JDM 04 - Mimpi Buruk

9 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Doa di sepertiga malam ibarat anak panah yang tepat sasaran."

(Imam Syafi'i)

-Jati Diri Muslimah-
By : AzizahAnugrah3

***

Alicia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia sedang berada di sebuah tempat indah yang ditumbuhi banyak tumbuhan hijau dan bunga-bunga nan cantik. Tempat ini adalah tempat favoritnya sewaktu kecil. Tempat ia biasa menghabiskan waktu bersama mama dan papanya.

"Alicia." Panggilan lembut itu membuat Alicia menoleh. Seorang wanita setengah baya berjalan ke arahnya dengan senyum manis yang meneduhkan.

Alicia mengerjapkan mata berkali-kali, tak percaya dengan apa yang ia lihat. Namun semakin wanita itu mendekat, wajahnya semakin terlihat jelas. "Mama?"

"Iya, Nak, ini Mama, kemari lah!"

Alicia menghampiri wanita itu. Dia benar mamanya, wanita hebat yang telah melahirkannya ke dunia. Alicia pun berhambur ke pelukan sang mama. "Ma, Alic rindu," ucapnya dengan nada sendu.

"Mama juga merindukanmu, Nak." Reno balas memeluk sang putri. Ibu dan anak itu saling menumpahkan rasa rindu mereka.

"Alicia." Suara bariton yang amat familiar itu melerai pelukan Alicia pada sang mama. Mata Alicia berkaca-kaca saat melihat pria setelah baya yang menjadi cinta pertamanya tersenyum hangat padanya.

"Papa," lirih Alicia seraya memeluk sang papa. Johan membalas pelukan sang putri sembari mengelus rambut putri semata wayangnya.

"Alic rindu sama Papa."

"Papa juga, Nak."

"Papa dan Mama nggak marah lagi kan sama Alic?" tanya Alicia hati-hati setelah melerai pelukannya dengan sang papa.

"Tidak, Nak, kami tidak pernah marah padamu," jawab Reno.

"Iya, Nak. Kamu adalah buah hati kami, permata hati kami, pelipur lara kami. Mana mungkin kami marah padamu? Kami sangat menyayangimu, Nak," timpal Johan.

Alicia tersenyum sumringah. Rasanya tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan, tapi melihat aura kedua orangtuanya yang lembut dan penuh kasih sayang padanya sudah membuat Alicia senang.

"Ayo, Nak, kita jalan-jalan! Sudah lama kan kita tidak jalan-jalan bersama?"

"Iya, Ma, ayo!"

Alicia menggandeng tangan kedua orangtuanya dengan semangat. Ayah, ibu dan anak itu berjalan menyusuri area taman yang hanya dihuni oleh mereka bertiga. Canda dan tawa melengkapi kebahagiaan keluarga kecil itu.

Tanpa terasa, langkah mereka terhenti tepat di depan tempat beribadah umat Kristen. Alicia yang baru sadar merasa heran mengapa mereka bisa sampai di sana.

"Kenapa kita ke sini, Ma, Pa?"

"Waktunya beribadah, sayang. Ayo kita masuk!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 21 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jati Diri Muslimah Where stories live. Discover now