Studio The Dream||

129 20 9
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAPPY READING 👻🌱

------------------------------------------------------------

    Di sebuah rumah modern minimalis atau kerap disebut studio The Dream berlantaikan 3. Sekarang atau lebih tepatnya pukul 19.59, kini sudah ada beberapa orang berada di lantai bawah studio di ruang tamu.

"Oh ya bang, bang Dimas dari kapan dapat benda paku kaya gini bang?" tanya Haikal yang sedang memegang sekotak paku di dalamnya.

      Dimas yang awalnya masih fokus ke hp nya, sekarang teralihkan akan pertanyaan seorang serta menengok ke sebelahnya yang terdapat Haikal yang kini sedang memandang paku di dalam kotak itu.

"Baru dua hari yang lalu, lebih tepatnya sebelum shooting sih. Kenapa emang" ujar Dimas.

"Kaga napa-napa sih bang, gue takutnya ada apa-apa gitu bang"

"bang Dimas tar buat air putih yang sudah di do'a in aja kali ya bang, tar coba di kasih ke tim editor sama kru besok. Buat jaga-jaga kalau ada apa-apa" saran Haikal.

"Boleh itu, tar kita bahas sama yang lain aja sekalian di sini, sambil nunggu yang lain" ucap Dimas.

"Iya nih, si Cahya sama si Jisung ga sampe-sampe, kaga on time sekali" dumel Haikal.

Bang Dimas yang mendengar cibiran Haikal pun hanya tertawa kecil "Tunggu aja dah disini kata Mark juga ada perlu bentar tadi sekali nunggu Mark juga, atau ke dapur sana tadi kayaknya abang liat Renjun di dapur" ujar Dimas.

"Lah sejak kapan, gue aja liat dia pas tadi sampe ke sini doang habis itu ilang entah tau dimana. Rupanya ke arah daput toh"

"Kalo gitu gue ke bang Renal yah bang, mau nitip kopi ga bang biar sekalian gue buatin?" tanya Haikal e bang Dimas.

Dimas yang mendengar tawaran anak tersebut menjawab "Boleh deh, biar ga ngantuk, satu ya chan" ucap Dimas.

     Haikal mendengar jawaban bang Dimas hanya meng angguk-anggukkan kepalanya dan tangannya membetuk isyarat 'Ok' dan berjalan meninggalkan vang Dimas yang berbeda di ruang tamu tersebut.

—-------

     Di bagian dapur sekarang sudah ada Renjun yang masih bergulat denga per teh han nya. Dia memang gemar sekali meminum teh padahal sudah pernah di tegur oleh mamanya karna jarang meminum air putih.

"Bang" sapa Haikal.

'Astaghfirullah'

Renal yang mendengar sapaan tersebut secara tiba-tiba hanya bisa mengelus dada karena kaget, "his … lo ya kal, bisa ga sih kalo nyapa itu ga usah buat kaget tin, kan bisa salam gitu"

" Gue getok juga lu pake ni sendok" ucap sinis Renal.

"Hehehe. Ya maaf bang kan gue kaga tau, lo juga napa diem bae di sini sambil liatin secangkir teh lagi"

"Lagi jampi-jampi lo" ucap Haikal.

"Semenit aja, ya tolong. gue tuker juga lu ama tempe mendoan mbok Imah"

" Napa lu kesini, sono lu jauh-jauh dari gue, bikin darah tinggi gue naik aja" dumel Renal.

"Ga papa dong, gue punya darah rendah dan lu punya darah tinggi, jadi kita cocok saling melengkapi iya kan abang sayang" ucap manja Haikal.

"Sono lo ke atas aja sana, sama yang lain, hus hus pergi sono" usir Renal.

"Ya~ abang ko Ekal di usir, Ekal kan mau sama abang" ujar sedih Haikal serta mengerucutkan bibirnya dengan muka sedih.

Kisah The Dream Misteri ||Where stories live. Discover now