More Than Vodka

2.7K 163 14
                                    

Vote please !

------------------------------------------------------------

Indiyana Retno Fawwasy, wanita berdarah Jawa. Salah satu wanita yang mendobrak kungkungan adat budaya yang kental di daerah asalnya, Jawa Tengah.

Wanita berpendidikan adalah sesuatu yang sia-sia menurut sebagian orang di desanya. Toh, akhirnya mereka harus menikah dan mengurusi rumah tangga.

Karena tekad bulat dan perjuangan akhirnya Indiyana mampu meraih gelar sarjana. Gelar pendidikan tertinggi di keluarganya bahkan di desanya.

Christian Wildblood, lelaki yang berhasil menumbangkan keras hati seorang Indiyana. Pertemuan seorang atasan dan bawahan yang berakhir dengan ikatan pernikahan.

Negeri "The three lion" menjadi saksi rumitnya hubungan beda budaya, adat dan agama.

~

Ora mung netramu kang ngetut lakumu

Nanging getih ing jantungku

Tumetes sok-sokan kaya banjiring

Kringetmu yen lagi jethungan

Ngger yen kesandhung sikilmu kesimprung

Busik kulitmu tatu atimu

Balia

Soken luhmu ing pangkonku

Tak cucupe getihing tatumu

Nganti tuntas.

Ngger....

~

Aku berjalan menyusuri karidor untuk menuju meeting room di sebuah hotel ternama dikota ini. Asistenku membacakan runtutan schedule untukku. Melihat panjangnya jadwal, sepertinya aku akan sangat sibuk hari ini.

" Tuan Reeves, data yang anda butuhkan sudah ada di email anda." Ucap Anggara.

" Baiklah, nanti akan saya periksa." Jawabku sambil terus berjalan ke meeting room.

Hotel ini lagi. Entah kenapa aku sangat sering ke hotel ini. Hotel yang kental dengan suasana british pada interiornya. Tapi kejadian terakhir yang terjadi di hotel ini lah yang menancap di ingatanku. Ah, Gadis itu lagi.

" Kau selalu bisa di andalkan, Adrian."

Apa aku sudah benar-benar tidak waras. Kenapa suara wanita itu sayup-sayup mengisi gendang pendengaranku. Apa sebegini rumitnya menyukai seseorang. Seluruh organ tubuhku seperti bersekongkol untuk mengingatnya.

Aku menghentikan langkahku, saat tahu siapa yang ada didepan lift yang juga menjadi tujuanku. Rahangku mengeras, tanganku mengepal, darahku rasanya mendidih sampai ubun-ubun.

Gadis itu tampak bahagia. Tawa lepasnya kurasa akan membuatku gila kalau saja tawa itu untukku. Tapi tidak, dia tertawa untuk pria dengan wajah khas oriental disampingnya.

Dan berani sekali laki-laki sialan itu memegang puncak kepala gadisku. Dia harus tahu gadis itu milikku.

Aku berjalan dengan tangan mengepal ke arah laki-laki itu. Mungkin aku punya bakat psikopat. Karena yang aku tahu, aku ingin menghajarnya.

Aku memegang pundaknya, membalikkan badan pria itu kemudian melayangkan tinjuku di Rahangnya yang membuat dia terhuyung ke belakang. Darah menetes dari sudut bibirnya.

Wajah Seven dan pria itu tampak kaget dengan apa yang kulakukan.

" Apa yang kau lakukan!" Teriak Seven dengan penuh kemarahan.

SEVEN ELEVEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang