17. The Lost Girl [1]

330 45 2
                                    

Dari sudut pandang Do Soocheol, dimana waktu bergerak normal.

Hari itu, setelah mengobrol panjang dengan Jina di ruang tengah apartemen gadis itu. Soocheol yang kala itu ditinggalkan sendirian duduk di sofa depan tv, menunggu Jina yang katanya hanya ingin mengganti baju dengan yang lebih santai.

Nyaris satu jam Soocheol menunggu Jina, namum gadis itu tidak kunjung keluar. Malam hampir tiba ketika ponselnya berdering dan Ibu nya menelfon, menyuruhnya pulang karena sedang membutuhkan bantuannya untuk melakukan sesuatu.

Soocheol, yang tidak bisa menolak, menyanggupi panggilan Ibu nya. Maka dari itu, Soocheol hanya mengetuk pelan pintu kamar Jina dan pamit. Dia merasa sedikit aneh kala tidak mendapatkan balasan apa-apa, namun sebisa mungkin tetap berpikir positif.

Hari itu. Hari terakhir Soocheol melihat Jina sebelum ia menemukan gadis itu di apartemennya sendiri dalam kondisi kacau.

°•°•°

Besoknya, Soocheol menelfon, panggilannya masuk, tapi tidak kunjung di angkat.

Hari kedua, Soocheol datang ke apartemen Jina, tapi gadis itu masih tidak ada di sana.

Hari ketiga, alih-alih menemui Jina di apatemennya, Soocheol memilih pergi ke kampus Jina. Ia tidak sengaja menemui Eunsoo, teman yang Jina kenalkan padanya saat di cafe beberapa minggu lalu.

Hari itu, Soocheol akhirnya menyadari bahwa gadis itu menghilang, sebab Eunsoo mengatakan padanya kalau Jina sudah abesn kelas selama dua hari kebelakang dan bahkan hari ini juga.

Mengetahui kemumgkinan itu, Soocheol menjadi panik. Ia menghubungi beberapa teman dari 3-2 untuk menanyakan keberadaan Jina, berharap di antara mereka ada yang mengetahui dimana gadis itu berada.

Tapi tidak, tidak satu pun. Beberapa orang bertanya kenapa Soocheol justru menanyakan Jina pada mereka, padahal diantara mereka semua, Do Soocheol lah yang paling tahu soal Baek Jina. Soocheol tidak ingin menyeret lebih banyak orang dalam kepanikan, jadi ia hanya memberitahu beberapa orang soal Jina yang telah menghilang.

Tindakannya memicu kepanikan. Emosi Yeon Bora sudah diduga Soocheol, sebab gadis itu memang cukup dekat dengan Jina. Tapi, di antara orang-orang yang Soocheol beritahu, muncul orang tidak terduga yang justru mengungkap sebuah fakta yang tidak pernah Soocheol ketahui.

"Jina, sungguh menghilang?" Kim Chiyeol bertanya dengan ekspresi terkejut. Bola matanya membola kecil, namun dari pada itu, Soocheol menangakap kecemasan yang berbeda dari lelaki itu.

"Tidak mungkin..." Kim Chiyeol bergumam, menatap ke bawah dengan agak linglung. "Jadi, perkataannya waktu itu sungguhan."

Sayangnya, Chiyeol tidak sadar, bahwa Nara berada disampingnya dan selalu memperhatikannya. Maka, ketika Nara mendengar gumaman Pacar nya tersebut dan merasa penasaran. Nara pun bertanya.

"Chiyeol? Apa maksudmu? Apa Jina mengatakan sesuatu padamu sebelum dia menghilang?"

Pertanyaan Nara tidak hanya mengambil atensi Chiyeol, tapi juga mereka yang berkumpul di cafe malam itu. Soocheol, Bora, Youngshin, Yeonju, dan Soyeon. Orang-orang yang cukup dekat dengan Jina ada di sana, pandangan mereka tertuju ke arah Chiyeol.

Chiyeol mengejrap kecil, menipiskan bibir dan diam-diam merutuk. Tapi, sebuah pikiran seolah mendorongnya. Jina telah menghilang, dan karena gadis itu tidak bisa ditemukan dimana pun, Chiyeol memiliki pemikiran, kemana tempat gadis itu bisa pergi.

