3

22 1 0
                                    

"Venusia Phytagoras Hazel, mau kamu apa?"

"Hah?" beo Venus.

Wanita itu tak paham arah pembicaraan Argon. Terlebih kata 'kamu' yang baru saja keluar dari mulut Argon membuat Venus gagal fokus. Apakah pria itu menggunakan sebutan aku-kamu sekarang kepada Venus?

"Saya liat kamu belum ngisi jurusan kuliah yang mau kamu tuju. Masih bingung?"

Bodoh jika Venus menganggap dirinya spesial. Nyatanya Argon hanya berperan selayaknya mentor yang baik sekarang menggunakan bahasa yang baik dan benar. Ingin sekali Venus kecewa tetapi ia tak memiliki hak untuk itu.

"Iya kak, saya masih bingung."

"Ini ada referensi jurusan buat kamu," ucap Argon seraya memberikan kertas berisi rekomendasi jurusan. Perlu digaris bawahi bahwa bukan hanya Venus yang mendapatkan kertas itu melainkan seluruh murid.

Venus hanya menghembuskan napasnya melihat kertas yang penuh tulisan itu. Gue emang nggak boleh baper sama Kak Argon.

***

"Kita mau kemana?"

"Nanti juga lo tau."

Sudah satu jam Venus dan Fay berjalan-jalan mengelilingi mall. Jujur Venus sudah sangat lelah mengikuti temannya itu. Namun Fay sepertinya masih belum lelah. Wanita itu berhenti di salah satu toko pakaian yang sedang ramai. Sebenarnya Venus sama sekali tak menyukai tempat ramai seperti ini tetapi ia tak dapat menolak permintaan Fay.

Mereka berjalan menuju salah satu rak cardigan yang tersedia di toko itu. Kedua netra Fay tertuju pada sebuah kardigan rajut dengan motif cherry yang terlihat lucu menurutnya.

 Kedua netra Fay tertuju pada sebuah kardigan rajut dengan motif cherry yang terlihat lucu menurutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini bagus nggak sih, Ven. Lucu banget deh ada cherrynya."

Venus hanya mengangguki ucapan Fay. Ia akan mengiyakan semua ucapan Fay agar cepat terbebas dari tempat yang membuatnya pening ini. Namun respon Venus membuat Fay kesal.

"Lo mah ngangguk-ngangguk mulu dari tadi. Lihat dulu kek yang bener bagus nggak. Motifnya lo suka juga nggak kan bukan cuma gue yang bakal make nanti. Lo juga bakalan pake kardigan yang sama kayak gue, Venusia!"

"Iya nih gue liat," ucap Venus dengan tatapan jengah. "Bagus kok, ukurannya juga oversize jadi pas di gue. Udah kan, ya udah langsung beli nggak pake lama."

Fay berdecak dan membawa dua kardigan dengan motif yang sama ke arah kasir. Sedangkan Venus memilih untuk keluar dari toko itu dan menunggu sahabatnya di bangku yang tak jauh dari toko.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Fay datang dengan paperbag yang mengalung di tangan wanita itu. Namun yang menjadi perhatian Venus adalah orang yang berjalan di samping Fay. Seorang pria yang Venus kenal betul. Kak Argon? Ngapain dia di sini?

"Udah lama nunggu ya?" tanya Argon membuyarkan lamunan Venus.

"Eh, nggak kok kak," jawab Venus salah tingkah. Ia beralih menatap Fay, "Udah selesai?"

HOURGLASS [ON-GOING]Where stories live. Discover now