'kapan lagi dalam hidup ini, aku di tatap pria tampan kecuali di tubuh pengemis ini hmmm' batinnya antara senang dan gugup.

"Who are you?" Dengan memberanikan diri Zia mulai membuka percakapan.

"I'm your Daddy" ucap pria yang lebih tampan tersebut dengan memandang lembut Ziana.

'hah apakah ini taktik terbaru mereka? Setelah tidak bisa membujuk ku dengan senyuman lembut tadi. Sekarang mengaku menjadi Daddy ku? Mentang-mentang aku anak jalanan jadi mereka pikir akan lebih mudah membawaku jika mengaku menajdi daddyku? yang benar saja!!' gumamnya dalam hati merasa geram seakan di permainkan.

Sebenarnya Zia telah lama ingin melarikan diri, namun tangannya sedari tadi di tahan oleh pria yang ia dengar bernama Zero. Walaupun zero berbicara dengan pria tampan yg mengaku daddynya itu, namun pegangannya tak mengendur  sedikitpun.

"Yang benar saja!!dari lahir aku sudah hidup di kolong jembatan. Kau jangan mengaku-ngaku menjadi daddyku ya!! Aku tidak akan tertipu!! Kau kira kita sedang syuting sinetron anak orang kaya yg terlantar? Atau kau kira kita sedang di dalam sebuah novel anak ku di culik musuhku? Bahhhhh yang benar saja!!" Teriaknya dengan menunjuk-nunjuk orang yang mengaku sebagai daddynya.

"Atau jangan-jangan kalian ini pedofil?? Sayang sekali, tampan-tampan tapi pedo!! Dengar om! Saya masih kecil!! Kurus kerempeng, dekil pula! Cari yang lain saja kalo mau di jadikan sugar baby!! Daddy Daddy!! Daddy your ass!" Sungutnya

Terlihat kedua pria tersebut mengernyitkan dahinya, tidak paham dengan apa yang Zia ucapkan.

"Kenapa? Tidak mengerti ucapanku? Mampuslah. Itu juga yang aku rasakan ketika melihat kalian berbicara dengan bahasa yang tak aku mengerti!!" Ucapnya dengan senyuman puas setelah melampiaskan amarahnya.

Dapat ia lihat pria paruh baya yang sedari tadi diam, mulai mengucapkan sesuatu kepada kedua orang tersebut.

Seolah paham, pria yang mengaku sebagai daddynya tersebut mulai mengucapkan kalimat bahasa Inggris  yang seluruh artinya tidak ia pahami.

"Hah?" Beonya dengan muka cengo

"Tuan berkata anda adalah putrinya yang hilang 7 tahun lalu" ucap pria paruh baya tersebut dengan bahasa yang Zia pahami.

" Sudah kukatakan ini bukan sinetron ataupun novel. Jadi jangan mengada-ngada cerita. Sedari kecil aku sudah hidup di bawah kolong jembatan, sangat tidak mungkin aku adalah anak orang kaya yang hilang" jawabnya dngan keras kepala tidak mempercayai apa yg di dengarnya.

Kemudian pria paruh baya tersebut menerjemahkan ucapannya kepada tuannya.

Dapat Zia lihat wajah pria yg mengaku daddynya itu mulai berubah muram dan sedih.

Kemudian mulai merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan Zia, menggenggam kedua tangan Zia dengan lembut dan memandang wajah Zia dngan teduh. Seolah tidak perduli dengan tangan kotor dan wajah penuh debu tersebut. 

Zia hanya mendengarkan apa yang di ucapkan pria tersebut walaupun ia tidak paham artinya. Kemudian menoleh kepada pria paruh baya lainnya seolah meminta terjemahan.

"Tuan berkata, anda benar-benar putrinya yang hilang, tuan sudah mencari anda ke banyak negeri selama bertahun-tahun ini, namun belum berhasil menemukan anda. Jika tidak percaya, kalung di leher anda adalah bukti jika kami tidak sedang bercanda. Bukankah di kalung anda terdapat lambang kepala singa? Bahkan wajah dan mata anda sangat mirip dengan ibu dan ayah anda"

Setelah mendengar ucapan tersebut Zia segera memeriksa kalungnya. Ternyata benar Disana terdapat inisial Zn dengan lambang kepala singa. Awalnya ia kira, ini hanyalah kalung murahan yang di miliki pemilik tubuh aslinya.

Namun Zia tidak ingin terlalu banyak berharap, bagaimana jika ternyata pemilik tubuh asli tanpa sengaja menemukan kalung tersebut?

"Aku tidak tau apakah aku benar anaknya atau bukan. Lebih baik membuktikan hal ini dulu. Bukankah ini sudah zaman canggih, dan ada teknologi yang bernama tes DNA. Jadi, lebih baik kita buktikan terlebih dahulu"ucapnya dengan tenang.

Pria paruh baya tersebut menerjemahkan kepada kedua pria tersebut. Setelah saling mengerti pria yang mengaku sebagai daddynya itu, tanpa peringatan segera membawa Zia ke dalam gendongannya. Terlihat ia sama sekali tidak perduli pada tubuh kotor dan dekilnya.

Setelah terkejut untuk beberapa saat, Zia mulai rileks. Seakan lupa jika ia harus waspada dan tidak asal Percaya.

'Yasudahlah. Mau di culik ataupun dibunuh untuk di ambil organnya juga aku sudah tidak perduli lagi. Setidaknya jika sudah mati, aku akan tenang, tidak harus pusing memikirkan kehidupan di dunia lagi' batinnya dengan menyenderkan kepalanya di dada bidang pria yang mengaku sebagai daddynya tersebut.

TBC~
👇Vote

Ziana Second Life  Où les histoires vivent. Découvrez maintenant