JDM 02 - Keluarga Baru

21 8 6
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Ketika seseorang memutuskan untuk hijrah, maka akan banyak ujian dan cobaan yang harus ia lalui. Ujian itu diberikan bukan karena Allah tak peduli, tapi semata-mata sebagai bentuk kasih sayang Allah padanya."

-Jati Diri Muslimah-
By : AzizahAnugrah3

***

Pagi hari ini dokter sudah membolehkan Alicia untuk pulang. Kondisinya sudah stabil. Hati Alicia pun sudah cukup tenang, tak sekalut kemarin. Selepas sholat subuh, Alicia kembali menyimak Siti memuraja'ah hafalannya. Kedamaian semakin Alicia rasakan saat telinganya mendengarkan ayat-ayat Allah. Sejenak Alicia lupa dengan rasa sesak yang kemarin ia rasakan akibat ulah orangtuanya.

Sesuai kesepakatan kemarin, untuk sementara waktu Alicia akan tinggal di rumah keluarga Siti. Pak Hussein dan Bu Salma-orangtua Siti dan Fatih pagi-pagi sekali sudah datang untuk menjenguk Alicia sekaligus menjemputnya. Mereka sangatlah ramah, menjadikan Alicia merasa nyaman berinteraksi dengan mereka.

Tepat pada pukul 08.10 WIB, setelah mengurus segala administrasi dan meminta izin pada dokter yang menangani Alicia, mereka pun pulang. Namun, di tengah perjalanan mereka memutuskan mampir dulu ke toko baju untuk membeli beberapa helai pakaian Alicia. Alicia awalnya menolak karena merasa sungkan, tapi mereka tetap bersikeras hingga Alicia hanya bisa manut saja.

Tak membutuhkan waktu lama, pukul 09.25 WIB, mereka telah sampai di kediaman keluarga Hussein. Rumah bercat hijau itu tampak sederhana, tidak semewah rumah lama Alicia, tapi tumbuhan hijau dan bunga yang menghiasi halaman rumah itu menyejukkan mata siapa saja yang memandangnya.

"Welcome to home, Alicia. Anggap aja rumah sendiri. Semoga kamu betah," ucap Siti penuh semangat. Alicia hanya tersenyum menanggapi sahabatnya.

Pak Hussein membuka pintu rumah. Ruang tamu yang tertata rapi langsung menyambut mereka. Dalam hati, Alicia berdecak kagum. Rumah ini memang tidak seluas rumah lamanya, tapi cukup nyaman untuk ditempati. Apalagi saat pandangan Alicia tak sengaja melihat sebuah ukiran kaligrafi nan indah terpajang di dinding rumah.

Aroma masakan yang lezat menyambut indera penciuman mereka. "Bunda masak oseng cumi, ya?" Tanya Siti mewakili semuanya.

Salma tersenyum seraya mengelus puncak kepala putri bungsunya. "Iya, sayang. Tadi sebelum ke rumah sakit Bunda nyempetin masak buat sarapan kita. Takutnya nanti nggak keburu masak terus anak-anak Bunda pada lapar."

"Kalau gitu, ayo kita makan! Ayah udah nahan lapar lho dari tadi."

"Kenapa nggak makan duluan aja, Yah?"

"Nggak boleh sama Bundamu. Katanya dia masak spesial untuk anak-anaknya aja, bukan untuk Ayah."

"Mas!" Salma melotot pada suaminya yang terlalu berterus terang.

"Hehe, bercanda sayaaaang." Semua yang ada di sana terkekeh dengan tingkah Hussein. Ternyata sifat Siti yang suka jail itu adalah turunan dari ayahnya. Pantas saja. Memang benar pepatah yang mengatakan bahwa buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.

Salma mengajak mereka semua ke ruang makan untuk sarapan. Dibantu Siti juga Alicia, ketiga perempuan itu sibuk menyiapkan peralatan makan. Sementara Hussein dan Fatih yang sedari tadi lebih banyak diam sudah standby di meja makan.

"Maaf kalau saya banyak merepotkan, Tante," ujar Alicia masih merasa sungkan. Ini memang kali pertama Alicia berada di rumah Siti. Saat mereka masih SMP dulu, Alicia lebih sering mengajak Siti bermain di rumahnya. Itulah alasan mengapa Alicia merasa sungkan karena ia baru mengenal keluarga sahabatnya.

Jati Diri Muslimah Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt