8.🔞

294 27 4
                                    

Label 🔞 ini kembali,
Makasih sebelumnya udah capek-capek mampir kesini cuk!!
Kuy..
.
.
.

Semangat Nuka yang awalnya menggebu kini menguap begitu saja. Sedari awal ia sudah antusias dengan acara pesta ulang tahun yang sudah ia buat, nyatanya kini hanya tersisa kekosongan.

Aji tak datang. benar, pria yang akan menjadi tokoh utama di pesta nya Nuka tidak bisa dihubungi. Nuka berusaha sabar, menunggu dengan cemas. Berharap Aji akan datang. Nyatanya, tak sesuai harapan. Hingga jam menunjukkan pukul 11 malam lewat, bahkan semua tamu undangan yang memeriahkan acaranya sudah pulang dari beberapa jam yang lalu. Namun, sosok yang ditunggu tak kunjung datang.

Satu hal yang pasti, Nuka menelan pahit kekecewaan nya. Ia duduk ditepi kolam renang. Mencelupkan kedua kakinya walau suhu air yang begitu dingin. Nuka melamun. Menatap sisa sisa pesta yang bahkan belum dilihat orang yang berulang tahun hari ini.

Dibelakang sana, Ardi menatap Nuka yang tengah melamun. Ia ingin menghampiri Nuka, tapi ia urungkan. Nuka akan bersikap biasa saja bila disampingnya. Menyembunyikan perasaannya. Ardi tau itu.

Namun, langkahnya malah mendekati Nuka. Ah, udara malam ini begitu dingin. Nuka akan sakit jika berlama-lama disini.

"Hei..masuk yuk! Dingin banget cuacanya" ajak Ardi.

Ia mengulurkan tangannya, membantu Nuka berdiri lalu menuntunnya untuk masuk. Mengantarkannya hingga kamar Nuka.

"Ka... Lo gapapa??" Tanya Ardi setelah Mendudukkan Nuka diranjang. Ardi lantas duduk di lantai, menghadap Nuka. Melihat dengan jelas wajah Nuka saat ini.

"Gue gapapa Ar. Thanks ya untuk hari ini. Lo mau pulang atau nginep??"

"Stop mikirin gue. Kalo Lo mau nangis nangis aja Ka"

Nuka diam. Ia membuang pandangan nya. Sudah bersusah payah ia bersikap wajar depan Ardi, tak ingin pertahanannya jebol.

"Gue tau, Lo nungguin Aji juga gak ada gunanya. Dia datang nya besok mungkin. Kita bisa rayain besok" Ardi mengelus tangan Nuka.

"Ar... Aji nge chat gue tadi. Dia gak bakalan pulang kesini" ucap Nuka terbata. Menahan tangis.

Ardi hanya mengangguk diam. Kemudian memeluk Nuka. Meredam suara Nuka yang mulai menangis.

Lagi, Aji tak menghargai usaha Nuka. Seberapa banyak pun Nuka berusaha buat Aji, ia tak akan peduli.

Tangis Nuka memang berhenti, namun suara batuk dari Nuka membuat Ardi gelagapan.

Uhukk.. uhukk . Hoek!!

Nuka batuk disertai muntah. Terlebih cairan pekat berwarna merah itu keluar banyak dari mulut Nuka. Mengotori baju Ardi.

"Astagaa.. nukaaa.."

"Gue pusing Ar.."

"Lo lupa belum minum obat nya ya?"

Nuka menggeleng. Ia bahkan belum makan sejak siang tadi.

Ardi membaringkan Nuka. Membersihkan lantai dan bajunya yang terkena noda, lantas bergegas menelpon Tyo.

Tak berapa lama, Tyo datang dan segera memeriksa keadaan Nuka.

"Kamu harus secepatnya memberitahu hal ini kepada Nuka, Ar" ucap Tyo selepas memeriksa Nuka.

Ardi hanya membuang nafas kasar.

.
.
.

Ini masih dipagi buta, ketika waktu tidur Nuka terganggu. Sebuah tangan kekar melingkar di pinggang nya. memeluknya erat.

Last Wish (END)Where stories live. Discover now