First Sight at the Fair

24 3 0
                                    

Perayaan Tahun baru adalah sebuah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh manusia yang ada di muka bumi, mereka merayakannya dengan penuh suka cita dan harapan untuk tahun ke depannya.

Sebagian orang memilih untuk membuat sesuatu, atau berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara. Tetapi sebagian lagi, memilih untuk ke luar rumah dan melihat berbagai kembang api yang mengudara di langit malam.

Seperti halnya gadis berambut hitam yang dikepang setengah, ia memilih pergi ke sebuah pasar malam di mana ada sebuah festival kembang api saat tengah malam tiba. Tentunya ia merasa senang akan hal itu, akhirnya ia memilih ke luar dari kamar kost dan pergi ke tempat yang penuh dengan berbagai macam manusia.

Atifa memilih untuk mengendarai sepeda, sebab jarak dari kamar kost ke pasar malam itu cukup dekat. Alhasil ia memilih cara yang hemat untuk sampai ke sana.

Setelah dirasa aman untuk memarkirkan sepedanya, Atifa segera masuk ke dalam. Matanya berbinar cerah tatkala melihat kerumunan orang yang tengah berada di pasar malam.

Langkah kecil itu melangkah untuk masuk, melihat-lihat berbagai hal yang terjual di sana.

Dapat ia lihat, sebuah aksesoris yang mampu membuat hatinya tertarik. Terdapat sebuah hati berwarna merah yang melambangkan sebuah rasa cinta, Atifa tersenyum cerah tatkala memegangnya.

Setelah merasa puas dengan aksesoris yang baru saja dirinya beli, gadis itu kembali berjalan untuk membeli sebuah jajanan. Ia memilih sosis bakar sebagai jajanan pertamanya.

Atifa memilih duduk, ia melihat-lihat ke arah sekitar yang sangat ramai. Tiba-tiba, netranya mengarah ke sebuah bianglala yang tengah berputar. Atifa jadi membayangkan jika dirinya menaiki hal itu sembari melihat langit malam yang dipenuhi dengan taburan kembang api.

Ia tersenyum cerah, sebelum beranjak dirinya menghabiskan makanannya terlebih dahulu.

Berhubung waktu yang mulai masuk tengah malam, Atifa segera bergegas untuk membeli tiket agar dirinya bisa menaiki bianglala. Saat tengah mengantri, matanya tak sengaja bersitatap dengan seseorang.

Karena mendengar suara sang petugas, gadis itu memilih menurunkan pandangan. Ia tersenyum saat dirinya mendapatkan bagian.

"Kalian datang ke sini berdua?" Atifa tentu saja menggeleng, bahkan dirinya tidak mengenali lelaki yang ada di sampingnya itu.

"Saya enggak kenal sama dia," ucapnya secara serentak, setelahnya mereka kembali berpandangan.

"Kalau masuk berdua ... gapapa? Soalnya udah penuh, kalau sendiri-sendiri nanti yang lain nggak kebagian." Keduanya mengangguk, mereka tak masalah dengan hal itu.

Sebelum Atifa masuk ke dalam, ia mempersilakan Bisma untuk masuk terlebih dahulu. Tentu lelaki itu tak mau, ia memerintahkan Atifa untuk masuk.

Atifa akhirnya pasrah, ia masuk dan disusul dengan Bisma.

Atifa merasakan suasana canggung di dalam sini, ia memilih diam dan menoleh ke arah samping.

Tiba-tiba, lelaki yang ada di depannya membuka suara. Mungkin ingin memecahkan rasa canggung itu.

"Nama lo siapa?" tanyanya dengan sedikit basa-basi.

"Atifa, kalau lo?"

"Panggil aja Bisma." Atifa mengangguk, ia menerima uluran tangan itu.

"Gue liat-liat, lo sendirian ke sini. Enggak sama temen? Atau pacar gitu?" Atifa menggeleng pelan.

"Enggak, soalnya yang lain sibuk sama pacar masing-masing. Jadi gue milih me time sambil nikmatin malam tahun baru ini."

Bisma mengangguk mengerti, ia kembali melihat ke arah samping.

First Sight at the Fair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang