22

198 19 4
                                    

Bughh!!

"Aww.. sakit bego!!"

Bugh!!

"Aji....!!"

Ardi merengut lucu saat bantal itu berkali-kali menghantam pelan tubuhnya.

Aji hanya tertawa. Ia membayangkan wajah Ardi yang saat marah justru terlihat menggemaskan itu.

"Nuka kemana Ar..? Lo tau?"

Ya, sudah lewat dua hari Nuka tak tampak. Aji semula sabar menunggu Nuka yang tak kembali untuk menemani nya. Namun kini, Aji ingin sekali bertemu Nuka.

"Emm.. Nuka kan kemo, Ji. Ya pasti gak sebentar." Jawab Ardi. Sejak semalam Aji terus mempertanyakan hal itu.

" Gue kapan keluar rumah sakit nih? Benci banget disini"

"Ya tunggu Lo udah baikan lah. Besok kita tanya dokter"

Aji meraba raba sisi tubuhnya.

"Tuh.. gak ada yang sakit lagi Ar. Gue udah bisa pulang ini"

"Gue ajak keluar aja ya.. pake kursi roda mau?"

"Percuma gue keluar tapi gak ngeliat apapun"

"Seenggaknya Lo bisa menghirup udara seger, denger bermacam suara diluar"

Aji tampak tengah berpikir hingga pada akhirnya ia mengangguk.

"Tapi gue gak mau pake kursi roda. Gue gak lumpuh. Tuntun gue aja "

"Siap tuan"

Ardi menuntun Aji berjalan melewati lorong rumah sakit sembari menuntun Aji yang dengan langkah hati hati menapakkan kakinya.

"Gue denger suara mobil lewat, kita dimana?"

Ardi membawa Aji hingga depan rumah sakit. Terpantau di depannya lalu lalang kendaraan di tengah jalan.

Ardi mengajak Aji keluar area rumah sakit. Lalu mereka duduk di sebuah halte.

"Eh kita mau kemana? Jangan sampe pihak rumah sakit nuntut Lo karena nyulik gue ya woy"

Ardi tertawa mendengar gerutuan Aji.

"Santai kali. Gue mau bawa Lo ke taman hiburan"

"Lo gilaaa!! Gue pake pakaian rumah sakit. Kepala di perban sama buta gini mau di bawa kesana? No way!!"

"Ckk.. tenang aja sih. gue bawa baju Lo. Kan ada gue disamping Lo"

Sebuah taksi berhenti didepan halte. Ardi segera menuntun Aji masuk kedalan meski dipenuhi protesan Aji.

Dalam mobil itu, Ardi membantu Aji memakai pakaian ganti.

Meski sedikit canggung melihat kulit Aji tanpa sehelai kain, Ardi tetap berusaha menahan kegugupan nya. Hingga ia berhasil memakai kan pakaian tersebut dengan Aji.

"Nah gini kan Lo keren gak kek pasien rumah sakit yang kabur"

"Ide Lo ya ini.."

"Gue udah izin ma om Tyo ya"

Taksi tersebut membawa mereka ke sebuah lokasi dimana terlihat keramaian memadati tempat itu. Sebuah taman yang hampir semua pengunjungnya anak anak.

Tempat tersebut menyuguhkan permainan anak anak. Tak heran jika keramaian itu didominasi anak dan remaja.

"Kek nya ide Lo bukan nya bikin gue fresh malah nambah pusing deh Ar"

Ardi berdecak karena Aji selalu protes.

Ia tengah menunggu seseorang disini.

Maka, ia membawa Aji mencari tempat yang nyaman untuk duduk dan menunggu orang yang berjanji dengan Ardi.

Last Wish (END)Where stories live. Discover now