Jika apa yang Jina katakan padanya waktu itu adalah kebenaran, dan saat ini saat gadis itu menghilang, Chiyeol jadi dilema. Haruskah, Chiyeol memberitahu mereka tentang kebenaran sekarang.

"Yak, Kimchi!" bentak Bora. Alis gadis itu sudah menekuk, mulai kesal.

"Chiyeol," tegur Nara.

"Ada apa? Katakan pada kami," desak Yeonju.

"Jina sungguh memberitahu sesuatu padamu sebelum dia menghilang?" tanya Soyeon.

"Ayo katakan, Kimchi. Beritahu kami jika Jina sungguh bilang padamu dia pergi kemana," kata Youngshin.

Chiyeol mengeluh pelan, tidak tahan dengan desakan mereka, sampai pandangannya bersibobrok dengan tatapan tajam Soocheol. Chiyeol mengeluh lagi, bisa merasakan sedikit beban di pikirannya yang dilanda bimbang. Namun, di saat itu, tangan Nara yang mengambil alih sebelah tangannya dan mengenggamnya lembut, sedikit mengurangi beban tersebut, dan Chiyeol perlahan bisa merasakan ketenangan lagi.

Menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Chiyeol menatap satu-persatu wajah-wajah penasaran dan menunut disekitarnya, hingga akhirnya ia mulai buka suara dan mengatakan apa yang ia ketahui.

"Sebelum itu. Soocheol, kau juga tahu kan, soal kemampuan Jina yang bisa melihat masa depan..."

"Jina bisa melihat masa depan?" tanya Soyeon, menyerobot, wajahnya mengeruh bingung. Yang lain memasang ekspresi serupa kecuali, Soocheol.

Soocheol bersitatatap dengan Youngshin sejenak sebelum kembali pada Kimchi. Ia kemudian mengangguk pelan. "Ada apa soal itu?"

"Itu bohong. Jina tahu apa yang akan terjadi, tapi bukan karena ia punya kemampuan bisa melihat masa depan," terang Kimchi.

Alis Soocheol tertekuk. "Apa maksudmu?"

"Tunggu!" sela Bora gusar. "Sebelum aku makin bingung. Jelaskan dulu apa yang kalian maksud dengan Jina bisa melihat masa depan?"

"Maksudnya, Jina punya kemampuan meramal masa depan?" tanya Soyeon.

"Kalian serius?" Mata Yeonju membelakak lebar karena terkejut.

"Ya, Soocheol. Kau tahu tentang itu?" tanya Youngshin.

Soocheol dan Chiyeol membagi tatapan, kemudian sama-sama mengeluh pelan.

"Yang kutahu hanya itu, tapi barusan ada yang bilang kalau itu adalah kebohongan." Soocheol melirik Chiyeol sekilas.

"Tolong jelaskan dan buat aku mengerti. Kalian menyembunyikan sesuatu dari kami?" Bora tampak sebal, dia menatap antara Soocheol dan Chiyeol bergantian dengan sorot meminta penjelasan.

Soocheol mengerang kesal, makin frustasi. Dia hanya ingin mencari Jina, tapi sesuatu justru menariknya ke dalam situasi yang lebih rumit.

Prihatin melihat Soocheol, Chiyeol akhirnya mengambil inisiatif untuk menjadi orang yang menjelaskan.

"Selama perang, Jina mengaku padaku kalau dia mengetahui apa yang akan terjadi selama perang. Jina memberitahuku dihari saat pelatihan mililiter untuk kelas 12 diumumkan di tv nasional..."

Soocheol agak tertengun mendengar pengakuan Chiyeol. Rupanya, lelaki itu sudah tahu kebenarannya sejak awal, jauh dari hari sebelum Soocheol mengetahuinya. Bahkan Jina memberitahunya sendiri, tidak seperti Soocheol yang diberitahu hanya karena tidak sengaja mendengar.

Jika Soocheol tidak sengaja mendengar percakapan Jina dan Chiyeol hari itu, apakah sampai hari ini, dirinya tetap akan jadi orang bodoh yang tidak tahu apa-apa?

___

_To Be Continued_

ᴅᴀs: ʙᴜᴛᴛᴇʀғʟʏ ᴇғғᴇᴄᴛ ✓Where stories live. Discover now