7. Pernyataan Tak Terduga

Comincia dall'inizio
                                    

"Yaudah sih, kayak bukan yang pertama aja," balas Kafka.

"Entar ada olahraga kan?"

"Hm," sahut Kafka menjawab pertanyaan Putra. "Kenapa, gak bawa baju lagi lo?"

"Enggak, gue tinggalin di laci dari minggu kemarin, kan gak masuk pelajaran olahraga sebelumnya."

"Anjir! Jadi baju lo seminggu di laci?" kaget Pati.

"Iya. Males gue bawa bolak-balik, berat-beratin tas."

"Dasar pemalas!" cibir Bumi.

"Pasti di kerubuni laba-laba baju lo," ujar Tria.

"Gak ada, orang tiap hari gue cek tapi gak ada," elak Putra. Hih! Sahabat-sahabatnya ini memang.

***

Bel tanda istirahat baru saja berdering, membuat kelas-kelas langsung kosong karena penghuninya yang berbondong-bondong menuju kantin—termasuk Laura, Melda, dan Zelly. Ketiganya berjalan sambil membahas tugas kerja kelompok yang akan mereka lakukan pulang sekolah nanti.

"Langsung lanjut ke rumah gue aja, gimana?" Zellyn bertanya sembari menatap kedua sahabatnya yang berada di sisi kanan dan kirinya.

"Iya langsung aja, lagian keburu malam kalau pulang dulu."

"Nah! Apalagi tahu sendiri Laura punya jam malam," timpal Melda mengingatkan tentang keadaan Laura yang memang tak bisa pulang larut.

"Beli bahan-bahannya dekat rumah lo aja Zel, ada gak?" tanya Laura.

"Ada-ada "

Sampai di kantin, seperti biasa stand-stand penjual sudah ramai oleh antrian pembeli.

"Gue antri makan, Zel beli minum, Lau cari meja." Melda menjelaskan tugas mereka masing-masing yang langsung mendapatkan anggukan dari keduanya.

Berpisah dari Melda dan Zelly, Laura berjalan mencari meja yang masih kosong. Beruntungnya ketemu, dengan cepat dia berjalan agar tak ada yang menempatinya lebih dulu.

"Laura!" baru saja menempati bangkunya, Laura sudah harus kembali menengok kala namanya di panggil seseorang.

Gilang rupanya—ketua Osisnya. "10 menit lagi ke ruang Osis bisa? Bahas acara festival."

"Oh, iya." Angguk Laura. Setelah kepergian Gilang Laura membuka ponselnya, mungkin karena dia mensilent benda pipih itu jadinya dia tidak mendapat notifikasi dari group inti.

"Sibuk amat bu?" Zelly datang sembari membawa tiga gelas es teh juga dua botol air mineral.

"Gue harus ke ruang Osis buat bahas acara festival," jelas Laura sembari meraih gelas es tehnya. "Kalau Melda balik terus gue udah pergi suruh bungkusin aja ya makanannya, entar gue makan istirahat kedua."

"Loh? Lo gak makan? Beli roti aja deh buat ganjel perut."

"Iya, nanti gue mampir ke koperasi." Masih ada setengah dari gelas es tehnya dan Laura sudah beranjak sembari memberikan uang 25 ribu ke Zellyn.

"Gue pergi dulu ya." Dan dengan tergesa Laura berjalan keluar dari kantin. Sebenarnya masih ada 5 menit lagi, tapi dia masih ada tugas untuk mengatur ruang Osis sebelum rapat.

Tak berselang lama Melda datang dengan nampan di tangannya. "Laura kemana?" tanyanya sembari keheranan karena hanya mendapati Zellyn di meja mereka.

"Biasa, ibu wakil sibuk," sahut Zellyn santai.

"Terus ini?" Melda menunjuk satu piring yang berisi makanan Laura.

"Dia suruh bungkusin aja, entar makan di istirahat kedua."

AmertaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora