11

225 21 8
                                    

Sebenernya gimana sih masa lalu Aji, Nuka sama Ardi??

Chapter ini kilas balik mereka di masa sekolah ya!!

.
.
.

Beberapa tahun lalu...

Ardian Pangestu siswa yang tak pernah bolos sekolah, selalu datang tepat waktu, tidak pernah masuk ruang BK. Tidak ada kecacatan dalam masa sekolah nya.

Namun hari itu, hanya karena dirinya harus menolong seekor anak anjing yang berada di tengah jalan, Ardi terpaksa membuang waktu berharga nya menuju sekolah hingga akhirnya ia terlambat.

Untuk pertama kalinya, Ardi melakukan satu kesalahan yang mungkin menurut orang lain itu hal biasa, tapi tidak untuk Ardi.

Ia terpaku begitu melihat gerbang sekolah sudah tutup. Berdiri mematung sembari memohon kepada penjaga gerbang agar dibukakan untuknya. Sayangnya, hati penjaga gerbang itu tak luluh sedikitpun meski Ardi sudah memohon padanya.

Di keadaan yang menurut Ardi adalah hari terburuk nya, ia melihat siswa lain yang juga terlambat sepertinya. Namun wajah nya terlihat santai seolah sudah terbiasa dengan keterlambatannya.

Siswa itu, ketika Ardi melihat Nametag nya barulah Ardi tahu siapa dia. Ajisena Arbani. Ketua Basket sekolah. Terkenal badung dan dingin. Seorang yatim piatu yang pernah memukul anak orang kaya karena mengejeknya hingga  harus dilarikan ke ruang ICU. sejak saat itu tidak ada yang berani mengganggu Aji.

Ajisena memperhatikan Ardi yang kedapatan memandangi nya. Namun dengan cueknya Aji segera beranjak. Pergi menuju bagian belakang sekolah dimana ada bagian tembok pagar sekolah yang runtuh beberapa centi dari yang seharusnya. Membuat siapa saja dengan mudah menaiki nya dan masuk tanpa harus melalui gerbang depan.

Rupanya Ardi mengikuti dari belakang. Meski awalnya ragu, Ardi yang tak pernah berbuat demikian memantapkan hatinya. Batinnya sudah berteriak bahwa itu kriminal. Hei,bocah sepolos Ardi menganggap hal itu kriminal??

Susah payah dirinya memanjat pagar tembok hingga ketika sudah berada di atas pagar, Ardi merasa ngeri untuk turun atau melompat. Dilihat nya Aji sedang berdiri menatapnya. Sampai uluran tangan dari Aji membuat Ardi tergelak.

"Ayok cepetan lompat. Keburu Anak OSIS patroli kesini"

Ardi menerima uluran itu, lalu ia pun melompat turun sambil memejamkan matanya. Ketika mendarat, tubuh Aji sigap menahan Ardi agar tidak jatuh.

"Ma-makasih!!"

"Hmmm... Lo kelas mana?"

"10 IPA 1"

Mendengar jawaban itu, Ajisena hanya mengangguk dan berlalu. Meninggalkan Ardi yang masih berdiri disana.

Sejak saat itu,  acapkali keduanya berpapasan entah itu dikantin sekolah, atau koridor kelas, Ardi senantiasa memandang lekat sosok Aji dan ketika mata mereka saling beradu, entah mengapa Ardi bersemu.

Ardi mulai menyadari perasaan nya ketika Sahabat nya, Nuka bercerita padanya bahwa Nuka menemukan cinta pertamanya.

"Ar... Gue gay!!"

Saat itu Ardi hanya bisa melongo. Mengapa Nuka begitu enteng mengatakan hal itu pada nya?

"Lo mau jauhin gue setelah tau gue Gay Ar?"

Ardi mengagumi keberanian Nuka dengan pengakuan nya itu. Biasanya, kaum minoritas seperti Nuka akan sangat tertutup terhadap orang lain. Mereka menutup jati diri mereka karena merasa terancam akan dihujat, dan di hina. Tak jarang mereka akan memandang jijik kaum minoritas, merasa seperti kotoran atau virus yang dapat menular.

Last Wish (END)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin