15

234 27 28
                                    

Ayok ramein lapak gw ini!!

.
.

Aji mempercepat laju mobil sesekali berdecak. Padahal, waktu yang harus ditempuh menuju tempat dimana Karin berada hanya sekitar 10 menit saja. Namun Aji harus terjebak macet. Di keadaan yang genting ini Aji harus bisa sampai kesana dan melepaskan Karin.

Ia mendapat ide untuk menelepon kakak Karin -Gofur- dan meminta bantuan nya.

"Halo bang"

"Kenapa Ji.."

"Tolongin Karin bang! Karin ada kompleks Jatijaya no.56 bang. Jemput dia, aji belum bisa kesana macet parah!!"

"Loh emang Karin kenapa ji?"

"Pokoknya Abang jemput Karin sekarang. Aji jelasin nanti"

Tin!!!Tin!!!Tin!!!!!!

Aji berkali-kali membunyikan klakson. Suara jalanan itu riuh dengan berbagai klakson mobil. Tampaknya ada sebuah kecelakaan di persimpangan jalan, penyebab kemacetan yang terjadi.

Aji berdecak sambil memijit pelipisnya. Kepalanya kembali berputar mereka ulang kejadian hari ini. Ia menyandar dan menatap barisan mobil didepan sana.

Beberapa saat kemudian, suara sirine terdengar lalu kemacetan mulai mengurai. Aji menghela nafas lalu langsung tancap gas.

Dering telepon membuyarkan konsentrasi Aji. Ia menepikan mobilnya dan segera mengangkat panggilan itu.

"Halo bang"

"Abang tunggu penjelasan kamu !! Karin udah Abang ke rumah sakit x sekarang. Abang tunggu!!!"

Aji menghela nafas lega. Ia segera menyusuri jalan menuju rumah sakit yang disebutkan Gofur tadi.

.

"Pasien baik-baik saja. Hanya mengalami trauma kecil dan janinnya pun sehat. Hanya jangan membuat si ibu banyak pikiran dan tertekan. "

Penjelasan dokter membuat dua pria yang mendengar hal itu bernafas lega sekarang.

Setelah dokter itu pergi Aji yang ingin masuk ke dalam ruang rawat segera ditahan oleh Gofur. Aji tahu ia berhutang penjelasan kepada sang kakak.

"Sebenernya ada masalah apa ji?" Tanya Gofur dengan nada yang menenangkan. Ia menyuruh Aji untuk duduk. Menenangkan diri. Karena terlihat Aji sangat tertekan dan banyak pikiran.

"Aji gak tau mau jelasin darimana Bang?" Jawab Aji frustasi. Segala permasalahan dirinya, Nuka Ardi dan Karin berputar di benaknya.

Gofur dengan tenang mengelus pundak Aji. Berusaha menenangkan pria didepannya itu.

"Cerita semua nya ke Abang. Dari awal. Kamu gak bisa pendam semua nya sendiri"

Maka, Aji mulai menceritakan semuanya. Dari awal hubungannya dengan Nuka, perasaannya dan hubungannya dengan Ardi lalu tanggung jawabnya pada Karin.

Semua nya diceritakan tanpa kebohongan. Aji melepaskan segala kerumitan yang ada di pikiran nya pada Gofur.

"Sekarang gue udah gak ada hubungan apa-apa lagi sama Nuka, bang. Gue harus pegang janji gue ke Ayah buat jaga Karin dan bayi nya. " Jelas Aji pada Gofur.

Gofur sendiri terkejut perihal Aji yang memiliki pacar seorang pria. Namun, Ia mencoba mencari jalan tengah dari semua permasalahan yang menimpa Aji.

"Kamu mikirin janji kamu ke ayah, tapi kamu gak mikirin perasaan Nuka?? "

Aji menoleh pada Gofur dengan tatapan kebingungan.

"Abang disini gak berpihak sama dia. Tapi, apa kamu pernah mikirin posisi Nuka saat ini? Dia pacar kamu, dia sedang sakit dan dia butuh sandaran dari orang yang terdekat dan dia cintai, yaitu kamu. Dan dia hidup sebatang kara. Sendirian. Sama seperti kamu kan? Dan kamu udah ngerasain gimana rasa nya sendirian"

Last Wish (END)Where stories live. Discover now