dia begitu cantik. Salah satu dari mereka mencoba mendekati gadis itu, namun sebelum sempat mengajak bicara, ia langsung gugup dan mundur.

Di antara kerumunan orang yang terpesona, ada pula beberapa wanita yang berbisik-bisik, merasa iri dengan kecantikan gadis itu. Mereka merasa tidak senang karena perhatian orang-orang teralihkan dari diri mereka, dan mulai berbicara buruk tentang gadis tersebut.

Namun, gadis itu tetap tenang dan anggun, tidak terpengaruh oleh pandangan mata atau bisikan orang di sekitarnya. Ia melanjutkan langkahnya, mengunjungi berbagai toko dan mencoba pakaian serta aksesori yang ia sukai. Setiap kali ia keluar dari toko, orang-orang semakin terpesona dengan penampilan barunya, dan kerumunan semakin membesar.

Tak lama kemudian, pusat perbelanjaan itu hampir seperti tempat wisata, dengan orang-orang yang datang hanya untuk melihat gadis itu. Kecantikannya memang tidak wajar, membuat mereka bertanya-tanya apakah ia benar-benar manusia, atau mungkin ada sesuatu yang lebih dari itu.

Mandalika adalah seorang gadis kecil berusia tujuh tahun yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di luar rumah. Ia berjalan dengan hati berdebar, menatap dunia yang begitu luas dan asing baginya. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama, saat ia tiba di sekolah dasar, seorang guru menculiknya dengan alasan kecantikannya yang memikat.

Kedua orang tua Mandalika, terguncang dan trauma atas peristiwa tersebut. Mereka berdua memutuskan untuk melindungi Mandalika sebaik mungkin dengan tidak membiarkan gadis kecil itu keluar rumah lagi. Mereka memilih untuk memberikan pendidikan homeschooling, agar Mandalika tetap mendapatkan pendidikan yang layak tanpa harus menghadapi dunia luar yang penuh bahaya.

Mandalika tumbuh dewasa dalam lingkungan yang terbatas, hanya berinteraksi dengan keluarga dan guru privat yang datang ke rumahnya. Namun, di balik pintu rumahnya, ia merasa terkurung dan merindukan kebebasan untuk menjelajahi dunia yang belum sempat ia rasakan.

Setiap hari, Mandalika menatap dunia luar melalui jendela kamarnya, memperhatikan anak-anak seusianya yang bermain dan tertawa bahagia. Hatinya merasa iri, ingin merasakan kebahagiaan yang sama. Namun, ia tahu bahwa dunia di luar sana bukanlah tempat yang aman baginya, dan ia harus tetap berada di balik tembok rumah yang melindunginya.

Dalam hati kecil Mandalika, ia berharap suatu hari nanti ia akan dapat melangkah keluar dari rumahnya, menyentuh dunia yang penuh warna dan rasa, dan merasakan kebahagiaan yang selama ini ia dambakan.

Dan inilah tiba saatnya Mandalika dapat keluar dari rumah untuk pertama kali dan merasakan dunia luar.

Dan inilah tiba saatnya Mandalika dapat keluar dari rumah untuk pertama kali dan merasakan dunia luar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Inilah awal dari segalanya.

Sejak saat itu, aku diberi kebebasan dari kedua orangtuaku.

Tidak sedikit Pria tampan mendekatiku dan mengungkap perasaannya.

Aku pun menjadi sedikit nakal. Aku mempermainkan perasaan semua Pria yang mendekatiku. Dan melakukannya karena bosan.

Satu tahun telah berlalu.

Begitu banyak Pria yang menjadi korban ketidak jelasanku. Aku menerima cintanya, dan dengan seenaknya memutuskan hubungan tersebut. Tanpa alasan yang masuk di akal.

Hingga awal dari kisahku pun di mulai, sejak aku melakukannya lagi.

"KITA PUTUS!"

To be continued

To be continued

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menyukainya?

Terimakasih atas waktumu yang berharga

Ikuti terus kisah Mandalika.

Mohon Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan ucapan.

Silahkan beri komentar untuk menyemangati Author.

Mandalika In 한국KoreaWhere stories live. Discover now