14 || You'll be fine

130 12 2
                                    


***

Suara dentingan jam terdengar samar di pendengaran Jimin. Saat kesadarannya sudah mulai muncul seakan suara jam itu teralihkan dengan pening yang dia rasakan pada kepalanya. Perlahan netranya terbuka, menyusuri ruangan yang ber-cat putih di sekeliling nya, sempat dia kira mungkin sudah ada di surga namun suara Jiwoo menyadarkan bahwa dia masih ada didunia.

"Bagaimana keadaan mu, Jim?"

Jimin mencoba menoleh dengan lemas kesamping, mendapati jiwoo yang menatapnya penuh kecemasan.

Jimin menyempatkan tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan itu, "Aku tidak apa-apa." Ujarnya.

"Kau tau, jantung ku hampir copot karena kau." Ucap Jiwoo.

Jimin mencoba mengingat kejadian yang membuatnya harus terbaring di kamar rumah sakit ini, namun bukannya jawaban yang dia temukan malah kepalanya terasa semakin berdenyut.

"Kenapa aku bisa disini, ji?"

"Aku dan Aeri ingin mengajak mu keluar, tapi saat masuk kedalam rumahmu kita menemukan mu tergeletak tak sadarkan diri. Naasnya tak seorang pun yang menolong mu didalam sana." Jelas jiwoo dengan nada yang sedikit geram.

Setelah penjelasan dari sahabatnya, Jimin jadi teringat sekilas bahwa dia sempat bertengkar dengan Taehyung. Hanya itu yang dia ingat, bahkan tak ingat mengapa dia bisa sampai pingsan.

Ngomong-ngomong tentang Taehyung, hati Jimin kembali sakit saat mengingat perkataannya waktu itu, tak dia sangka saudara tirinya ternyata sebenci itu kepada dia.

Disaat Jimin yang sibuk dengan pikirannya, pintu ruangan terbuka dan sosok Aeri masuk dari luar ruang rawat membawa beberapa makanan didalam kresek yang dia pegang.

"Hei, kau sudah bangun? Bagaimana keadaan mu?" Ucapnya segera menghampiri Jimin.

"Tidak apa-apa, Aeri."

Aeri akhirnya bisa bernapas lega, sungguh dirinya sangat khawatir dengan keadaan anak itu, apalagi saat mendapatinya tergeletak tak berdaya di ruang tamunya kemarin.

"Kenapa kau bisa pingsan? Apa karena si bajingan kim Taehyung itu lagi?"

Jimin dengan cepat menggeleng, "Tidak, bukan dia.. "

"... Aku juga tidak ingat kenapa sampai bisa pingsan."

Ditengah perbincangan mereka, dokter masuk kedalam ruangan membuat perbincangan itu harus terputus sementara.

"Ada yang ingin saya bicarakan, mari satu orang ikut ke ruangan saya."

Setelah dokter mengatakan hal itu, Aeri dan jiwoo sepakat bahwa Aeri lah yang akan ikut bersama dokter dan jiwoo akan menjaga Jimin.

Perempuan itu mengikuti dokter dari belakang yang kemudian keduanya sampai di ruangan yang dituju. Dokter tersebut duduk dikursinya kemudian Aeri duduk di kursi depan dokter tersebut setelah dipersilahkan.

"Sebelum saya mengatakan hal ini, apa teman anda pernah mengatakan bahwa sering merasakan nyeri pada bagian jantungnya?"

Aeri tak begitu tau tentang hal itu, apalagi mereka baru saja saling mengenal satu sama lain. Kalau tau akan di tanya begini mungkin dia akan menyuruh jiwoo saja yang pergi bersama dokter tadi.

Ending [Vmin] ✔Where stories live. Discover now