Hidden Secret

1.2K 54 2
                                    

“Ada beberapa hal yang seharusnya tetap terkubur dalam, karena tak selamanya mengetahui itu baik.”

*.*.*.

Sepulang dari kantor Ethan, Arora mengantar Tista pulang. Mereka berbincang di sana. Tista mengungkapkan kekesalannya karena Ethan masih menemui Elvina. Ia bahkan berkata tidak puas hanya dengan menampar Elvina yang berani-beraninya menemui Ethan yang sudah beristri.

"Mereka ketemu cuma untuk memperjelas hubungan mereka yang sudah berakhir," bela Arora. “Elvina juga bukan perempuan yang jahat, Ma. Dia baik. Aku heran kenapa Mama tidak pernah merestui Ethan dan Elvina.” Ia menambahkan.

 Sejujurnya, hati Arora masih sakit karena memergoki Ethan menemui Elvina. Namun, ia masih saja membenarkan kebohongan suaminya itu.

"Elvina baik, Mama tau. Tapi, bagaimana bisa Mama menjadi besan lelaki yang sudah membunuh papamu. Itu sebabnya, Mama meminta kamu untuk menikah dengan Ethan." Tista langsung membekap mulutnya setelah menyadai apa yang ia ucapkan. 

Dunia Arora seperti dilanda gempa. Kenyataan yang disimpan rapat selama belasan tahun akhirnya terungkap. Rahasia yang kata Tista tidak ingin Adeleline ungkapkan pada Arora, karena tidak ingin anaknya itu terluka.

Baru saja Arora mengetahui penyebab kematian ayahnya. Kematian yang dulu secara tiba-tiba dan merusak keutuhan keluarga Arora. Sebab yang sama dengan alasan Tista tidak akan pernah merestui Ethan dan Elvina.

"Ayah kamu tidak kecelakaan, Sayang. Dia dibunuh dan pembunuhnya adalah ayahnya Elvina. semua hanya karena persaingan bisnis, dia mafia. Sayangnya, tidak ada satu pun bukti yang bisa memejarakannya." Suara Tista bergetar saat menceritakan hal itu.

Saat mendengar perkataan Tista, Arora hanya terdiam. Jantungnya berdetak sangat kencang, seakan hendak melompat. Rasa benci yang sudah mendarah daging pada Elvina semakin dalam.

"Kamu sudah dewasa sekarang, rahasia itu harus kamu tau."
"A-apa Ethan tau kalau ayah El yang bunuh Papa?"

Tista mengangguk memebenarkan. Ia sendiri yang menceritakan kejadian naas itu. Namun, Ethan tidak peduli, karena menurutnya Elvina adalah Elvina, tidak bisa dihubungkan dengan ayahnya.

Rahang Arora mengeras. Amarah telah memenuhi dirinya, tetapi tidak ia perlihatkan pada Tista.

"Aku mengerti, Ma. Semua juga sudah berlalu, Papa sudah tenang di sana." Arora berpura-pura tegar.

Tista tersenyum dan meletakkan kedua tangannya di pipi Arora. "Mama tau kamu pemaaf dan sangat baik," puji Tista.

Arora mengangguk, meski dalam hati dirinya membantah pujian itu. Dahulu, ia memang anak yang baik. Namun, keadaan telah mengubahnya.

"Ma, aku sepertinya harus pulang dulu. Sebentar lagi, Ethan pasti akan pulang juga," pamit Arora.

“Iya, kamu hati-hati di jalan. Yang tadi tidak usah kamu pikirkan. Papa kamu sudah bahagia di sisi Tuhan dan kamu juga akan bahagia bersama Ethan.”

Arora mengangguk. Namun, dalam hati, ia tidak yakin akan bahagia bersama Ethan. Kenyataan bahwa lelaki itu tetap mempertahankan hubungannya dengan Elvina menghancurkan sisa-sisa harapan Arora.

*.*.*.

Malam itu bulan hanya berbentuk lengkungan tipis. Angin sepoi berembus, menyentuh kulit lembut Elvina yang sedang berdiri di depan jendela ruangannya yang berada di lantai tiga. Sungguh, ia tidak menyangka hubungan yang dijalaninya selama tujuh tahun pupus begitu saja. Hal yang lebih menyakitkan adalah pengakuan Ethan bahwa selama ini bersamanya karena ingin melupakan Arora.

The Antagonist  (Completed) Where stories live. Discover now