BAB 6. Otak selangkangan

546 12 2
                                    

Sebelum memutar tubuh hendak meninggalkan rumah orangtua Hera, Affandi tak sengaja melihat Hera ternyata masih memperhatikannya dari balik jendela rumah. Bibirnya melengkung membentuk senyuman, kulitnya yang putih pun membuat rona di pipinya jadi terlihat jelas kala hatinya sedang berbunga-bunga.

Diperhatikan Hera secara diam-diam, membuat Affandi merasa sangat senang. Pria itu merasa mendapatkan lampu hijau dari seorang gadis yang pertama kali dia temui di rumah sakit, tepat di kamar rawat inap istrinya, Adelia.

Dia melambaikan tangan ke arah Hera sambil mengulas senyum, lalu pergi meninggalkan rumah keluarga Hera.

Sementara itu, sepasang mata bulat Hera membeliak saat ketahuan Affandi kalau dia diam-diam memerhatikan dari balik jendela rumah. Dia merasa terkejut karena Affandi menyadarinya, namun di detik berikutnya bibir Hera malah melengkung membentuk senyuman.

“Pasti kamu kesenangan kan, Mas?” batin Adelia.

“Aku yakin kamu pasti jadi kegeeran karena dilihatin aku yang kamu kira Hera,” batinnya lagi kemudian terkekeh.

"Hera. Kamu kenapa masih di sini?"

Lagi-lagi Hera tersentak karena ketahuan, kali ini Eti, Mama tirinya.

"Emm... Aku cuma lagi cari jepit rambut, Ma. Pasti ada di sekitar sini, atau mungkin jatuh di luar." Adelia mengederkannpandangannya ke bawah, berpura-pura mencari aksesoris rambut yang sebenarnya memang tidak ada.

Mulut Eti membentuk huruf 'o' kecil sambil mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Kalo kamu udah temuin jepit rambutnya, langsung cuci kaki terus tidur ya. Jangan sampe kantung mata kamu hitam, nanti pria tadi enggak mau nganterin kamu lagi," ucapnya sebelum berlalu dari hadapan Hera.

Adelia berdecih dalam hati melihat Mama tiri pemilik raga yang sedang ditempati ini. Perhatian pada Hera karena ingin Hera tetap menarik di mata Affandi, pria yang mudah jatuh cinta pada wanita mana saja, yang penting cantik.

Di tempat yang berbeda, Affandi bersiul memasuki rumah. Merasa senang karena dia pikir Hera juga tertarik padanya, juga Mamanya yang menerimanya dengan senang hati. Ya walaupun ada Hendra, yang terlihat tidak senang melihat keberadaannya di rumah saat mengantar Hera tadi.

Langkah Affandi terhenti ketika tatapannya mengarah pada Keisya yang masih tertidur di sofa ruang tengah. Dia berjalan ke arah Keisya lantas membawanya masuk ke kamar dengan menggendongnya ala bridal style.

Bayangan wajah Hera yang sedang tersenyum muncul begitu saja di pikiran Affandi, membuatnya jadi bertanya-tanya bagaimana rasanya jika dia bermain dengan Hera di atas ranjang begitu panas. Pasti jauh lebih menyenangkan melakukannya bersama Hera dari pada Keisya, pikirnya.

Pandangan Affandi pada Keisya kini telah dipenuhi kabut ga*rah, setelah tubuh wanita muda yang sedang hamil itu dia turunkan di atas kasur.

Dilepasnya kancing piyama Keisya satu persatu sambil mencium bibirnya, tentu hal yang dia lakukan tersebut membuat Keisya merasa tidak nyaman. Namun, Affandi tidak peduli sama sekali.

“Om... Ngantuk. Aku gak mood,” ucap Keisya sadar, tapi malas membuka matanya karena benar-benar mengantuk.

"Tapi Om tiba-tiba pengen, Kei," ujar Affandi. Dia menginginkannya bersama Hera, namun hal tersebut tidak mungkin bisa dia lakukan. Jadi, bersama Keisya pun tak masalah.

Sayangnya, Keisya tak mau menghiraukannya karena merasa sangat ngantuk hingga akhirnya Affandi menyerah. Dia tidak akan merasa puas bila main sendirian, pikirnya dia serasa bermain dengan boneka. Dan dia tak mau melakukannya.

"Hem. Ya udah, Kei. Mimpi indah, Baby," ucap Affandi sambil mengelus lembut pipi Keisya, setelahnya dia berlalu dari kamar Keisya.

Sebenarnya Affandi boleh-boleh saja tidur di kamar yang sama dengan Keisya karena tidak ada kamera pengawas di dalam rumah ini. Hanya saja, dia merasa khawatir ada Rini atau keluarga dari Adelia yang tiba-tiba datang ke rumah ini tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Sebab, kunci cadangan rumah ini ada pada Dahlia, Mamanya Adelia— setelah Adelia mengalami kecelakaan.

Gundik Di RumahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang