Sheva's Angels

3.4K 191 37
                                    

Happy reading chingu.

-------------------------------------------------------------------------------

Panti asuhan Al-Hikmah,

Jadi wanita ini pengurus, pemilik atau penghuni PA ini. Semua yang ada pada diri wanita garong itu ditutupi kabut tebal misteri. Aku serius melihatnya yang sedang sibuk mengurus beberapa anak perempuan disini.

"Om Iven, Om Iven tidur disini kan?" Tanya gadis kecil, Vivian.

"Pian, Om itu siapa?" Tanya gadis tembem di ranjang sampingnya.

"Pacar Bunda Sheva." Jawab Vian berbinar.

Gadis tembem itu melongo seperti tak tahu maksud dari kata pacar.

"Hush, darimana kamu tahu pacar-pacar begitu Viviana putri ?" Tanya Mrs. Sheva,

"Masih kecil nggak boleh ngomong pacar-pacar." Tambahnya.

"Iya, Om ini pacar Bunda Sheva." Kataku akhirnya mendekat pada gadis kecil tembem itu.

"Jadi kalau Om... Aduh siapa namanya Pian?"

"Om Iven." Kataku menjawab, memutar malas mataku. Aku tak suka anak-anak.

"Kalau aku namanya Jelinta, biasa dipanggil Inta." Katanya cerah sekali.

Hah, lelah, kenapa sih anak ini tak cepat besar saja. Mungkin karena sudah lama aku berada di kegelapan maka saat ada aura cerah nan suci bersih begini malah bikin aku pusing.

"Inta curang, icha nggak di ajak kenalan sama Om Iven." Tanya gadis kecil lainnya, wajahnya oriental.

"Om, Om, aku Navisha." Katanya sambil mengulurkan tangannya.

"Aku... aku...Yani." Histeris gadis kecil lainnya, juga mengulurkan tangan.

Oh god, kalau ini karma jujur ini berat, satu anak saja sudah bikin aku pusing. Ini ada sekumpulan anak menye-menye. Tapi melihat Sheva garong itu melihatku dengan gahar sambil melipat tangan di dada. Tatapan nya seolah berbicara, siapa suruh tadi nggak mau pergi. Akupun menjabat tangan gadis kecil itu kemudian menyebutkan namaku, Om Iven.

"Sudah,sudah acara kenalannya. Sekarang kalian tidur, jangan lupa berdoa." Kata Sheva sambil memasangkan selimut pada tubuh gadis-gadis kecil itu.

"Selamat malam." Katanya kemudian mematikan lampu dikamar itu.

Sheva berjalan keluar dari kamar, kemudian menutup pintunya pelan. Menghadap ke arahku yang juga mengikutinya keluar.

"Sekarang apa?" Tanyanya.

"Kamu maunya apa? " Tanyaku," Tapi jangan meminta pergi, karena aku ingin tidur disini."

"Aku tak yakin semua anak-anak disini aman, mengingat kau yang pedofil." Katanya dengan muka datar dan serius.

Aku membuka mulutku lebar, wanita ini benar-benar mengira aku pedofil. Mungkin karena kejadian Via, jadi dia mengira aku pedofil. Itu bukan salahku, Gadis itu tak seperti usianya walau aku juga mengira dia masih muda, tapi umur segitu juga tak bisa membuatku disebut pedofil kan?

Senista apapun kelakuanku, tak mungkin juga aku mau melakukan itu dengan gadis kecil seperti mereka. Aku masih di jalur yang benar. Masih menyukai dada kenyal dan montok. Tak ada terlintas untuk melakukan itu walau seberapa tak sukanya aku dengan anak-anak.

"Hah, Nona, kau salah sangka, aku tak mungkin melaku..."

"Siapa pria ini, Shev?" Kata seorang wanita tua yang baru datang entah dari mana, memotong kata-kataku.

SEVEN ELEVEN Where stories live. Discover now