part 9

31.9K 2K 18
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN MAKASIH PARTISIPASI NYA!

"Ck lepas!" umpat Kana kesal pada Teo yang kini tengah memangku ya, bahkan wajah anak itu sudah sangat masam.

"Diam baby."

Sejak baru bangun tidur tadi orang-orang di mansion terus saja memperebutkan Kana, ia terus berpindah-pindah kesana kemari bahkan kepala anak itu semakin pusing.

Dan akhirnya keributan itu di menangkan oleh Teo, namun Teo sedikit kecewa karena sikap keponakannya itu ternyata sudah kembali ke setelan awalnya.

Kana semakin kesal saat tau tangannya di pakaikan sebuah sarung tangan bayi, saat ingin melepaskan nya Teo mengancam akan menghukum nya jika ia berani melakukan hal tersebut.

Kana yang sudah pasrah pun hanya diam ia kembali fokus menatap televisi namun bertepatan dengan itu sebuah iklan produk susu tampil di layar televisi yang tengah ia tonton, membuat nya ingat akan susu yang sempat Lia janjikan.

"Ugh, aku mau susu.." batin Kana sedikit merengek karena ia tak berani berbicara secara langsung kecuali di keadaan seperti tadi.

Saat Kana tengah sibuk dengan pikirannya seorang pelayan datang dengan membawa secangkir kopi hitam, entah kenapa tiba-tiba saja mata anak itu berbinar menatap kopi yang di bawa oleh pelayan tersebut.

"Tidak, aku mau kopi saja!" Kana kembali membatin seolah mengubah pesanan nya.

"Aku mau." sarkas Kana menatap pelayan yang baru saja meletakkan kopi yang ternyata milik Teo ke meja.

"Apa maksud mu baby?" tanya Teo bingung mendengar ucapan sarkas keponakannya itu.

"Aku juga ingin kopi." jelas Kana.

"Tidak." tolak Teo melarang Kana.

"Terserah, bik tolong buatkan aku juga." perintah nya pada pelayan tadi namun segera di sela oleh Teo.

"Tidak. Jangan buatkan dia, kau boleh pergi." usir Teo mengabaikan tatapan marah dari anak yang ada di pangkuannya.

"Sialan! Apa urusannya dengan mu?!" bentak Kana emosi.

PLAK!

Teo menampar mulut Kana, cukup kuat karena Kana dapat merasakan rasa hangat itu menjalar pada bibirnya.

"Kau ingin lidahmu ini di potong hm?" tanya Teo dengan nada rendah menatap tajam Kana.

"Apa salahnya? Aku hanya ingin kopi." bantah Kana. Ia hanya ingin minum kopi karena sudah cukup lama ia tidak merasakan minuman hitam dengan rasa yang sedikit pahit itu sejak ia diperlakukan seperti anak kecil oleh keluarga nya.

"Tidak ada yang salah. Tapi, jika papi berkata tidak maka tidak."

"LAGIPULA AKU SUDAH DEWASA! KALIAN SAJA YANG GILA KARENA MEMPERLAKUKAN KU SEPERTI ANAK KECIL!!" teriak Kana tepat di depan wajah Teo.

Urat-urat mulai muncul pada dahi dan leher Teo. Kana saat ini benar-benar memancing emosinya, namun ia masih mencoba untuk menahan diri agar tidak kelepasan.

"Baiklah, minum ini." ujar Teo lalu mengarahkan cangkir kopi tersebut ke depan mulut Kana, tapi anak itu malah diam.

"Tunggu apalagi? Minum!" setelah mendengar nada bicara Teo yang seperti itu Kana segera meminum kopi tersebut dengan Teo yang memegangi cangkirnya.

Pahit. Saat kopi itu baru saja masuk ke mulutnya rasa pahit itu langsung menyapa indra perasa nya, namun kali ini rasanya benar-benar pahit. Kana tak menyangka bahwa kopi milik Teo ternyata sepahit itu dan mungkin ini juga alasan Teo melarang nya.

SULUNG [✓]Where stories live. Discover now