10|| Dalang peristiwa

123 8 0
                                    


***

"Hei disini bau!"

Kuping Aeri rasanya muak dengan perkataan tersebut. Sudah sejak tadi pemuda bernama Kim Taehyung tersebut menyeloteh disepanjang jalan, ingin rasanya perempuan itu menyumpal mulut Taehyung dengan kos kaki bau.

"Apa mulutmu itu tidak bisa mengeluarkan apa-apa kecuali keluhan?"

Taehyung hanya berdecak keras, "Lagian kenapa lo malah nyuruh gw ikut."

Aeri kembali menoleh menatap Taehyung yang berada dibelakangnya. Pemuda itu sudah terseok-seok berjalan, padahal mereka belum berjalan begitu jauh.

Tadi mereka ber-empat berpencar, katanya Jimin dan Jiwoo ada urusan sebentar, jadilah Taehyung kembali bersama Aeri.

"Mending mulutmu kau tutup. Telinga ku sudah muak mendengar semua keluhanmu."

Perempuan itu kembali berjalan. Kaki Taehyung rasanya keram dia bahkan tidak tau arah dari perjalanan ini.

Namun tak lama, Aeri berhenti disalah satu rumah digang itu. Rumah tersebut terlihat kuno, kotor, dan sangat bau. Taehyung rasa ini lebih bau dari pada jalan disepanjang gang yang dia lewati tadi.

"Aku pulang saja." Ujar Taehyung yang sudah tidak tahan berada disana.

Aeri dengan cepat menarik jaket pemuda itu, "Hei! Kita belum selesai, kau harus ikut hingga kasus ini selesai."

Taehyung menggeleng cepat dengan hidung yang dia tutup menggunakan tangan, "Tidak, disini sangat bau aku tidak bisa. Aeri, kali ini saja aku memohon untuk melepaskan aku."

Namun perempuan itu tetap kekeh dengan pendiriannya, "Siapa suruh masuk ke apartemen ku sembarangan."

"Dengar. Kali ini aku akan menggunakan bahasa yang sopan, mari kita lupakan hal itu dan aku juga akan melupakan kalau kau dan Jiwoo masuk sembarangan di rumah ku. Dan dengan begitu urusan ki selesai. Setuju?"

Aeri menggeleng dengan tegas. Sorot matanya menajam kearah Taehyung, "Kau harus ikut!" Ucapnya menekan satu persatu kata.

Taehyung memasang muka memohonnya, "Tolong sekali saja, kali ini biarkan aku pergi. Aku tidak bisa mengikuti perjalanan melelahkan kalian ini."

Aeri hanya memutar bola matanya malas, tak peduli dengan  permohonan Taehyung barusan, mungkin walau pemuda itu bersujud di kakinya dia juga tidak akan membiarkan pemuda itu pergi.

"Yasudah, kalau begitu berikan alasan mengapa aku harus ikut. Atau apa yang sebenarnya ingin kita selidiki."

Hanya ada suara celotehan dari pemuda itu diantara mereka, Aeri sama sekali tidak mengubris dengan perkataan, seakan tuli perempuan itu tetap melanjutkan membuka pintu rumah terbengkalai tersebut.

"Ayo masuk!" Panggil Aeri yang sudah berada didalam rumah.

Taehyung rasanya ingin menangis, sumpah, kali ini Taehyung benar-benar ingin menangis apalagi mencium bau yang menyeruak dari dalam ruangan gelap itu.

"Aeri, kumohon." Mohon Taehyung sekali lagi.

Pemuda itu tetap mendapatkan gelengan dari Aeri. Taehyung mengutuk dalam hati, andai tadi dia tidak perlu penasaran pasti dia tidak akan terjebak disini.

Ending [Vmin] ✔Where stories live. Discover now