First Sight at the Fair

52 6 2
                                    

Sinar mentari yang sudah tergantikan oleh bulan cukup menerangi kegelapan kota, lampu jalanan yang semula padam pun kini sudah menyala di sepanjang jalan.

Semua orang tampak pulang ke rumah masing-masing, mengistirahatkan diri sebab merasa lelah melakukan aktivitas seharian ini.

Tetapi berbeda dengan salah satu mahasiswa yang masih betah berada di dalam kampus ini, setelah mengikuti rapat organisasi, ia memilih untuk bersantai di ruangan dan belum ada niatan untuk pulang ke kamar kost.

Akhirnya, salah satu temannya menegur. Menanyakan sesuatu kepada lelaki itu.

"Bisma, masih betah aja lo di kampus. Enggak ke mana-mana? Sebentar lagi tahun baru, masa diem-diem aja di sini? Temen-temen yang lain aja udah pada balik, tuh."

Bisma menoleh, ia menghela napas gusar. "Bingung mau ke mana, lagian juga cuma tahun baru. Paling liat kembang api terus ngucapin selamat tahun baru. Udah, kan?"

Iya juga, sih. Tapi untuk sebagian orang, merayakan tahun baru adalah sebuah momen di mana mereka bisa berharap untuk menjadi sosok manusia yang lebih baik lagi dari tahun-tahun selanjutnya.

"Kenapa enggak nyoba ke pasar malam aja? Gue denger, ada festival kembang api di sana. Siapa tau lo kepincut sama salah satu cewek di sana." Setelah memikirkan ucapan temannya itu, Bisma sedikit tertarik untuk mengunjungi.

"Ide yang bagus! Gue cabut dulu, ya? Makasih idenya, bro!" Lelaki itu memberikan jempol, selanjutnya memilih pulang karena ada janji dengan sang kekasih.

Kini Bisma sudah mengeluarkan motornya dari tempat parkir, ia segera menarik gas dan masuk ke dalam jalanan yang masih padat.

Maklum, malam tahun baru ini membuat sebagian orang memilih berada di luar ruangan. Entah untuk makan-makan, atau sekadar melihat pesta kembang api.

Setelah sampai ke pasar malam yang temannya itu katakan, Bisma segera turun dari motor miliknya. Ia segera masuk ke dalam untuk melihat-lihat.

Terlihat banyak sekali orang yang ada di dalam sana, hal itu tentu tak membuat semangat Bisma turun.

Bisma memilih mengitari toko yang ada, melihat anak kecil yang tengah bermain bersama teman-temannya dan tak lupa merasakan berbagai jajanan yang ada.

Melihat itu semua, inner child Bisma seperti meminta dipuaskan. Akhirnya lelaki itu mencari berbagai hal yang membuat dirinya senang.

"Gila! Jarang banget gue ke sini. Sekalinya ke sini malah makan jajan sebanyak ini," monolognya menertawakan diri sendiri.

Beberapa jajanan sudah dirinya makan, sampai-sampai ia merasa kenyang dengan hal itu.

Setelah merasa semua jajanan habis, Bisma memilih pergi ke salah satu toko yang menjual berbagai macam aksesoris. Rasa-rasanya, Bisma ingin membeli semua hal yang dirinya sukai.

Tapi mengingat jika uang bulanan belum di transfer oleh orang tuanya serta dirinya yang belum mendapatkan gaji, lelaki itu mengurungkan niatnya, mungkin ia akan memutari toko-toko itu saja.

Karena perayaan tahun baru masih beberapa jam lagi, lelaki itu memilih duduk di salah satu bangku. Ia akan sedikit mengerjakan sesuatu di ponsel miliknya.

Niatnya, ia ingin menaiki sebuah bianglala. Sepertinya melihat festival kembang api dari atas sedikit lebih indah.

Tetapi ia harus menunggu, tentunya agar mendapatkan hasil yang bagus. Tak lupa juga dirinya menyeting kamera yang ia bawa dari kampus.

First Sight at the Fair [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang