14

203 23 11
                                    

Aish!!

.
.

Nuka meremat kerah baju Ardi. Matanya menyorot tajam. Dadanya naik turun mengikuti hembusan nafas kasar yang dikeluarkan nya. Ia mendelik begitu mendengar pengakuan Ardi.

"Maaf ka... Ini salah gue.. gu-gue yang udah nge goda Aji" Ardi sudah tak bisa menahan airmatanya agar tidak merembes turun.

Melihat Nuka yang begitu murka, Ardi hanya bisa pasrah. Ini salahnya, ia harus menerima nya dan tak mungkin ia menyalahkan Aji. Dirinya yang meminta, ia ingat ucapan nya pada Aji waktu itu.

"Kenapa Lo bohongin gue??"

Tatapan Nuka justru meredup setelah melihat Ardi yang menangis. Hatinya ikut terluka, merasakan kesedihan Ardi saat ini.
Dan tentu saja Nuka juga meneteskan airmata nya.

"Gu-gue cuman gak mau liat Lo sedih dan nyalahin Aji. Dia gak salah, gue yang salah disini. Gue salah Ka..." Ardi mengelap airmatanya. Ia tak berani memandang Nuka saat ini. Perasaan bersalah yang menerpa nya semakin besar.

Nuka melepaskan Ardi. Ia mendengus lantas menjatuhkan tubuhnya kembali ke sofa. Dilihat nya Ardi masih mencoba menghentikan tangisannya.

"Gue bahkan gak tau kalo Lo juga suka sama Aji"

Kalimat itu sukses membuat Ardi mematung. Oh, sekarang semua rahasia itu juga Nuka mengetahuinya. Darimana Nuka tahu? Apa Aji yang memberitahu nya? Siapa lagi yang tau akan hal itu?

"L-Lo tau dari mana??"

Nuka berdecih. Merasa bahwa pembicaraan nya dengan Ardi semakin memperkeruh suasana, Nuka bermaksud pergi. Namun, sebelum benar benar pergi, Nuka menoleh kepada Ardi.

"Gue liat semuanya malam itu Ar... Gue liat semuanya" ucap Nuka pelan namun Ardi jelas mendengarnya. Karena Wajah Ardi berubah pias sekarang.

Nuka benar benar meninggalkan apartemen itu. Meninggalkan Ardi sendirian yang wajahnya menatap lantai dengan sendu. Airmatanya masih turun dari pipi nya.

'ardi bego!!'

Nuka pulang ke rumah nya dengan tubuh bergetar. Saat tiba diruang tamu, Nuka menangis sejadi-jadinya. Emosinya tak terkontrol. Tangannya refleks melempar benda apa saja yang ia lihat dan bisa ia jangkau.

Dalam sekejap, semuanya terlihat berantakan. Lalu ia terduduk masih sesenggukan. Sekarang ia berusaha mengatur nafasnya. Dadanya kembali sesak. Kepalanya terasa pusing. Ia menyenderkan tubuhnya pada sofa.

Ia melirik ponselnya yang layar nya sudah retak karena sempat jadi sasaran pelampiasannya. Ia gulir layar itu hingga menampilkan foto Aji, dirinya dan Ardi saat berlibur ke Pulau Dewata disana. Nuka berada ditengah dengan tangan merangkul kedua pria disampingnya. Sedangkan ekspresi Ardi terlihat datar tanpa senyuman.

Nuka tersenyum saat mengingat hal itu.  Waktu itu Ardi dipaksa ikut berlibur oleh Nuka. Namun, akhirnya Ardi ikut juga.

Matanya kemudian melirik sosok dominan itu. Sosok yang selama ini begitu melekat di hatinya.

Lalu kemudian, bayang bayang itu sirna digantikan ingatan kejadian malam Nuka melihat Aji dan Ardi tengah bersama. Nuka kembali menangis. Perlahan tubuhnya merosot hingga akhirnya ia meringkuk. Tangisnya masih ada, namun kali ini tidak ada suara, Nuka menangis dalam diam.

...

"Boss... Plisss!!! Kasih gue kesempatan sekali lagi. Gue gak akan ngecewain bos lagu" bujuk Aji pada atasannya.

Ia langsung menuju Kafe tempat ia bekerja begitu pesan dirinya dipecat ia terima.
Begitu sampai, ia segera menghadap boss nya yang terlihat sedang menghitung uang dalam amplop coklat.

Last Wish (END)Where stories live. Discover now