15

818 76 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN ...
TYPO BERTEBARAN...
SELAMAT MEMBACA....



Arge yang merasakan rasa darah di mulutnya membaut badannya sedikit bergetar dan membuat pupil matanya membesar dan dengan perlahan ia mencoba mengusap sudut bibirnya menggunakan ibu jari miliknya dan benar saja ada noda darah di mulutnya.

Hal itu menyebabkan pupil matanya yang tadinya hanya membesar berubah menjadi merah, ia kini berubah menjadi seseorang yang haus darah.

Sekedar informasi, kalau Arge itu merasakan rasa darahnya sendiri dia bakalan jadi seseorang yang haus darah dan matanya juga berubah jadi merah, terus kalau musuh atau kawannya belum sekarat atau mati bakalan susah buat ngendaliin rasa haus darahnya.

Back to story....

Ryder yang merasakan tanda bahaya dari arah Arge pun berteriak pada Ken untuk menjauh dari Arge Namaun sebelum ia menyelesaikan perkataanya leher putra keduanya itu sudah dicekik oleh Arge.

"Ken cepat mu-"

Argh

Ukh

"Ken!!" Teriak semua orang diruanagan itu.

"Hei Lo anak sial cepet lepasin tangan Lo dari bang Ken!" Sentak Ghio.

"Ukh...Da...ddy...tol..ong..." Ucap Ken patah-patah.

"Dasar anak sialan cepat lepaskan anakku!" Perintah Ryder.

Namun Arge tidak menghiraukan semua ucapan yang datang kepadanya karena kepalanya sekarang hanya memerintah untuk segera membunuh orang dihadapannya ini.

"Ghio cepat kamu tolong Ken!" Perintah Ryder.

"Yes Daddy!" Jawab Ghio mantap.

Ghio dengan segera berlari ke arah Ken dan Arge lalu ia langsung memegang tangan Arge yang mencekik Ken bermaksud melepaskannya. Tapi ternyata tangan Arge tidak bergerak sedikitpun oleh tenaga yang dikeluarkan oleh Ghio untuk melepaskannya.Walaupun begitu Ghio tetap berusaha keras untuk melepaskannya.

Arge yang merasa terganggu dengan ulah Ghio tanpa peringatan langsung menendang perut Ghio hingga Ghio terpelanting sejauh beberapa meter dengan kesadaran yang hampir hilang.

Melihat kekacauan itu membuat Ryder murka dan dengan segera memerintahkan anak-anaknya yang lain untuk menolong Ghio sedangkan dia sendiri akan mengurus Arge.

"Gheo bantu kembaranmu, Ryu jaga Luis Daddy akan menyelamatkan Ken!" Perintah Ryder yang langsung dituruti oleh anak-anaknya.

"Hiks...hiks...Kak Ryu Lius takut hiks...hiks..." Ucap Lius ketakutan.

"Tenanglah." Singkat Ryu sambil mengelus kepala Lius.

Ryu yang sedang berurusan dengan Lius mencoba untuk menenangkannya sambil ia berpikir keras akan perubahan adik? bungsunya itu.

"Ghio! Lo gak papa?" Khawatir Gheo walaupun wajahnya datar namun mata dan suaranya tersirat akan kekhawatiran keadaan kembarannya itu.

"Ukh...uhuk...uhuk...pe-perut gue...sakit ukh..." Jawab Ghio kesakitan.

"Tenanglah, nanti kita obatin sekarang ayo gue bantuin berdiri." Ucap Gheo menenangkan.

Setelah membantu kamberannya berdiri, Gheo kini menuntunnya dengan pelan ke arah sofa agar Ghio dapat berbaring.

"Kau! dasar anak sialan beraninya kau menyakiti anak-anak ku!" Geram Ryder setelah sampai di hadapan Arge yang masih mencekik Ken.

"Da...ddy...ukh...to....lo..ng...Ken..ukh...uhuk..." Lirih Ken yang hampir mencapai batasnya.

Ryder yang mendengar suara putra keduanya sudah semakin melemah pun langsung tanpa basa-basi langsung memukul muka Arge, sedangkan Arge yang merasakan tanda bahaya di sampingnya langsung melepaskan Ken dan untungnya berhasil menghindar dari pukulan Ryder, jika telat sepersekian detik saja maka wajahnya bisa terdapat luka lagi.

Bruk

"Ken!" Spontan Ryder yang tidak berhasil mendaratkan pukulan ke Arge.

"Uhuk...uhuk...hah...hah...uhuk..." Lega Ken yang kini bisa bernafas kembali.

"Ken, apa kau baik-baik saja?" Khawatir Ryder.

"Hah...hah...Ke-ken udah bisa bernafas Dad, walau leher...uhuk dan tenggorokan Ken masih sakit uhuk.." Jawab Ken yang terlihat masih sedikit kesulitan bernafas.

"Coba Daddy lihat sebentar." Ucap Ryder kepada Ken dan melihat leher Ken yang sedikit lecet juga memerah dengan bentuk jari-jari yang melingkar.
"Syukurlah lehermu tidak retak maupun patah, tapi untuk jaga-jaga nanti kita periksa ke rumah sakit dengan Ghio juga." Lanjut Ryder setelah melihat keadaan leher Ken.

Stelah selesai memeriksa keadaan putranya, kini Ryder langsung mengalihkan fokusnya kembali kepada Arge yang hanya diam mematung menyaksikan adegan tadi dengan matanya yang merah juga aura haus darahnya yang semakin pekat.

"Nah sekarang bagaiman caraku untuk membalas perbuatanmu kepada anakku?" Tanya Ryder yang memendam rasa kemarahannya kepada Arge, terlihat dari wajahnya yang memerah ,  namun ia juga bersikap waspada akan aura yang menguar dari tubuh Arge, maka dari itu ia sudah berada di posisi menyerang juga bertahan.

"...."

Arge hanya menatap ke arah Ryder juga Ken yang saat ini di papah oleh Gheo menuju ke sofa tanpa mempedulikan ucapan Ryder.

Walaupun Ryder sudah diposisi menyerang dan bertanya, namun ia masih memikirkan akan sikap Arge yang tiba-tiba ini. Selain itu jantungnya berdegup dengan kencang setelah sekian lama saat ia menghadapi musuh-musuhnya, karena saat ia menghadapi musuhnya selama ini tidak pernah ia merasakan jantungnya berdegup kencang dan yang bisa membuat jantungnya berdegup kencang saat bertarung bisa dihitung dengan jari.

Melihat Ryder yang belum melakukan apa-apa membuat Arge yang rasa haus darahnya semakin meningkat langsung menyerang tanpa basa-basi dan seranga itu berhasil ditangkis oleh Ryder walaupun ia terlihat sedikit kesulitan saat menangkis serangan Arge yang selalu menargetkan titik vital, selain itu serangannya semakin bertambah berat.

Buk

Duak

Ukh

Bak

Buk

Ryder juga tidak semata-mata hanya bertahan menahan dan menangkis serangan Arge ia kini juga menyerangnya karena jika ia terus berada di posisi bertahan maka Arge lah yang diuntungkan dan bisa-bisa ia tumbang duluan lalu setelah itu Arge akan menyerang anak-anaknya yang lain.




BERSAMBUNG.........
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN.........
TERIMAKASIH.........

MYSTERIOUS BOY'S Where stories live. Discover now