1

71 3 0
                                    

Hidup berdampingan dengan orang lain itu melelahkan. Berinteraksi dengan orang-orang baru, bercengkrama serta melakukan hal-hal bersama memang bukanlah aktivitas yang berat, tetapi tetap saja hal itu sungguh melelahkan bagi seorang introvert. Berdiam diri di kamar merupakan cara yang ampuh untuk mengembalikan energinya.

"Venus, kamu ini kenapa nak? Udah malem kok lampunya nggak dinyalain?"

Terkadang Ivy heran dengan tingkah laku anaknya ini. Bagaimana bisa Venus betah dalam ruangan gelap ini? Namun tanpa basa-basi lagi, ia berjalan menuju saklar dan menyalakan lampu kamar Venus. "Ayo sekarang siap-siap," perintahnya.

"Siap-siap kemana?" beo Venus.

"Kamu lupa kalau malam ini kita ada janji sama temennya ayah? Ayo bangun terus siap-siap."

Benar, Venus sampai lupa jika malam ini ia harus menemani orang tuanya menemui kolega ayahnya. Tak ada semangat sedikitipun dalam diri Venus. Ia mengeluarkan tatapan memelasnya, "Apa Venus juga harus ikut bun?"

Ivy menghela napas, "Iyalah nak kan anak bunda sama ayah cuma kamu. Udah ya pokoknya bunda kesini lagi kamu udah harus siap. Pakai baju yang bunda beliin tadi," jelasnya sebelum meninggalkan kamar.

Dengan berat hati Venuspun bersiap sesuai perintah ibunya. Sebagai anak tunggal, Venus memang sering ikut ke acara orang tuanya tetapi malam ini ia benar-benar ingin di kamar saja. Ia sungguh tak siap jika harus menghadapi rasa bosan ketika menemani kedua orang tuanya. Huft, jika saja ia dapat menolak.

Seperti biasa, Venus tak pernah percaya diri dengan penampilannya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Seperti biasa, Venus tak pernah percaya diri dengan penampilannya. Bahkan dres biru tua dengan motif batik yang begitu indah pun tak mampu membuat Venus tersenyum. Ia terus merasa bahwa dirinya jelek entah seberapa bagus pakaian yang ia gunakan. Mungkin karena berat badannya yang membuatnya kurang percaya diri.

Venus larut dalam pikirannya hingga tak sadar jika mobil yang dikendarai ayahnya telah sampai di depan sebuah mansion bernuansa klasik yang didominasi oleh warna putih. Kedatangan mereka langsung disambut oleh beberapa pria berjas hitam dengan perawakan gagah.

"Mari saya antarkan tuan dan nyonya."

Salah satu pengawal itu mengantarkan keluarga Glen menuju rooftop, dimana sudah ada sang tuan rumah di sana. Galaksi dan Flora langsung menyambut kedatangan kolega mereka dengan senyuman dan mempersilahkan tamunya untuk duduk.

"Gimana kabarnya jeng? udah lama ya nggak ketemu," ucap Flora mengawali obrolan.para wanita diseberang suami dan rekannya yang sudah membahas masalah pekerjaan.

Ivy tersenyum, "Baik, iya udah lama ya nggak ketemu terakhir kayaknya waktu anak-anak masih kecil ya."

Venus hanya diam mendengarkan seraya mengingat pertemuan mereka. Namun sepertinya ia sama sekali tak mengingat orang-orang ini, mungkin karena ia masih terlalu kecil pada saat itu.

"Ah iya, Ini Venus kan? Sudah besar sekarang, tambah cantik seperti bundanya."

Venus tersenyum kik-kuk mendengar pujian Flora. Ia pikir mereka akan mengobrol tanpa melibatkan dirinya. Ternyata ia salah, Flora juga mengajak nya mengobrol, sungguh ia tak bisa berbasa-basi.

HOURGLASS [ON-GOING]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن