03. He Made A Flutter

549 74 1
                                    

"Baiklah. Sekian untuk hari ini. Pastikan kalian menyerahkan tugas kalian pekan depan."

Semua Mahasiswa mulai beranjak dari tempat duduk mereka, termasuk Younghoon yang segera menutup laptopnya dan ikut beranjak pergi keluar dari kelas.

"Younghoon-na!"

Lelaki itu menoleh, melihat dua gadis sudah berdiri di belakangnya dengan senyum terulas di wajah mereka. Satu gadis berambut panjang memakai bandou putih, yang satu juga berambut panjang dikuncir setengah dan memakai pita hitam.

Younghoon segera memasang ekspresi datar, melemparkan tatapan dingin. Tapi tampaknya satu dari dua gadis tersebut sama sekali tidak terpengaruh.

Gadis dengan pita hitam, masih berdiri disana dengan senyum terbaiknya. "Younghoon-na, bisakah kau membantuku?"

Younghoon menaikan alis, memberikan gestur bertanya.

"Soal tugas yang di berikan Profesor Park tadi. Aku belum terlalu paham, bisakah kau mengajariku?" Gadis itu mengejrap-ngejarpkan mata, memasang ekspresi memelas.

Younghoon makin mengeruhkan ekspresi wajahnya, dengan jelas menunjukan tanda bahwa dia risih. "Dia bisa mengajarimu," kata Younghoon, mendong gadis berbandou putih.

Orang yang dimaksud segera mengibaskan tangan dan menggeleng cepat, lantas terkekeh canggung. "Aku juga tidak paham," katanya.

"Woonhee tidak bisa mengajariku. Bisakah kau membantu, Younghoon?" Gadis itu membujuk, masih dengan ekspresi memelas. Ia meraih lengan Younghoon.

"Kenapa harus aku?"

"Karena kau mahasiswa paling pintar di kelas. Ya, Younghoon, bantu aku ya?"

"Maaf, tapi aku tidak bisa. Minta bantuan saja pada yang lain," balas Younghoon acuh, lantas menyingkirkan tangan gadis tersebut dari lengannya. Ia lalu segera beranjak pergi, melanjutkan langkah yang sempat tertunda. Meninggalkan dua gadis tadi yang masih berdiri di sana sembari menatap kepergiannya.

Woonhee, gadis berbandou putih, mendengus keras, mencibir. "Lihat. Sudah kubilang tidak akan berhasil."

"Sial, kenapa dia begitu dingin?" sungut Kim Byul, gadis yang mengenakan pita hitam.

"Dia orang yang menyebalkan dan sombong. Kenapa pula kau bisa suka padanya?" Woonhee bertanya, heran dengan selera temannya.

Mereka mulai berjalan meninggalkan lorong gedung, masih sambil mengobrol.

"Karena bagiku, dia menarik," jawab Kim Byul.

Woonhee terkekeh tidak percaya. "Astaga. Dasar aneh," katanya, geleng-geleng kepala.

°•°•°

Kelas tadi adalah yang terakhir hari ini, jadi Younghoon berniat untuk langsung pulang. Tapi lagi-lagi ada yang menyergahnya di perjalanan.

Kali ini dua orang cowok. Younghoon mengenal mereka, bisa di bilang juga cukup dekat karena satu fakultas dan banyak mengambil kelas yang sama. Mereka Kim Dongwook dan Lee Minseok.

"Ya, kelasmu sudah selesai?" tanya Dongwook, basa-basi. Ia merangkul bahu Younghoon akrab.

"Apa mau kalian?" Tanya Younghoon, mendelik curiga.

Minseok dan Dongwook saling pandang, lantas sama-sama membagi senyum mencurigakan. Younghoon menyipitkan mata, merasa tidak enak.

Sejurus kemudian, kedua cowok itu membawa Younghoon, menyeretnya paksa masuk ke dalam taksi. Lantas tanpa persetujuan Younghoon, mereka mengajaknya pergi ke sebuah cafe.

"Katakan padaku untuk apa ini sebelum kutendang kalian satu-satu," kata Younghoon penuh kecam.

Dongwook, kemudian langsung menjawab dengan lugas, "kencan buta."

ᴅᴀs: ʙᴜᴛᴛᴇʀғʟʏ ᴇғғᴇᴄᴛ ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin