bab 10 warrior's sin

6 3 2
                                    

"Tuan Art-! ARKH!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tuan Art-! ARKH!!"

Arthur tentu langsung berbalik, ia menatap pada ular putih besar yang sudah melilit tubuh Gray.

Wajahhya pias, pendeta Darwin berusaha merapal mantra sedangkan Leo menatap terkejut dan bersiap dengan memegang pedangnya

Arthur tentu segera mendekat dengan pedang Excalibur yang perlahan terlihat. Mulut sang ular benar benar seperti yang digambarkan Lucia. Mulut penuh gigi runcing dengan segala ludah yang bersifat korosif, menembus kulit dan segera melahap kepala Gray.

Leo tak hanya diam, ia mengayunkan pedang dengan ahli. Ular yang terlihat mudah tersayat itu memantulkan pedang Leo seolah terbuat dari beton baja tebal.

Muncratan darah terkena pakaian putih sang pendeta. Rapalan mantra itu menghilang begitu saja, tak terkirim atau berdampak pada apapun, Leo bahkan menatap tak percaya pedangnya patah berkeping keping.

Sedangkan Arthur tak membuang waktu, ia mengayunkan pedang kearah langit. "כעס עולמי" pedang bercahaya terang, menebas lurus hingga hanya kilatan yang terlihat. Potongan lurus rapi membelah beton bahkan jalan sejauh mata memandang.

Ular putih tersebut terpotong, beserta mangsa yabg dililitnya. Ia sungguh terpotong rapi, hingga darah langsung membanjiri pasir pantai hingga pakaian putih sang pendeta semakin berwarna merah.

"Tu-Tuan Arthur, ksatria Gray..."

"Ular itu adalah pengikut sang mungard, ia benar benar telah bangun." Setelah mengatakan hal itu, pendeta Darwin segera pergi meninggalkan temoat seolah tak melihat apapun yang telah terjadi.

Leo memuntahkan semua isi perutnya, bau busuk dari potongan bagian sang ular langsung segera membusuk dan mengeluarkan aroma yang sangat busuk.

"Berdirilah, Leo! Tubuh ksatria Gray, tak bisa di kembalikan, ia akan langsung membusuk dan menyatu dengan pasir." Setelah mengucapkan hal itu, Arthur segera beranjak pergi. Menghilangkan kembali pedang pusaka saat merasakan rasa kebas di kedua tangannya.

Tak ada pilihan lain, Leo menuruti perintah Arthur dengan rasa kacau di perutnya, ia beranjak pergi meninggalkan tumpukan potongan daging yang benar benar mulai membusuk dengan cepat

Tepat pagi hari, gereja langsung mengumumkan terbangunnya sang bencana yang telah hilang, mungard. Satu kerajaan dibuat goncang atas kabar yang telah di terima, surat surat terus terkirim pada istana. Hingga gereja mengeluarkan perintah suci mengenai sang bencana.

"Bencana telah terbangun, Bencana telah memilih.

Semua manusia teruslah berdoa pada sang dewi Ariona, dewi penuh kasih dan keagungan.

Seorang gadis telah menjadi pereda kemarahan sang bencana. Ia gadis yang telah di pilih langsung untuk meredam gejolak amarah sang bencana.

Atas doa dari gereja dan berkat sang pejuang kerajaan, telah memberkati sang gadis terpilih atas tempat yang akan ia dapatkan nanti.

FairytaleWhere stories live. Discover now