extra

191 16 2
                                    

Ardian masih terpaku dalam layar komputernya. Menatap beberapa baris kata yang terpampang.

Ia tidak tidur sama sekali demi bisa merangkai sebuah kata lalu menuangkannya pada barisan kata di hadapannya.

"Ar.... "

Aji mengetuk ruang kerja nya. Lalu kepalanya menyembul.

"Astaga, kamu begadang semalaman???"

Ardi tak menyahut. Ia hanya memutar kursi menghadap kepada Aji.

"Ini harus selesai lusa. Penerbit keparat itu minta bab ending nya harus segera selesai. Gimana aku gak ugal-ugalan ngetik ini semua"

"Tapi kamu butuh istirahat loh, Ar. Terus jam 9 pagi entar kita ke sekolah nya Nakula. Ambil raportnya. Tuh anak udah gede masih aja molor minta dibangunin terus"

"Lah kamu gak bangunin dia?"

"Udah!! Tapi emang dasar kebo. Kayaknya harus disiram air baru bangun"

Entah apa yang terjadi, lalu keduanya tersenyum simpul. Ide aneh muncul dalam benak mereka.

Dalam sekejap, terjadi keributan di sebuah kamar yang di huni seorang remaja yang masih terlelap. Namun harus dibangunkan dengan cara yang tidak elite.

"Papiii!!!! "

"Bangun, hari ini pembagian raport!"

"Ini pasti ide Ayah!!"

"Loh.. kok Ayah. Yang nyiram papi kamu. Yang bikin basah papi kamu. Kok Ayah yang disalahin. "

"Jadi basah semua kan. Ahh!!"

"Udah sana mandi!!"

Aji tersenyum puas. Dengan kasar ia menggiring bocah malang itu ke kamar mandi.

"Ayah tunggu 10 menit kalo kamu gak selesai kami tinggal"

"Ayah jahat!!"

Aji mendengus. Ia tidak bisa bersikap tegas pada anaknya, tapi ia bisa memaksa. Otoriter.

"Dan jangan lupa hari ini kita kunjungan"

Tak ada yang lebih membahagiakan di hati Nakula. Tak masalah semua orang memandangnya jijik. Tak peduli orang mencemooh nya .  Walau dulu ia sempat tak terima kalau ia memiliki dua orang Ayah bukanya Ayah dan Ibu, namun sekarang Nakula bersyukur. Keduanya begitu menyayangi nya.

Nakula sudah naik ke kelas 11. Yang berarti umurnya sudah akan menginjak 17 tahun. Ia sudah merencanakan ini. Ia ingin mandiri. Ia ingin orang tuanya memanja kannya.

Maka tercetuslah ide yang menurut nya paling cerdas yang pernah ia pikirkan.

" Papi.. ajaran baru... Nakula mau nge kost"

Tiba-tiba mobil berhenti mendadak. Saat ini mereka berada dalam perjalanan pulang setelah mengambil raport Nakula.

"Apaaa??" Suara Aji menggema setelah keheningan beberap detik yang lalu.

"Yah .. kalo tadi kita kecelakaan gimana??"

"Kamu bilang apa tadi, nak?" Kali ini Ardi yang bersuara.

"Aku mau nge kost. "

"Selama ini, kamu baik-baik aja kita antar jemput. Kenapa mendadak kamu mau kost. Seakan kamu ingin keluar dari rumah. Ada yang mengganggu pikiran mu?" Ardi bertanya dengan lembut. Walau selama ini, dirinya yang selalu memarahinya lantaran Aji tak bisa memarahi Nakula, cenderung memanjakan. Namun Ardi ingin Nakula bersikap terbuka.

"Nakula cuma mau belajar mandiri, papi.. selama ini Nakula merasa terlalu di manjakan. Terlebih sama ayah"

Nakula melirik ayahnya. Membuat Aji salah tingkah.

"Tapi di mana? Kami juga gak bisa ngawasin kamu dong!" Ungkap Aji. Ia sebenarnya tak rela anaknya justru ingin tinggal sendiri.

"Aku ada tempat. Papi sama Ayah juga bisa mengecek. Nih.. Pandawa's house. Tempatnya bagus. Deket sekolah dan lumayan Deket sama tempat kerjanya Ayah. Jadi kalian bisa datang kalo kangen sama aku"

"Gak kek kost seperti biasanya" gumam Aji.

"Emang. Tapi  lebih ke rumah biasa. Tapi yah.... Ini jadi perbincangan semua orang karena penghuni nya cogan cogan semua omaygat!!!"

Ardian menghela nafas. Sejak kapan anaknya bertingkah binal begini?

"Kita pikirkan setelah pulang dari makam" aji melanjutkan perjalannya.

"Emangnya kita ke makam siapa sih Pi...? Tiap tahun dari dulu. Aku gak ngerti siapa itu om Nuka?"

"Kekasihnya Ayah" jawab Ardian lugas.

"Dan papi gak marah sama sekali? ayah itu selingkuh juga namanya kan?"

"Kamu mana paham"

Nakula masih tak mengerti. Jadi, selama ini setiap tahun dimana ia harus mengunjungi makam, itu adalah kekasihnya Ayah dulu? Dan papinya bersikap biasa aja?

Apa dulu papi seorang pelakor dan ia merasa bersalah sampai membuat pacarnya Ayah meninggal?

Biarkan saja Nakula dengan pemikiran nya. Saat mereka sampai, mereka melakukan rutin setiap tahun. Mendoakan , lalu membersihkan pusara makam.

Lalu Nakula akan melihat ayah nya menitikkan airmata meski tak bersuara.

Lalu papinya juga ikutan menangis.

Seandainya Nakula bisa melihat masa lalu kedua orang tuanya.

"Kamu kalo baca novel buatan papi kamu bakalan paham" ucap Aji.

"Tapi aku dilarang baca. Lagian bukannya cerita itu sad ending. Maaf yah, anak mu ini anti sad ending. "

Aji tergelak. Ia hanya mengusap kepala Sang anak.

"Anak Ayah tambah dewasa sekarang. Makasih udah ada di hidup ayah"

Nakula tersenyum. Lalu ia memeluk Aji.

"Nakula sayang Ayah!"

"Papi juga sayang kalian!!" Ardian ikutan memeluk dua cintanya.

Mereka berpelukan erat. Berterima kasih pada yang kuasa sudah memberi nya kehidupan yang bahagia.

Mereka tak menyadari ada kedua tangan dingin yang ikut merangkul. Ikut merasakan kebahagiaan. Dia hanya bisa tersenyum.

Nuka,









Part tambahan gaje apa ini???

Tapi ada kelanjutannya kisah Nakula ye,

Tunggu aja! Kita bikin book sendiri buat nakula

..

Oh mampir ke cerita gw yang lain kuy!! Cek profil!!

Last Wish (END)Where stories live. Discover now