RAIN

226 162 124
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Gemuruh petir menyambar diikuti dengan rintik air yang turun dengan deras membasahi bumi. Seorang gadis yang tengah berdiri di halte bus berdecak kesal karena ia sudah berdiri disana selama satu jam tetapi bus tak kunjung datang, ditambah dengan percikan air hujan yang mengenai dirinya membuat gadis itu semakin kesal.

satu jam telah berlalu, dan hujan sudah mereda. Gadis itu melirik kearah arlojinya yang melingkar di pergelangan tangan, ia mendengus sekarang sudah pukul 16.59 yang menandakan ia sudah berdiri disana selama tiga jam dan bus tak kunjung datang.

Gadis itu mengerutuki dirinya karena menolak tawaran sang kakak untuk menjemputnya. Bukan tanpa alasan ia menolak tawaran itu, ia sedang kesal dengan sang kakak karena masalah tempo hari. Sang kakak menghabiskan martabak miliknya tanpa menyisihkan sepotong pun, padahal sang ibunda membelikan martabak itu untuknya.

Tiba-tiba, suara klakson motor memasuki indra pendengaran gadis itu. Ia menatap tajam kearah motor yang terparkir didepan matanya, sedangkan insan yang di tatap menampakkan cengiran khasnya. Insan tersebut turun dari motornya dan menghampiri gadis itu.

"Ayo pulang, udah dicariin sama bunda"

"Ini udah mau pulang, nunggu bus datang"

Gadis itu acuh, ia sangat kesal dengan insan yang berada di sampingnya saat ini, sangat sangat kesal. Insan itu terkekeh, ia sangat kasihan pada gadis itu karena ia belum pernah menaiki bus, jadi mana mungkin gadis itu tau jadwal bus datang.

"Mana ada bus jam segini Zazaa"

Ia tak mempercayai insan yang berada di sebelahnya, gadis yang di sebut 'Zaza' itu lebih memilih untuk diam dan melihat sisi kanan kiri jalanan berharap sebuah bus muncul dan melintas dari sana.

Gadis itu adalah Zabiru Atlana Chandara, dan Insan yang berada disebelahnya adalah sang kakak Ryan Savergo Chandara. Mereka adalah dua bersaudara dari keluarga Chandara, Ryan adalah anak pertama dan Zabiru adalah anak kedua. Zabiru dan Ryan memiliki kepribadian yang tak jauh berbeda mereka sama-sama tak mau mengalah. Paras Zabiru dan Ryan tidak jauh berbeda yang membedakan adalah Bentuk wajah Zabiru yang tembem dan Ryan yang rahangnya tegas.

"Dibilangin kok ngeyel, nih lihat bunda udah nelpon lagi. Ayo pulang"

Karena sudah lelah menunggu bus yang tak kunjung datang, dan Zabiru sudah merasa dingin akibat seragamnya yang sedikit basah, ia memutuskan untuk pulang bersama Ryan. Zabiru menaiki motor Ryan yang cukup tinggi, kemudian ia memberi kode bahwa sudah mendapatkan posisi duduk yang nyaman dan aman. mendapatkan kode itu, Ryan langsung melajukan motornya dengan kecepatan normal. Angin sore menerpa wajah cantik nan indah milik Zabiru. Aroma jalanan yang masih basah akibat air hujan yang turun menyeruak masuk kedalam penciuman Zabiru, ia sangat menyukai aroma ini.

Menyadari motor yang di tumpanginya ini tidak mengarah kerumah, Zabiru mengernyit heran. Ryan menghentikan motornya di depan gerobak martabak langganan adik dan bundanya, melihat itu manik mata Zabiru berbinar.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang