Part 4 : (In)Visible

Mulai dari awal
                                    

Aku bergegas mengganti baju dan bekerja. Rasanya seperti sudah lama sekali aku tidak bekerja. Menyenangkan. Aku mulai melayani tamu kembali. Yang diucapkan Mio-san benar, hari ini banyak pelanggan yang datang dan sekarang dominan anak sekolah. Aku seraya menelusuri apakah ada anak sekolah dari sekolahku. Untungnya tidak ada.

PRANG!

"Huaaaaaaa!" Anak kecil menangis. Sepertinya dia yang menjatuhkan piringnya.

Ibunya marah kepadanya. Toko jadi sedikit canggung.

"Tak apa, nyonya. Biar kami yang bersihkan" ucapku "Adik kecil, bagaimana kalau kakak antar mencuci tanganmu" sambungku seraya tersenyum padanya. Aku harus membuat pelangganku nyaman disini.

"Terima kasih" ucap ibu-nya

Aku tersenyum. Aku mengantar anak laki-laki ini mencuci tangannya dan mengelap bagian badannya yang kotor.

09:00p.m

Aku memasuki rumah. Ada Kou sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Darimana saja kau?!" Tanya Kou, suaranya meninggi. Kenapa dia?

"Aku habis bekerja" jawabku datar

"Kau pikir jam berapa ini?!" Tanyanya, dia terlihat kesal.

"Kenapa kau kesal? Aku hanya kerja paruh waktu. Dan itu sudah kebiasaanku!" Ucapku, aku pun ikutan kesal tapi tetap menahan suaraku agar tidak meninggi. Kenapa dia harus membentakku seperti itu?!

"Kau ini gadis! Bahaya pulang malam-malam seperti ini!" Ucapnya menatapku lurus.

Aku membulatkan mataku. Apa aku tak salah dengar?

"Ada apa ribut-ribut?" Tanya Reika-san dari lantai atas "Kau darimana saja Risa-chan? Kenapa baru pulang?" Tanyanya padaku wajahnya khawatir

"Aku habis kerja paruh waktu. Dan saat aku pulang Kou malah memarahiku" jawabku

Reika-san menuruni anak tangga. Lalu jalan mendekat ke arahku.

"Risa-chan. Tidak baik kau pulang malam-malam sendirian. Lain kali bilang pada yang lain biar ada yang menjemputmu" ujarnya.

"Maaf, tapi aku tidak bisa merepotkan kalian. Aku biasa seperti ini" ucapku

"Dasar keras kepala! Kalau kau kenapa-kenapa itu lebih repot lagi, bodoh!" Ucap Kou, dia membentakku lagi

"Kou! Hentikan itu!" Reika-san membentaknya.

Dia itu kenapa sih? Selalu saja seperti itu "Kau pikir siapa yang bodoh ha? Jangan pandang aku lemah! Kou, bodoh!" Timpalku pada Kou, seraya berlari ke lantai atas menuju kamarku.

Aku menghamburkan tubuhku ke atas kasur. Menenggelamkan kepalaku diatas bantal. Kenapa dia selalu memperintahkanku banyak hal?! Memangnya aku anak kecil?!

Ada ketukan suara di pintu kamarku.

"Masuk" ucapku seraya membenarkan dudukku.

Reika-san memasuki kamarku lalu duduk di sampingku, dia tersenyum padaku dan membelai lembut kepalaku.

"Maafkan Kou. Dia itu memang kasar tapi penuh perhatian. Entah sejak kapan dia menjadi seorang yang kasar. Padahal sewaktu kecil dia tidak begitu" ujarnya

Aku mengangguk pelan

"Tapi, aku bersyukur kau kemari. Semenjak kau disini aku banyak tertolong dan kau membantu menghidupkan suasana rumah. Biasanya hanya Kou yang hampir tidak pernah ikut sarapan dan makan malam. Tapi akhir-akhir ini dia ikut terus" jelasnya "mungkin karena kau" sambungnya

WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang