24. Club Malam

Depuis le début
                                    

Delin tidak menolak, dia hanya menerima buku menu minuman. Mulai ikut membaca.

"Ini beralkohol?" tanya Delin.

"Jus ada." jawab Darka masih memilih. Hari ini dia ingin sedikit saja mabuknya agar bisa menjaga Delin.

Delin pun mulai memilih lagi. Dia asal tunjuk saja membuat Darka mendongak.

"Serius?"

Delin mengerjap polos. Kepolosannya semakin membuat Delin yang berdandan malam ini semakin cantik.

"Kenapa? Bahaya? Aku ga tahu, kak Darka pesenin aja," Delin jadi takut salah.

***

"Ga mau ikut kak Dikta, kak?" Delin duduk di paha Darka dengan menghadapnya dan mengangkang.

Delin bisa melihat langsung keadaan lantai satu dalam posisinya itu.

Darka menyesap rokoknya masih sambil mengusap punggung Delin.

"Nanti, beres minum sama rokok, kita susul ke bawah,"

Delin pun mangut-mangut.

"Lo ga takut?"

Delin mengurai jarak, membuat keduanya bisa bersitatap.

"Takut."

"Terus kenapa ajak ke bawah?" Darka menyelipkan rambut Delin ke telinga.

"Penasaran, mereka kayak seru." jawab Delin pelan.

"Liat," kode Darka pada Delin.

Delin pun menatap arah yang di maksud. Banyak sekali wanita yang asal di dekati dan di peluk dengan bebas.

"Lo tahu bahayanya tempat ini kalau ga bisa jaga diri?" bisiknya di pipi Delin yang masih menoleh.

Delin pun memalingkan wajahnya sampai tersentak pelan karena bibirnya menyentuh bibir Darka sedikit.

"Lo ga boleh ke sini tanpa gue."

Delin mengangguk lalu terpejam saat Darka mengecupnya sekilas.

Delin mengerjap gugup lalu menyembunyikan wajahnya di bahu Darka.

"Kak, orang nanti liat," cicitnya.

"Udah biasa, tadi itu cuma kecupan.." balasnya berbisik.

Delin menikmati pemandangan lautan manusia di bawah sana. Banyak sekali ragamnya, ada yang mesra dan ada yang ceria dan heboh.

Terlihat seperti seru namun ada juga wanita yang marah saat tersentuh.

Benar kata Darka. Tempat ini, jika tidak dengan dia maka akan bahaya. Jalan menuju ke sini saja Delin gugup, banyak pria yang menatap ke arahnya terang-terangan.

"Mau turun, sayang?" tanya Darka saat Delin asyik sendiri.

Delin kembali bersemu mendengarnya.

"Mau ga?" tanyanya lagi gak ketus karena tidak di jawab.

"Ga bisa."

"Apanya?" alis Darka menyatu, membuatnya terlihat galak.

"Joget, ga bisa. Kaku." cicitnya malu.

"Lo ga kaku, goyang di atas gue bisa, di sana pasti bisa,"

Delin semakin merasakan panas di wajahnya. Pasti sangat memerah.

***

Delin memalingkan wajahnya malu dalam pelukan Darka. Keduanya tengah berjoget pelan nan santai di antara lautan manusia.

Delin memegang setiap sisi bahu Darka. Sesekali meremasnya saat merasakan celana Darka menjadi kembung dan terdapat tonjolan keras.

Delin malu. Apakah milik Darka mengeras? Pasti mengingat tubuh mereka terus bergesekan.

Darka tersenyum miring, Delin terlihat gelisah, pasti merasakan miliknya.

Darka semakin bergerak mengikuti irama, membuat Delin juga ikut lebih bersemangat mengikuti semuanya yang melompat-lompat.

Dengan tawa yang teredam musik, Delin begitu cantik saat melompat dalam pelukan Darka. Delin terlihat mulai nyaman dan menikmatinya.

Delin juga terlihat agak mabuk. Minuman pesanan Delin memang beralkohol walau Darka tidak menyangka, Delin akan mabuk hanya karena minuman itu. Kadar alkoholnya rendah.

Delin tertawa lalu merapat dengan geliatan manja, tak lama dari itu ikut melompat-lompat saat semuanya begitu, mengikuti irama.

Delin mendongak sayu dengan lebih bahagia saat suara ledakan menyemburkan banyak kertas warna-warni yang berhamburan.

Darka terus menatapnya. Menatap Delin yang begitu lepas bahagia, melompat-lompat seperti anak kecil.

Dia ingin Delinnya sebahagia itu saat dia hujam di bawahnya.

Darka mengecupi telinga Delin, membiarkan wanitanya bermanja di pelukannya, tetap menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan.

Bahagia Delin ternyata membuat Darka tak bisa menutupi bahwa dia pun terbawa bahagia.

Apa harus mabuk dulu agar membuat Delin seceria dan semanis itu.

Part khusus 25. Mabuk Dan Ice Cream hanya akan ada di karyakarsa bagi yang mau aja. Engga pun bisa tetap lanjut ke part selanjutnya. Makasih:)

Dark Obsession (TAMAT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant