11|| Perasaan yang hilang

Start from the beginning
                                    

Baru Jimin ingin mengejarnya, pemuda itu sudah lebih dulu melajukan mobilnya menjauh dari pekarangan rumah.

Jimin memandang mobil itu yang sudah berlalu menjauh dari sana, "Semoga Taehyung baik-baik saja."

_Rintik_riuh_


Ada yang Taehyung benci selama ini. Yaitu mengapa ayahnya memilih wanita lain, mengapa Jimin harus masuk ke keluarganya, dan mengapa harus ada yang namanya patah hati karena dihianati orang yang paling dia cintai dan percayai tidak akan pernah berkhianat.

Namun yang paling membuatnya marah, dia tidak tau harus bercerita kemana. Walau Taehyung mempunyai banyak teman, mereka hanya akan ada kalau Taehyung Ingin berjudi, ingin merundung. Tapi kalau soal curhat mereka tidak pernah ada, Taehyung selalu sendiri menanggung pedihnya.

Pemuda itu memarkirkan mobilnya disembarang tempat. Dia turun dari mobil, memandang seluruh pemandangan indah yang ada disana.

Taehyung suka disini. Tempatnya damai, dan tidak berisik. Kadang Taehyung suka akan kesendirian.

Walau dibawah tempat itu ada tebing namun Taehyung tak peduli, toh, dia hanya ingin menenangkan disini bukan bunuh diri. Taehyung tak sebodoh itu.

"Maafkan kakak, Mina."

Taehyung pernah berjanji dengan adik kecilnya itu. Suatu saat dia akan mengembalikan keluarganya seperti semula walau tanpa ayah, dan Taehyung berjanji akan melakukan itu. Buktinya dia tidak bisa melakukan apa-apa kecuali melampiaskan sakitnya.

Janji itu tidak bisa dia tepati. Adik kecilnya yang sudah berada disurga mungkin tidak akan pernah bahagia sebab kakaknya tidak bisa memenuhi janji tersebut.

"Kakak sudah hancur semenjak ayah pergi. Buktinya, Laki-laki brengsek ini hanya akan menghabiskan sisa hidupnya untuk membenci Jimin, bukan memperbaiki semuanya."

"Aku tidak sanggup.".

Semuanya berat. Rasa benci itu ingin dia kikis bersama waktu tapi tidak bisa. Hanya satu yang Taehyung ingat, bahwa Jimin dikutuk untuk menerima karma orang tuanya.

"Kau sedang apa disini?"

Taehyung tersentak saat tiba-tiba ada suara dibelakangnya. Setelah di lihat itu adalah Aeri. Lagi-lagi dia, kenapa Taehyung selalu saja bertemu dengan  perempuan itu diwaktu yang tak terduga?.

"Seharusnya aku yang bertanya, aku memang selalu disini."

Aeri berjalan mendekat kearah Taehyung, "Pemuda seperti mu ternyata bisa sadar kalau dirinya brengsek, yah?"

Kini Taehyung tau bahwa perempuan itu sudah lama mendengar Taehyung yang tengah bermonolog dengan dirinya sendiri.

"Itu bukan urusan mu!"

Aeri terkekeh, "Iya, aku tau."

Taehyung pikir sebaiknya dia kembali menikmati pemandangan tempat ini dari pada harus meladeni gadis itu yang entah datang dari mana, dan entah mengetahui Taehyung disini dari mana.

Belum melangkah jauh, tangannya berhasil diraih oleh Aeri, "Ikut aku saja dari pada disini."

Taehyung melepas genggaman Aeri dengan kasar, "Jangan memerintahku! Kau itu bukan siapa-siapa. Lagian disini lebih baik dari pada harus bersama perempuan menyebalkan seperti kau."

Ending [Vmin] ✔Where stories live. Discover now