29. Reality

13.7K 910 15
                                    

07/04/2024

"Bukankah Arthur sangat menyenangkan?" Tanya Gabriel, pada putranya yang sibuk bermain game.

Noah mematikan gamenya, lalu menataap sang ayah. Dia mengangguk setuju, karena meskipun Arthur baanyak bicara dan bisa membuat kepala menjadi pusing. Noah mengakui, jika Arthur bisa menyalurkan energi positif pada orang di sekitarnya.

"Yah, walaupun dia membuat kepala ku sakit, tapi dia cukup menyenangkan, sehingga aku ingin melipat mulutnya itu." Jawaban Noah, membuat Gabriel tertawa.

Selama perjalanan pulang keduanya tidak berhenti membicarakan Arthur. Entah sejak kapan, dua laki-laki berbeda gendre itu suka membicarakan seseorang. Setibanya di rumah, Noah langsung berlari saat melihat ada neneknya tengah bersantai di ruang TV. Dia juga menceritakan pertemuannya dengan Arthur penuh semangat.

"Dia kembali."

Gabriel menoleh, ada Bryan dan juga David duuduk di ruang tamu. Mereka memang mengatakan akan datang ke rumahnya karena ada yang perlu di bicarakan. gabriel mengisyaratkan agar mereka pergi ke rung kerjanya terlebih dahulu, karena ia akan mengganti pakaian terlebih dulu.

"Aku harap, yang mereka maksud adalah Kau." Gabriel berbicara pada bingkai foto Bella yang dia pajang di kamarnya.

Selama ini dia tidak pernah mencari keberadaan Bella lewat media, karena takut orang-orang yang memusuhinya juga mencari keberadaan sang istri, dan akan menyakiti Bella. Bahkan selama ini, Gabriel juga tidak pernah memberikan konfirmasi, terkain kepergian Bella. Sehingga tak banyak oraang yang tahu, jika selama ini mereka sedang melakukan pencarian. Namun beberapa orang sudah bergosip, jika Bella pergi meninggalkan Gabriel seteelah membuat kekacauan.

Gabriel segera pergi ke ruang kerjanya setelah mengganti pakaian, ia benar-benar berharap jika informasi ini tentang istrinya. Sudah sangat lama sekali, ia menunggu kabar tentang Bella.

"Dia sudah kembali setelah menyusun rencana besar, dan aku rasa Noah akan kembali di incar. karena, kami sudah membobol saluran informasinya. Dan perlu kau ketahui, jika dia sudah lebih dulu mengetahui keberadaan istri yang selama ini kau cari." Jelas David, laki-laki itu menunjukkan beberapa gambar yang ada di laptopnya pada Gabriel.

"Dan, sekarang bukan hanya Noah dan Bella saja yang harus kau lindungi, tapi dua anak kembar Bella, yang tidak kau ketahui kehadirannya." Sambung Bryan.

Gabriel menegang, mendengar penjelasan dari kedua sahabatnya. Ia menatap foto Bella yang tengah tersenyum bahagia bersama seorang gadis kecil di sebuah toko kue. Matanya mulai berkaca-kaca saat melihat foto yang menampilkan sebuah kebahagiaan itu. Namun, foto selanjutnya, Gabriel mengerutkan keningnya, karena anak laki-laki yang bersama Bella adalah anak yang tadi bertemu dengan dirinya.

"Astaga, aku sudah bertemu dengan putra ku. Aku harus meminta Thomas untuk menghubungi Tuan Eliot." Dengan cepat Gabriel menelpon Thomas, dan meminta agar mengundang Dante Eliot dan Jasmine Eliot untuk datang makan malam bersama. Dia harus menemui mereka, agar bisa bertemu kembali dengan Arthur.

"Kau tidak penasaran dengan tempat tinggal mereka sekarang, dan alasan kenapa Bella tidak bisa ditemukan sampai selama ini?" Tanya Bryan.

Gabriel menatap kedua sahabatnya, meminta penjelasan dan informasi apa saja yang mereka dapatkan tentang Bella. Bagaimana, selama ini dia tidak dapat menemukan istrinya itu, padahal sudah menyewa bbeberapa detektif handal.

"Bella sebelumnya Chicago, namun hanya sebentar, karena dia mengetahui jika dirinya tengah hamil. Bella mengalami Depresi berat setelah kehilangan anaknya, dan dia selalu memperlihatkan bahwa dia baik-baiksaja. Tapi saat tahu dirinya tengah hamil, Bella merasa sangat ketakutan. Dia bahkan harus pindah ke Canada, karena takut kau akan menemukannya." Jelas Bryan, dia menatap Gabriel yang terlihat begitu menyesal.

because of my stupidityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang