9

0 0 0
                                    

=> HAPPY READING! <=
.........

Hanya ketika kamu punya mimpi maka baru bisa diwujudkan.
—Ubay—

Seragam batik melekat di tubuh gempalnya, rambut tebal berwarna hitam pekat itu disisir rapi. Kulit sawo matang yang terlihat manis dengan hidung mancung, tampak serasi menghias bola mata kecoklatan tersebut. Satu lagi, senyum yang selalu terukir indah di bibir kemerahannya menyambut pagi dengan ketulusan luar biasa. Abimanyu Ravendra memasuki kelas pada urutan paling akhir diantara 25 murid yang belajar disana. Namun, ini bukan kelas IPS yang akan ricuh dan menjadikan Ubay sebagai objek pandang yang menimbulkan berbagai macam bisikan.

Seseorang memanggilnya dari bangku paling belakang. "Duduk sini!"

Ubay tersenyum kemudian menghampiri bangku kosong yang ada disana. Cowok bertubuh jakung sedang menatap Ubay seperti sudah kenal sejak lama. "Lo Ubay, kan?"

"Tau darimana?" heran Ubay merasa selama ini belum pernah berkenalan dengan siapapun.

Si jakung menyodorkan sebuah bolpoin, "Ini punya lo, gue pinjam bolpoin pas kita duduk sebelahan di aula."

"Ooohhh, yang matsama waktu itu?" antusiasnya.

Setelah berbicara mengenai bolpoin, sudah tidak ada topik lagi. Disini sama saja, Ubay juga merasa tidak dipedulikan karena semua orang sibuk dengan gadget masing-masing. Namun, ada banyak perbedaan, jika di kelas sebelumnya ia selalu teritimidasi akan sikap teman-teman, maka kelas IPA lebih tenang. Mereka terkesan tidak peduli, tetapi bukan membenci.

"Assalamualaikum, Selamat Pagi!" Sapa seorang guru perempuan bertubuh tinggi ketika memasuki kelas X IPA.

"Wa'alaikumussalam, pagi, Bu!" jawab murid-murid serempak.

"Sudah berdo'a?" Bu Ulfa mengedarkan pandangan tetapi tidak ada yang menjawab. Sepertinya mereka ragu karena masih siswa baru. "Berdo'a terlebih dahulu!"

Siswa siswi MA Tarbiyatul Islam sudah diajari bagaimana do'a sebelum belajar sejak hari pertama Matsama. Maka mereka melapalkan do'a itu serempak. Do'anya berbunyi :

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صلي علي سيدن محمد و علي الي سيدن محمد

اَللَّهُمَّ نَوِّرْ قَلْبِي بِنُورِهِدْيَتِكَ وَتَوْفِي قِكَ وَكَرَمِكَ يَااَرْحَمَرَّحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ ارْزُقْنَ فَهْمَ انَّبِيِّنْ, وَخِفْضَ الْمُرْسَلِي نَ, وَ اِلْهَامَ الْمَلَا اِكَتِ الْمُقَرَّ بِيْن

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا ، وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدِ نَّبِيَّا وَّرَسُولاَ, رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِي فَهُمَا

"Baik kita buka buku kimia halaman pertama!"

Ubay mengeluarkan buku tulis sekaligus lembar kerja siswa yang didapatkan sebelum masuk kelas IPA kemarin. Kimia, salah satu mata pelajaran yang mempelajari tentang fenomena alam yang berkaitan dengan materi dan perubahan materi. Selain itu, mengenalkan kepada bahan-bahan kimia berbahaya dan cara menghindarinya. "Nah, kita akan belajar tentang sistem periodik unsur yang mana wajib dihafalkan untuk bekal mempelajari Kimia."

I'am Still StandingWhere stories live. Discover now