bab 1 the girl

15 2 0
                                    

6 bulan sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

6 bulan sebelumnya...

"Lucia!! Lakukan pekerjaanmu!" Gemersik suara alunan musik di tengah aula tak membuat fokus pandangan wanita di depan cermin terganggu. Bahkan suara teriakan seorang wanita tak ia indahkan.

"Aku datang." Ucapnya tegas dengan pandangan tertuju pada cermin. Matanya yang tegas dengan sapuan riasan wajah dan pernak pernik menutup setengah wajah cantiknya.

Berjalan diiringi suara kerincing lonceng kecil di pinggang rampingnya. Melangkah dengan gemulai saat memasuki ritme musik dirinya. Ya, gadis cantik penuh dengan pesona sebagai penari rupawan adalah Lucia.

Gadis cantik itu menatap setiap tamu yang meletakan pandangan tertuju padanya. Mencari pada tamu yang terlihat memiliki pundi pundi uang paling banyak.

'Semua pandangan tertuju padamu...'

Melangkah pada salah satu tamu, memang pekerjaanya membuat tamu tergoda pada tariannya hingga banyaknya uang yang akan mereka keluarkan untuk dirinya dan yang lain.

'Kau terlalu sempurna untuk di dapatkan...'

Mengusap sensual pada leher hingga rahang sang tamu, ia kembali menuju tengah aula mencari mangsa selanjutnya. Alunan musik semakin cepat, ia berjalan pada salah satu penari sesuai dengan latihan seperti sebelumnya.

'Hanya aku, yang bisa menandingi diriku sendiri!'

Melangkah gemulai dengan rambut yang tergerai sedikit basah menambah kesan mengoda.

Suara lagu terhenti, ia mendapatkan posisi paling pas diantara para penari lain dan menjadi pusat perhatian para tamu. Setelah melakukan penghormatan perpisahan, para penari kembali menuju ruangan istirahat dengan langkah perlahan.

"Kerja bagus!!" Suara tepuk tangan keras dari seorang wanita membuat semua penari senang. "Kalian hebat!! Tinggal kita tunggu hasil yang telah kalian toreh! Beristirahatlah!" Sang wanita mendekat kearah Lucia yang sedang melepas semua perhiasan di seluruh rambutnya.

"Kau melakukannya dengan sempurna! Louis Frederick jatuh dalam pesonamu!!" Wanita dengan riasan tebal menepuk pundak mulus Lucia. "Kau benar benar tidak akan bermalam dengannya? Dia putra viscount Frederick!" Setelah mengatakan hal itu, semua pandangan tertuju padanya.

Lucia menatap sang wanita, ia menghela nafas pelan seolah lelah dengan pertanyaan yang sama. "Dia masih putra seorang marquis, gelarnya masih tuan muda, posisinya masih tidak tetap di kerajaan."

"Ah, angkuhnya..."

"Lihat, sudah kubilang dia menolak lagi."

"Sok jual mahal."

"Benar benar tak tau diri."

Lucia tak peduli dengan cibiran yang datang padanya. Ia kembali melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda itu.

FairytaleWhere stories live. Discover now